Suara.com - Siapa yang tak pernah mendengar Sambal Bu Rudy, yang kini menjadi oleh-oleh wajib saat bertandang ke Surabaya, Jawa Timur. Wajah Bu Rudy terpampang jelas di setiap botol kemasan sambal. Tak heran bila wajah perempuan ramah ini cukup populer.
Di Surabaya depot makannya pun tersebar di berbagai kawasan. Perempuan dengan nama asli Lany Siswadi ini pun membeberkan awal mula terciptanya sambal yang kini melegenda.
"Saya sebenarnya tidak suka masak, tapi Tuhan beri saya talenta ini," ujar Bu Rudy di sela-sela temu media Kampoeng Legenda di Hotel Ciputra, Jakarta Barat, belum lama ini.
Awalnya ia hanyalah seorang pedagang sepatu di Pasar Turi. Namun ketika itu Bu Rudy bertemu dengan lelaki bernama Pak Rudy yang kini menjadi suaminya.
Nah, suaminya ini hobi memancing. Tak jarang ikan-ikan hasil pancingannya dibawa ke rumah untuk dimasak. "Saya orang Madiun sehingga saya bisa buat sambal. Orang Madiun itu bisa lho makan lombok (cabai) tanpa ikan. Sambal jadi lauknya," tambah dia.
Nah sejak berumahtangga, Bu Rudy kerap mengundang kawan-kawan untuk makan bersama di rumahnya. Dari sinilah kelezatan sambal racikan dirinya diakui oleh teman-temannya itu.
Inilah yang kemudian banyak kawannya yang mendorong Bu Rudy menjual masakannya yang begitu nikmat. Dorongan ini akhirnya dipertimbangkan Bu Rudy ketika Pasar Turi mengalami kebakaran.
Pada 2000 ia dan sang suami berjualan masakan di mobil. Menu unggulannya adalah nasi dan sambal udang. Masakan Bu Rudy mulai mendapat tempat di hati masyarakat Surabaya.
Kelezatan masakan Bu Rudy lamban laun tersebar dari mulut ke mulut, terutama sambalnya yang pedas gurih itu.
"Saya nggak pernah iklan. Semua serba spontan saja," ujar Bu Rudy blak-blakan.
Bu Rudy mengaku sambal buatannya tak menggunakan kimia sintetis atau pengawet, selain sedikit penyedap rasa. Inilah yang menjadi alasan mengapa sambal buatannya hanya bisa tahan seminggu setelah diproduksi.
"Saya betul- betul tradisional. Nggak pakai bahan kimia kecuali penyedap sedikit. Kalau cabe mahal saya nggak pernah pakai zat kimia biar pedasnya kerasa, tapi bukan dari cabai. Makanya sampai sekarang sambal saya tetap dikenal orang," ungkapnya merinci.
Nah, bagi Anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya yang ingin mencicipi Sambal Bu Rudy, bisa singgah ke kedai Pisang Madu Bu Nanik di Jakarta Barat, atau mengunjungi standnya di pameran kuliner bertajuk 'Kampoeng Legenda' di Mal Ciputra Jakarta hingga 20 Agustus 2017.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
Terkini
-
7 Body Mist dengan Wangi Paling Tahan Lama untuk Anak Sekolah, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
5 Moisturizer Terbaik untuk Kulit Kering dan Mencerahkan, Bye Wajah Kusam!
-
7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
-
Parfum Dupe Apakah Sama dengan Parfum KW? Ini 5 Pilihan yang Murah dan Wanginya Mewah
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Panthenol untuk Perbaiki Skin Barrier Usia 40 Tahun ke Atas
-
Google Doodle Hari Ayah 2025, Simbol Cinta dan Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak
-
25 Ucapan Hari Ayah untuk Suami yang Menyentuh Hati dan Penuh Makna
-
Kumpulan Doa Menyentuh Hati untuk Ayah di Hari Ayah Nasional 12 November 2025
-
7 Parfum Miniso yang Tahan Lama untuk Harian, Mirip Wangi Parfum Mahal
-
Promo Superindo 12 November 2025, Diskon Up to 50% Minyak Goreng hingga Camilan