Suara.com - Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), Julius Ibrani, memberikan kritiknya terhadap pelaksanaan Pemilu 2024. Menurutnya, Pemilu 2024 ini akan dikenang dengan dua hal yakni media sosial (medsos) dan bantuan sosial (bansos).
Hal itu disampaikan Julius saat menjadi pembicara kala Gerakan Indonedia Adil dan Demokratis (GIAD) menyatakan sikapnya mendesak 30 nama anggota DPR RI segera gulirkan hak angket kecurangan Pemilu 2024 di Kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2024).
Ia menyampaikan, Pemilu 2024 tak bersubstantif lantaran penuh dengan kebobrokan yang terjadi.
"Jadi Pemilu 2024 itu akan dikenang karena dua kata pertama medsos yang kedua bansos," kata Julius.
"Tidak ada yang substantif tetapi di situ kondisi bobroknya kondisinya sistem kita. Bobroknya Pemilu kita dan bobroknya hasilnya," sambungnya.
Ia mengatakan, bobroknya pelaksanaan Pemilu 2024 ditutup dengan sejumlah kejanggalan yang terjadi.
"Yang mana seluruh lembaga survei pada saat jauh sebelum Pemilu mengatakan siapa partai yang menang dan kemudian siapa presiden yang menang. Di situ terjadi coattail effect semuanya nyambung. Kalau milih partainya ini, calon presidennya ini. Kalau milih calon presiden ini partainya ini," tuturnya.
"Dan semuanya buyar. Tidak ada satupun survei sesuai fakta sekarang. Quick count, real count sampai sekarang semuanya berbeda. Presidennya siapa partai yang menang siapa dan jumlahnya selisihnya cukup besar 8 sampai 10 persen ," imbuhnya.
Menurutnya, ada dalam Pemilu 2024 ini keanehan yang terjadi perbedaan suara antara partai pengusung dengan paslonnya di Pilpres.
Baca Juga: KPU: 1.113 TPS Di 430 Kecamatan Sudah Lakukan PSU, PSL Dan PSS
"Itu cuma bisa dijawab dengan kebobrokan sistem. Yang memang sudah secara sistemik struktural di-setting demikian," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024