Suara.com - Berawal dari jalanan, Indonesia Community Art (ICA) terus mencoba bergerak maju. ICA telah menjadi tempat berkumpul para seniman jalanan. Baik para pemain pantomim, manusia patung, pemain sulap (magician), hingga para penari (dancer).
"Yang melatar belakangi terbentuknya ICA adalah keinginan untuk menjadikan seni Indonesia untuk bisa bersaing dengan seni pertunjukan lain dari mancanegara," ujar Oktaviana, pendiri ICA.
Menurut perempuan yang akrab dipanggil Vivi ini, ICA berdiri pada tahun 2010. Ide mendirikan ICA, berawal saat menyaksikan penampilan Cuplin di pelataran Kota Tua. Cuplin adalah karakter tokoh pantomim yang memiliki keluwesan dalam menghibur penonton. Hingga kini, akhirnya Cuplin, singkatan dari Culun disiplin dinobatkan menjadi ikon ICA.
"Cuplin atau Culun Disiplin, yang menampilkan pantomim dengan aliran komedi adalah karakter yang paling banyak dicari para klien kami," kata Vivi.
Tak hanya Cuplin, anggota ICA lainnya pun aktif berkontribusi di industri kreatif. Dari panggung jalanan mereka bergerak ke berbagai tayangan televisi atau event-event terkemuka, baik untuk mengenalkan produk, maupun ajang festival seni di tanah air.
ICA, lanjut Vivi bisa dibilang sebagai management artist para seniman jalanan. Namun ICA tak hanya sekedar mencarikan pekerjaan, tetapi juga menyiapkan berbagai keperluan sesuai konsep acara, mulai kostum, make up, hingga properti.
"Semua seniman yang tergabung dalam ICA bisa dipertanggungjawabkan, baik ketrampilan hingga penghasilan mereka," ujarnya sambil menambahkan bayaran yang diterima anggota ICA disesuaikan dengan keahlian, jam terbang, dan di mana mereka tampil.
Anggota ICA, kata Vivi, tak melulu seniman jalanan tapi juga mereka yang peduli dengan kesenian di Indonesia. Jadi di antara anggota ICA terselip sejumlah tenaga marketing dan manager. Perekrutan anggota ICA, saat ini masih dilakukan dari mulut ke mulut. Namun proses perekrutan tetap dilakukan secara serius. Tak hanya mengandalkan hobi, tetapi para calon anggota pun harus memiliki bekal kemampuan tertentu.
Kegiatan rutin yang dilakukan ICA adalah mengisi acara-acara di mall dan sejumlah tempat wisata. "Selama ramadan ini yang paling banyak adalah mengisi acara di berbagai mall. Namun sebenarnya jumlah klien tidak tergantung dari Ramadan," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
40 Ucapan Selamat Natal Sopan untuk Atasan, Profesional dan Tulus Menyentuh Hati
-
Makan Anggur di Bawah Meja Saat Tahun Baru, Ritual Sejak 1882 Dipercaya Mengundang Jodoh
-
5 Sepatu Flat Shoes Wanita Branded Murah, Kualitas Premium Harga Kaki Lima
-
10 Rekomendasi Kado Natal dan Tahun Baru yang Paling Berkesan
-
Belanja Penuh Kejutan, Mystery Box Ala Gopang Kini Lagi Hits di Indonesia
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Jajan KFC Kini Makin Mudah Pakai Paylater, Cek Caranya Biar Dapat Promo!
-
Cara Menghitung Pace Lari dan Contoh, Kamu Sudah Race atau Masih Easy Pace?
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?