Suara.com - Hasil riset yang dilakukan lembaga sosial "Save The Children" di 10 provinsi di Indonesia menunjukkan sebanyak 93 persen anak-anak pernah mengalami tindak kekerasan baik di rumah maupun di sekolah.
Pendiri Yayasan Pendidikan Indonesia Heritage Foundation (IHF), Ratna Megawangi mengatakan, banyak riset terkait hal itu menunjukkan bahwa tindak kekerasan menjadi pendorong tumbuhnya emosi negatif anak di Indonesia.
"Emosi negatif bahkan sudah menjadi bagian hidup sebagian besar anak Indonesia," kata Ratna yang juga Ketua Bagian Tumbuh Kembang Anak di Fakultas Ekologi Manusia IPB di Jakarta, Sabtu (2/5/2015).
Bahkan ada studi lain serupa yakni Plan Internasional di 18 provinsi pada 2005 menyimpulkan sekolah bisa menjadi tempat yang berbahaya untuk anak-anak, karena banyak ragam bentuk kekerasan di sekolah.
Ratna mengatakan prihatin dengan kondisi itu mengingat kekerasan pada anak bisa menjadi sumber timbulnya sikap apatis, motivasi rendah, minder, resah dan khawatir.
"Sekolah juga bisa menjadi sumber bagi timbulnya sikap-sikap itu karena berbagai sebab," katanya.
Ratna mencontohkan banyak sekolah yang menerapkan materi terlalu abstrak (menghafal, drilling, rote learning), orientasi terlalu akademik, orientasi nilai/ranking, hingga terlalu banyak pekerjaan rumah dan beban pelajaran.
"Selain itu juga banyak sekolah menerapkan one-way teaching, teacher centered, juga mendorong belajar karena takut, khawatir. Di samping banyak pula sistem sekolah yang terlalu terstruktur," katanya.
Hal itu, kata Ratna, sangat mungkin untuk menghambat potensi kretivitas anak. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya mengembangkan pendidikan karakter secara eksplisit dan implisit.
"Kita harus mulai terapkan metode pembelajaran holistik berbasis karakter untuk membangun jaringan koneksi yang kaya," katanya.
Kuncinya, tambah Ratna, perlu dikembangkan sekolah yang menyenangkan bagi anak. Hal itu karena rasa takut yang dikembangkan di sekolah akan menjadi "racun" bagi anak yang membuat kerja otak tidak maksimal.
Ia juga menyarankan agar orang tua selalu bersikap penuh cinta dalam mendidik anak dan mengembangkan keterampilan mengelola emosi. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Siap-Siap, Festival Gaya Hidup Terbesar Jakarta Bakal Hadir: Ada 700+ Tenant dan Bintang K-Pop!
-
Terpesona Talenta Generasi Muda, Addie MS Gaet Cicit WR Supratman Dalam Konser Simfoni
-
Tren Baru Asuransi: Program Loyalitas Jadi Daya Tarik, Tawarkan Medical Check-up Gratis
-
Rahasia Cari Tiket Pesawat Murah: Trik Jitu Menggunakan Google Flights
-
6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
-
10 Produk Makeup Musim Semi 2025 yang Akan Mengubah Riasan Anda
-
5 Destinasi yang Wajib Dikunjungi: Pengalaman Budaya Internasional yang Mengubah Hidup
-
Situs dan Data yang Diretas Hacker Bjorka: Alamat Pejabat hingga KPU Jadi Korban
-
Hacker "Bjorka" Asal Mana? Diduga Sudah Ditangkap Polisi, Sempat Dikira Orang Polandia
-
Liburan Mewah Kini Milik Semua: Cruise Rp1 ke Mediterania? Ini Caranya!