Suara.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X mengatakan Kota Yogyakarta layak menjadi "Kota Warisan Dunia" karena kekayaan budayanya serta konsep filosofi tinggi yang mendasari terbentuknya kota itu.
"Dengan konsep filosofinya yang tinggi, Yogyakarta kiranya memiliki potensi untuk diakui sebagai Kota Warisan Dunia," kata Sultan dalam sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X dalam "Sosialisasi Yogyakarta sebagai "City of Philosopy dan Rencana Nominasi Yogyakarta Sebagai Kota Warisan Budaya Dunia" di Monumen Serangan Oemoem 1 Maret Yogyakarta, Minggu.
Menurut Sultan, untuk diusulkan menjadi Kota Warisan Dunia, Yogyakarta memenuhi kriteria yang ditetapkan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) karena Yogyakarta memiliki kekhasan dan keistimewaan dalam penataan kota yang didasari konsep sumbu filosofi Keraton Yogyakarta meliputi Tugu Golong Gilig/Pal Putih-Kraton-Panggung Krapyak.
Nilai Filosofis dari Panggung Krapyak ke Utara, kata dia, melambangkan perjalanan manusia sejak dilahirkanhingga dewasa, menikah sampai melahirkan anak. Sementara itu, dari Tugu Golong Gilik ke Selatan melambangkan perjalanan manusia untuk menghadap kepada Tuhan Yang Maha Esa.
"Filosofi ini menjadi dasar atau fondasi yang kuat berlandaskan pada sistem religi, sistem kebudayaan, dan sistem sosial, serta interaksi antara ketiganya," kata Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat itu.
Sultan mengatakan bahwa DIY memiliki aspek keunggulan yang khas dari sisi kebudayaan yang telah diakui secara nasional dan dituangkan dalam Undang-Undang Keistimewaan DIY.
Secara internasional, kata dia, tersirat dalam Liga Kota Bersejarah serta banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY.
Tata ruang Kota Yogyakarta, menurut dia, terbentuk pada pusat keraton dengan poros utama mulai Alun-Alun Utara sampai dengan Tugu Pal Putih, dilanjutkan dengan komunitas-komunitas sosial secara berlapis-lapis ke arah pinggiran kota, membentuk "Inti Kota Lama".
Dengan tumbuhnya pusat pendidikan, pusat perdagangan, pusat transportasi, pusat rekreasi, pusat produksi jasa, serta pusat permukiman, menurut dia, memicu perkembangan tata ruang kota baru dengan beberapa pusat kegiatan.
Sebagai kota pariwisata terbesar kedua setelah Bali, Sultan berharap kota Yogyakarta dapat terus meningkatkan potensinya melalui upaya sinergis antara pemerintah terkait, pelaku wisata, serta masyarakat.
"Kami berharap bisa bersinergi dalam perencanaan terhadap perubahan kota Yogyakarta dalam upaya menjawab berbagai perkembangan zaman dan kondisi lingkungan yang terjadi," kata Sultan. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
Terkini
-
Semesta Lagi Romantis, Ini 6 Shio dengan Asmara Paling Bersinar pada 21 November 2025
-
Terpopuler: Breaking News Pelatih Timnas Indonesia hingga Jokowi Melemah
-
Menu Sarapan Rendah Gula yang Cocok untuk Program Diet Harianmu: Praktis, Kenyang Lebih Lama
-
Siswi SMA Cetak Prestasi Nasional Lewat Riset Biolarvasida dari Limbah Dapur
-
Finansial Serba Digital: Praktis Buat Urban, Tantangan Buat Indonesia
-
Skin Booster Bakal Jadi Tren Perawatan Kulit Natural yang Paling Dicari
-
5 Ide Kado Hari Guru Nasional 2025, Sederhana tapi Berkesan
-
5 Cushion yang Bagus untuk Usia 40-an, Garis Halus dan Flek Hitam Tersamarkan
-
5 Cushion dengan SPF 50 untuk Aktivitas Outdoor, Lindungi dari Sinar UV
-
Program Penanaman 1.000 Pohon Gaharu Dorong Ekosistem Industri Berbasis Keberlanjutan