Suara.com - Penulis Prancis, Patrick Modiano, Kamis (9/10/2014) dinobatkan sebagai pemenang hadiah Nobel sastra 2014 untuk karyanya A Marcel Proust of Our Time. Komite Swedia memuji penulis berumur 69 tahun itu untuk "seni tentang memori yang telah dia bangkitkan dan menemukan kehidupan dunia pendudukan."
Peter Englund, sekretaris tetap Akademi Swedia, merekomendasikan pembaca yang tak terbiasa dengan karya Modiano mulai dengan "Missing Person" sebuah novel dari tahun 1978 Itu Menjelaskan seorang pria yang kehilangan identitasnya selama pendudukan Paris. "Ini adalah buku yang menyenangkan. Dia bermain dengan genre," ujarnya.
Buku-bukunya, ujar Englund selalu 'bermain' dengan tema yang sama. Tentang memori, tentang kehilangan, tentang identitas, tentang mencari.
"Saya tidak berpikir karyanya sulit dibaca. Anda dapat mudah memahami bukunya di sore hari, makan malam, dan membaca ulasan lain di malam hari," terang Englund.
Modiano, yang tinggal di Paris, sebelumnya telah memenangkan penghargaan Grand prix du roman de l'Academie francaise dan Prix Goncourt. Modiano telah menerbitkan lebih dari 20 buku dan menulis sejumlah skenario film. Namun demikian namanya tak banyak dikenal di luar Perancis.
"Dia sangat terkenal di Perancis, tapi tidak di tempat lain," kata Englund.
Akane Kawakami, seorang profesor sastra Prancis di Birkbeck, University of London, mengatakan novel Modiano sering dibaca layaknya novel detektif, di mana detektifnya tidak layak, aneh atau kompromistis, yang tujuan akhirnya mengungkap dan bukan memecahkan akar misteri di 'tahun hitam' dari pendudukan.
"Ini adalah periode di mana ia sepertinya terobsesi, meskipun dia lahir beberapa bulan setelah perang berkahir pada 1945," terang Kawakami.
Modiano adalah pemenang Nobel kedua dari Perancis yang bukunya diterbitkan Godine. Saat ditanya siapa penulis Perancis yang belum diterbitkan dalam bahasa Inggris di sela Festival Buku Frankfurt tahun lalu, Dia menandatangani Modiano dan JMG Le Clézio, Siapa yang memenangkan Nobel pada tahun 2008.
Modiano adalah pemenang Nobel sastra ke-11 lahir di Prancis. Ia mengungguli 210 nama yang dinominasikan menjadi pemenang Nobel sastra tahun ini. (washingtonpost.com)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Profil Iin Mutmainnah, Perempuan Pertama yang Jadi Wali Kota Jakarta Barat
-
Lewat 'Kebun Mama', Ratusan Perempuan Komunitas di NTT Gerakkan Ketahanan Pangan Lokal
-
Bye-Bye Kerutan, 5 Rekomendasi Eye Cream Kolagen untuk Wanita Usia 50-an
-
Cara Membuat Kartu Keluarga Baru Secara Online Gratis Tanpa Biaya Tambahan
-
Cek Ramalan Zodiak Paling Beruntung 18 Desember 2025, Siap-Siap Terima Kabar Baik!
-
Rekomendasi Sunscreen Terlaris di Shopee 2025 dari 7 Merek Lokal, Wardah Mendominasi
-
Cara Buat Akta Kelahiran Anak Secara Online dan Offline di Dukcapil dengan Mudah
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Ardiles, Ada yang Bisa untuk Trail Running
-
Resep Creamy Cheese Stick, Camilan Simple untuk Lengkapi Momen Kumpul Akhir Tahun
-
5 Rekomendasi Sepatu Kulit dari Bandung: Kualitas Premium, Harga Masih Masuk Akal