Suara.com - Proses pengawetan jenazah, ternyata bukan hanya dikenal masyarakat Mesir Kuno. Karena, salah satu suku di wilayah Aseki Papua Nugini juga memiliki Mumi!
Namum, wujud mumi di negara yang berbatasan dengan Indonesia ini berbeda dengan yang ada di Mesir. Mumi Angga, tidak dibungkus perban dan ditempatkan di makam. Mereka dibiarkan di tempat terbuka, tinggi di atas tebing, menghadap desa di mana mereka pernah tinggal.
Salah satu proses yang paling penting dari mumifikasi adalah penghapusan kelembaban dari mayat, karena air mempromosikan dekomposisi, dan tubuh membusuk tidak dapat dipertahankan oleh mumifikasi.
Mesir kuno biasanya menutup mayat dengan garam dan campuran rempah-rempah yang memiliki sifat mengeringkan. Sementara suku Angga menggunakan pendekatan yang lebih langsung, mereka memanaskan mayat di atas api.
Prosesnya cukup rumit mulai dari mengiris lutut, siku, kaki, dan sendi lainnya. Bambu berongga kemudian dimasukkan ke dalam celah, serta perut tubuh untuk mengeluarkan isinya.
Uniknya, mayat-mayat itu kemudian dibiarkan 'diasapkan' selama lebih dari satu bulan sampai semua cairan tubuh telah menetes dari berbagai luka yang dibuat di dalam tubuh.
Cairan ini dikumpulkan dan dipijat oleh penduduk desa untuk tubuh mereka sendiri, yang memiliki arti mentransfer kekuatan jenazah bagi mereka yang hidup.
Setelah tubuh itu dibakar dan kering, selanjutnya ditutupi dengan oker, bentuk claylike oksida besi, untuk melindungi mumi. Kondisi cuaca Papua Nugini yang terik, membuat beberapa manfaat bagi pengawetan ini. Karena dapat mempercepat dekomposisi mayat, proses bekerjanya berjalan dengan sangat baik.
Mumi berakhir pada tahun 1949 ketika para misionaris tiba di Aseki. Mumi yang tersisa sekarang diawetkan oleh penduduk desa yang secara berkala melakukan pekerjaan restorasi setiap kali anggota tubuh mumi terkulai atau terlihat seperti itu akan jatuh.
Mendukung untuk bagian tubuh akan ditambahkan, dan getah dipanaskan dari pohon lokal akan digunakan sebagai lem. Mereka juga akan menyentuh sampai tanah liat oker.
Mumi Angga dapat ditemukan di beberapa desa di Kecamatan Aseki Papua New Guinea. Kebetulan, suku Angga bukan satu-satunya orang yang diasapkan ketika mereka yang mati. Jenis mumifikasi juga dipraktekkan oleh Filipi di kota Kabayan. Mereka dikenal sebagai mumi Kabayan atau mumi api. (amusingplanet.com)
Berita Terkait
-
1159 Tahun Merti Ngupit, Warga Klaten Menjawab Krisis Air dengan Tradisi
-
Penemuan Fosil Dinosaurus Paling Akurat Ungkap Wujud Asli Edmontosaurus 66 Juta Tahun Lalu
-
Tradisi Bertemu Inovasi: Ritual Kecantikan Modern dari Filosofi Teh Bangsawan
-
Laundry Majapahit: Tradisi Jadi Modal Ekonomi Kreatif Baru
-
Ritual Tolak Bala! Keraton Solo Gelar Mahesa Lawung dengan Kepala Kerbau
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Hoki, 3 Shio Paling Beruntung dan Penuh Cinta Besok 19 November 2025
-
Seaside Market Mawatu, Cerita Baru Tentang Labuan Bajo
-
Rahasia Perawatan Kulit di Musim Hujan: Tips agar Kulit Tetap Segar
-
Biodata dan Pendidikan Rospita Vici Paulyn: 'Semprot' UGM di Sidang Ijazah Jokowi
-
5 Rekomendasi Serum Penghilang Flek Hitam Usia 40 Tahun, Cocok Buat Ibu Rumah Tangga
-
5 Pilihan Cushion di Indomaret dengan Coverage Tinggi, Ampuh Samarkan Flek Hitam
-
5 Rekomendasi Sepatu Lokal Alternatif New Balance 530, Harga Lebih Murah
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari 10K yang Empuk dan Ringan, Harga Terjangkau
-
Mengenal Apa Itu Parfum Feromon, Benarkah Bisa Bikin Lawan Jenis Tergoda?
-
10 Destinasi Pendakian Terbaik di Jawa Tengah untuk Petualang Sejati