Suara.com - Siapa yang tak kenal dengan sosok nyentrik, Susi Pudjiastuti? ribuan kapal asing yang gemar mencuri ikan di perairan Indonesia, telah dipaksa tenggelam oleh perempuan yang menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 ini.
Menteri Susi saat bercerita dalam agenda "Temu Pendidik Nasional" di GOR Ragunan, Minggu (15/10), mengatakan dirinya memang dikenal "tidak sabaran" saat sekolah hingga akhirnya memutuskan untuk keluar saat di duduk di bangku SMA. Meski keluar, Susi mengaku hal tersebut tak membuatnya berhenti belajar dan mencari ilmu pengetahuan.
Salah satu caranya, kata Susi, dengan gemar membaca. Saking gemarnya membaca, Susi mengatakan jika ia kerap sembunyi-sembunyi untuk sekadar membaca. Pasalnya, rasa penasaran tersebut dianggap kedua orangtua Susi sebagai kebiasaan yang mengganggu apalagi jika waktu tidur saat malam tiba.
Jika sudah begitu, Susi kecil akan masuk ke dalam selimut sambil membawa baterai sebagai media penerang ketika membaca. Susi juga mengaku tak jarang membaca buku di kolong kasur agar tak ketauan orangtuanya masih terjaga di waktu malam.
Di sekolah, Susi bercerita bahwa ia juga kerap acuh dengan materi yang dijelaskan oleh sang guru, dan memilih fokus membaca buku ilmu pengetahuan lain. Kisahnya dia ceritakan di hadapan banyak guru yang hadir dalam acara "Temu Pendidik Nasional 2017".
Bagi Susi yang kini masih rutin membaca, persoalan malas membaca di kalangan anak muda bisa jadi masalah yang besar. Karena itu, Susi mendorong agar guru mau meng-upgrade diri.
"Belajar itu hanya akan dilakukan oleh seseorang tanpa paksaan, ada minat. Minat ini yang harus dilatih oleh guru dan orangtua. Caranya harus ada kebebasan dalam rasa ingin tahu dan bertanya. Selain itu juga harus ada pemahaman yang logis," ungkap Susi.
Bagi perempuan yang pernah bercita-cita memiliki kapal selam tersebut mengatakan, bahwa terus belajar, salah satunya dengan membaca, merupakan proses agar bangsa Indonesia tidak ketinggalan informasi menjadi 'manusia aneh'.
Susi juga tidak menampik bahwa kegemarannya membaca dan melahap ilmu pengetahuan dari buku-buku, menjadi modal utama yang membuatnya tumbuh sebagai sosok seperti sekarang. Baginya, selama masih hidup, maka proses belajar tak akan pernah berhenti.
Baca Juga: Tato Menteri Susi Ditaksir Mantan Menlu Amerika Serikat
"Pendidikan adalah proses yang terus menerus. Belajar adalah proses seorang manusia yang masih hidup," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Satu dari Tiga Pemimpin Bisnis Global Adalah Perempuan, Tapi Modal Masih Jadi Kendala
-
Dari Barat ke Timur, Sorong Kedatangan Toko Retail yang Hadirkan Pengalaman Belanja Seru
-
Jelang Akhir Tahun, Lonjakan Pengiriman Paket Bikin Banyak yang Lupa Soal Ini
-
7 Fakta Kereta Rata Pralaya, Pusaka Kraton Solo untuk Pemakaman Pakubuwono XIII
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik Pigmented untuk Kulit Sawo Matang, Mulai Rp50 Ribuan
-
5 Rekomendasi Sunscreen Azarine Mengandung Vitamin C untuk Kulit Remaja Berjerawat
-
Urutan Skincare Cowok Remaja hingga Dewasa Muda Biar Wajah Cerah: Ini Rekomendasinya
-
3 Zodiak Paling Beruntung soal Asmara di November 2025, Cinta Lagi Manis-manisnya
-
6 Model Frame Kacamata yang Stylish dan Keren di 2025, Mana Pilihanmu?
-
Kapan Jumat Kliwon Bulan November 2025? Catat Ini Tanggalnya