Suara.com - Pernyataan Joko Widodo atau Jokowi yang menyebut bahwa presiden boleh kampanye dan memihak dalam pemilu, mengundang respons negatif dari banyak pihak. Perkataan Jokowi tersebut bahkan dinilai sebagai bentuk pelanggaran terhadap aturan UU Pemilu.
Meski begitu Pengamat Politik Haunan Fachry Rohilie menilai ada gimik yang dimainkan Jokowi saat menyampaikan pernyataan tersebut saat berada di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
"Kenapa kemudian Jokowi secara terang-terangan menyatakan akan ikut kampanye? Lebih kepada gimik politik aja. Kalau orang hulu bilang 'ngegap' atau menggertak lawan politik, dalam hal ini pendukung 01 dan 03," ujarnya kepada Suara.com, Kamis (25/1/2024).
Akademisi Universitas Tanjungpura ini curiga isu tersebut sengaja ditampilkan kepada lawan politiknya untuk menunjukan kekuatan politik Jokowi yang mendukung pasangan 02.
"Dan saya lihat, bahwa isu ini sengaja dimainkan dengan meminta Jokowi menyampaikan pernyataan tersebut. Untuk menunjukan kekuatan politik dari Jokowi yg mendukung pasangan 02," ujarnya.
Padahal, menurutnya, tanpa menyatakan bakal kampanye atau cawe-cawe dalam pemilu, publik sudah mempersepsikan bahwa Jokowi akan berjuang dengan segala cara untuk memenangkan pasangan capres-cawapres nomor urut 02.
"Publik tentu sudah mempersepsikan bahwa Jokowi akan menggunakan 'palu gada-nya' untuk memenangkan pasangan 02. Entah turun langsung, atau perubahan-perubahan regulasi yang menguntungkan 02," ujarnya.
Selain itu, ia juga menilai pernyataan Jokowi tersebut bisa juga sebagai pengalihaan isu negatif yang menyerang Gibran usai debat keempat lalu.
"Di sisi lain, isu ini juga dapat dilihat sebagai upaya untuk menekan isu negatif yang menyerang Gibran pasca debat. Karena sentimen negatif yang sangat tinggi terhadap Gibran di media sosial," ucapnya.
Baca Juga: Buntut Jokowi Turun Gunung Ikut Kampanye, TKN Prabowo-Gibran: Kami Senang dan Bergembira
Pernyataan Jokowi
Jokowi sebelumnya menyatakan bahwa setiap orang memiliki hak untuk memihak dan berkampanye, termasuk bagi seorang Presiden. Hal itu ditegaskan Jokowi saat ditanya tanggapannya mengenai menteri yang tidak ada hubungan dengan politik justru jadi tim sukses.
"Hak demokrasi, hak politik setiap orang. Setiap menteri sama saja, presiden itu boleh loh kampanye, boleh loh memihak," kata Jokowi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1/2024).
Meski bisa ikut kampanye, Jokowi menegaskan presiden sekalipun tidak boleh menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan politik atau kampanye.
"Tapi yang paling penting waktu kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara. Boleh kita ini pejabat publik sekaligus pejabat politik, boleh menteri juga boleh," kata Jokowi.
Hal senada ditegaskan Jokowi menanggapi pertanyaan bagaimana memastikan tidak ada konflik kepentingan pejabat negara yang ikut kampanye.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024