Suara.com - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla atau JK mengusulkan sistem pemilu di Indonesia kembali ke sistem proporsional tertutup. Usulan itu menindaklanjuti pernyataan JK yang menilai Pemilu 2024 adalah Pemilu terburuk sepanjang sejarah.
"Ini harus kembali kepada sistem pemilu tertutup. Supaya antara calon tinggal diseleksi dulu oleh partai, ini orang yang baik. Bukan hanya orang asal terkenal," kata JK kepada wartawan di FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3/2024).
Baca Juga:
Eks Ketua Umum Partai Golkar itu mengkritik sistem pemilu proporsional terbuka yang menghendaki setiap orang bisa dipilih dalam pemilu. Alhasil, banyak orang yang kemampuannya kurang mumpuni ikut dalam kontestasi.
Selain itu, JK menilai masyarakat sekarang sudah tidak lagi memperhatikan kemampuan dari calon-calon yang dipilih.
"Kalau sekarang dipilih asal terkenal saja, termasuk artis banyak, pelawak pun banyak, supaya gampang dipilih. Akhirnya tidak lagi melihat kemampuannya saja," ucap JK.
Baca Juga:
Selepas Ditinggal Ganjar, Bursa Cagub Jateng Mulai Ramai Diisi Tokoh Muda, Siapa Saja?
Baca Juga: Gusarnya JK Lihat Situasi Indonesia Saat Ini: Panas dan Membosankan karena Pemilu
Lebih lanjut, JK mengatakan jika menerapkan sistem proporsional tertutup maka partai politik harus menyeleksi calonnya dengan ketat.
JK turut menyinggung sistem Pemilu pada tahun 1999, di mana partai politik turut dilibatkan sebagai panitia penyelenggara Pemilu.
"Jadi harus partai menyeleksi. Kalau saya punya usul, salah satu Pemilu yang baik itu tahun 1999 sampai tahun 55'. Panitianya semua partai jadi panitia," terang JK.
"Jadi KPU, nanti yang ada sekretariat. Jadi tidak ada kecurigaan kepada KPU sendiri dan tidak ada yang main-main," lanjutnya.
Berita Terkait
-
AHY Tolak Hak Angket: Kalau Beda Suara Tipis Mungkin Bisa Dipertimbangkan
-
Irma NasDem Blak-blakan ke Hasto: PDIP Bagusnya Oposisi, Kalau Diam Seperti Kura-kura
-
Bivitri Ajak JK jadi Produser Dirty Vote Jilid 2, Biar 75 Persen Kecurangan Pemilu Terbongkar
-
Ungkit Bagi-bagi Bansos, JK Curiga Hasil Pemilu 2024 Sudah Dikondisikan: Tak Boleh Uang Negara untuk...
-
Jusuf Kalla Beberkan Golkar Pragmatis: Tak Ada Partai Mau Jadi Oposisi!
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024