April 2018 lalu, Andrew pun berhasil menelurkan sebuah buku berjudul The Trigger to Everything. Kini Andrew juga aktif menjadi pembicara seminar dan membagikan tipsnya agar remaja seusianya tidak lagi kecanduan game.
Pertama, kata Andrew, jangan biasakan memberi anak hiburan melalui gawai. Ia mencontohkan banyak anak kecil yang diberi tontonan Youtube saat makan atau diberi gawai agar berhenti menangis.
"Anak 1-5 tahun jangan biasakan buka Youtube sambil makan. Seakan-akan Youtube itu baby sitter. Jangan pernah kasih hp ketika anak menangis. Lebih baik kasih buku. Kalau jadi kebiasaan dari kecil maka akan jadi kecanduan ketika besar," ujar Andrew.
Langkah kedua, orangtua bisa memberikan aktivitas yang menarik di dunia nyata bagi anak agar terlepas dari kecanduan game.
Berdasarkan pengalamannya, Andrew mengalihkan kecanduan game ini dengan mendaftar sebagai anggota gym dan aktif menjalani gaya hidup sehat.
Dengan tubuh yang sehat dan bugar, Andrew merasa lebih percaya diri dan mendapat penerimaan di dunia nyata.
"Developer game melakukan berbagai cara agar orang menggunakannya. Nah Anda para orangtua harus punya cara juga agar dunia nyata anak lebih menarik. Beri dukungan buat anak, misalnya dia suka olahraga, suka nyanyi, ikutkan les vokal, ikutkan kompetisi. Hal ini akan mengalihkannya dengan kecanduan game," cerita Andrew panjang lebar.
Selanjutnya orangtua bisa berdiskusi dengan anak untuk memberi target spesifik agar dirinya terlepas dari kecanduan game. Misalnya mulai membatasi untuk bermain game selama satu jam setiap hari atau hanya boleh dilakukan di waktu tertentu seperti akhir pekan atau liburan.
"Sebenarnya bermain game itu boleh, asal tidak mengorbankan tiga hal, yaitu pendidikan, kesehatan dan kehidupan sosial," imbuh dia.
Baca Juga: Lagi Naik Daun, Hanacure Dijuluki Facial Korea Ajaib
Nah, cara yang paling ekstrem, kata Andrew Ryan Samuel, orangtua bisa meminta anak menghapus aplikasi game atau hal yang berkaitan dengan game. Umumnya untuk mengunduh software game butuh waktu lama. Ketika sudah terhapus maka biasanya harus memulai dari awal dan membuat kita malas untuk menggunakannya.
Berita Terkait
-
Anak Alami Kecanduan Game? Ini Cara Bantu Anak Tidak Ketergantungan
-
Judy Tong, Eksekutif Perusahaan Alibaba Ini Awalnya Cuma Resepsionis
-
Amanda Septevani, Teliti Limbah Biomassa Jadi Layar Perangkat Elektronik
-
Budi Santoso, Menerobos Dinding Tabu Pernikahan Anak di Kabupaten Asahan
-
Peggy Hartanto, Desainer Penggila Sains yang Mendunia
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
5 Rekomendasi Bedak Viva untuk Natalan di Gereja, Awet Seharian!
-
6 Rekomendasi Parfum Miniso Terbaik untuk Kado Natal
-
Food Street Baru di Aeon Pakuwon Mall Suguhkan Sushi Geprek dan Menu Spicy Fusion yang Bikin Nagih!
-
Fashion Paling Diburu untuk Liburan Akhir Tahun di Musim Hujan, Ada 2 Item Terlaris
-
Elegan di Ujung Tahun: Intip Jade Series Terbaru dari Merche yang Wajib Dimiliki!
-
5 Inspirasi OOTD Natal ala Shandy Aulia, Tampil Anggun dan Sophisticated
-
7 Rekomendasi Warna Lipstik yang Cocok Dipakai Natalan di Gereja
-
5 Parfum Pria Wangi Tahan Lama hingga 24 Jam, Cocok untuk Acara Natal
-
7 Moisturizer Terbaik untuk Flek Hitam Usia 60 Tahun ke Atas
-
5 Sheet Mask yang Instan Mencerahkan Wajah, Cocok Dipakai Sebelum Natal