Suara.com - Kegagalan Anies Baswedan untuk maju dalam kontestasi politik lokal, Pilkada Jakarta kini dibayang-bayangi kemungkinan terjadinya peningkatan angka golongan putih atau golput, yakni warga yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilih.
Golput memang menjadi fenomena dalam demokratisasi politik yang bergulir di tanah air. Menurut Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, setidaknya ada sejumlah hal yang menyebabkan golput terjadi, yakni apatis terhadap politik, tidak tahu adanya pemilu, dan tidak terfasilitasi.
Bila menilik dari angka golput di Jakarta dari gelaran pilkada sejak 2012, terjadi penurunan yang cukup signifikan. Secara kumulatif pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, angka golput hanya 22,9 persen.
Meski angkanya lebih tinggi dari target nasional kala itu, yakni 22,5 persen. Sedangkan di tahun 2012, angka golput di kontestasi politik Jakarta mencapai 33 persen.
Meski begitu, Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menyatakan, turunnya angka golput di tahun 2017 lebih disebabkan adanya sejumlah faktor, yakni meningkatnya kesadaran masyarakat untuk turut menentukan calon pemimpin mereka ke depan.
Bila melihat rekam jejak Pilkada Jakarta 2017, pada putaran pertama ada tiga calon yang berkontestasi, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Anies Baswedan-Sandiaga Uno kemudian Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.
Komposisi tersebut berubah menjadi dua pasang calon, Anies-Sandi dan Basuki-Djarot. Sumarno menilai bahwa dua pasangan calon tersebut cukup menarik dan atraktif untuk mendorong masyarakat berpatisipasi dalam pesta politik rakyat tersebut.
"Calon yang ada saat ini lebih menarik. Lebih atraktif sehingga masyarakat terdorong untuk berpartisipasi," ujarnya.
Lantas bagaimana dengan potensi Golput dalam Pilkada Jakarta 2024?
Baca Juga: Hasil Tes Kesehatan Diumumkan Besok, Pram-Rano Bakal Lolos Persyaratan Pilkada Jakarta?
Akademisi Universitas Tanjungpura Pontianak (Untan), Haunan Fachry Rohilie mengungkapkan potensi kenaikan angka golput sangat dimungkinkan terjadi. Apalagi dalam Pilpres, Anies mendulang suara hingga 2.653.762 suara atau 41,07 persen.
"Pasti ada nanti pendukung fanatik Anies yang tidak menggunakan hak suaranya. Tapi saya rasa tidak akan sampai sebesar itu tingkat masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya," katanya kepada Suara.com, dihubungi Rabu (28/8/2024).
Perkiraan tersebut disampaikan Fachry, lantaran saat ini pertarungan figur atau personal menjadi perhatian bagi pendukung atau warga yang akan menentukan hak pilihnya.
"Pilkada itu pertarungan figur atau personalitas, tentu bisa jadi magnet untuk para pendukung Anies pindah haluan," katanya.
Apabila merujuk pada hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024, ada tiga nama populer yang elektabilitasnya menempati posisi atas, yakni Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Ridwan Kamil.
Anies menjadi yang teratas dengan 29,8 persen, kemudian disusul Ahok 20 persen dan Ridwan Kamil 8,5 persen. Sedangkan prosentase responden yang masih belum menjawab atau tidak tahu berada di angka 30 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
Ngaku Lagi di Luar Pulau Jawa, Ridwan Kamil Tidak Hadir Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Besok
-
Paslon Bupati-Wakil Bupati Bogor nomor 2 Pecah Kongsi, Soal Pencabutan Gugatan Sengketa Pilkada ke MK
-
Miris, Warga Bali 'Dibuang' Adat Karena Beda Pilihan Politik
-
Meski Sudah Diendorse di Kampanye, Pramono Diyakini Tak akan Ikuti Cara Anies Ini Saat Jadi Gubernur
-
Pilkada Jakarta Usai, KPU Beberkan Jadwal Pelantikan Pramono-Rano
-
MK Harus Profesional Tangani Sengketa Pilkada, Jangan Ulangi Sejarah Kelam
-
Revisi UU Jadi Prioritas, TII Ajukan 6 Rekomendasi Kebijakan untuk Penguatan Pengawasan Partisipatif Pemilu
-
Menang Pilkada Papua Tengah, Pendukung MeGe Konvoi Keliling Kota Nabire
-
Pasangan WAGI Tempati Posisi Kedua Pilkada Papua Tengah, Siap Tempuh Jalur Hukum ke MK
-
Sah! KPU Tetapkan Pasangan MeGe Pemenang Pilgub Papua Tengah 2024