Suara.com - Bukan Cuma Untuk Karir, Belajar Bahasa Bisa Tingkatkan Fungsi Otak Lho.
Sulit di awal namun memiliki manfaat untuk jangka panjang. Ya, belajar bahasa membuat Anda bisa mengomunikasikan sesuatu dengan jelas.
Tak hanya membuat komunikasi menjadi lebih mudah, bahasa juga memiliki manfaat penting untuk otak. Berikut ulasannya.
Otak terbagi dalam beberapa bagian yang memiliki tugas khusus. Ada dua bagian utama pada otak yaitu otak kiri dan kanan.
Dilansir dari the British Psychological Society, pusat fungsi bahasa di otak terletak di belahan kiri. Area ini dinamakan Broca dan Wernicke.
Broca adalah area otak yang berfokus pada bahasa lisan dan tulisan. Sementara Wernicke bertugas untuk memahami isi percakapan.
Kedua area ini berperan besar dalam kemampuan berbahasa seseorang. Untuk itu hati-hati, cedera otak di bagian ini bisa mengakibatkan terhambatnya kemampuan seseorang untuk berbicara dan memahami percakapan.
Berikut berbagai manfaat belajar bahasa untuk otak Anda dilansir Hello Sehat:
1. Menyimpan informasi baru lebih banyak, lebih cepat
Baca Juga: Nih Tips Menarik Minat Milenial Belajar Bahasa Jerman
Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di Lund University, Swedia, membuktikan belajar lebih banyak bahasa bisa meningkatkan ukuran dan aktivitas di area otak yang terpisah dari pusat bahasa.
Dalam penelitian ini ditemukan fakta bahwa mahasiswa bahasa mengalami pertumbuhan hippocampus yang lebih besar.
Hippocampus adalah bagian otak yang berkaitan dengan pembelajaran dan navigasi spasial. Selain itu, area lain yang juga turut berkembang yaitu bagian korteks serebral atau lapisan otak paling luar.
Penelitian lain juga menemukan bukti semakin banyak bahasa yang dipelajari, semakin mudah otak memproses dan menyimpan informasi baru. Manfaat ini akan didapatkan terutama ketika Anda memelajari bahasa di masa kanak-kanak.
Oleh sebab itu, belajar bahasa memiliki manfaat penting yaitu meningkatkan potensi sel otak untuk memahami sesuatu dengan lebih cepat.
2. Melindungi dari penyakit Alzheimer dan demensia
Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan di University of Edinburgh, Inggris, dan Nizam’s Institute of Medical Sciences, India, menemukan hubungan antara belajar bahasa dan kesehatan otak.
Hasil penelitian menemukan fakta mengejutkan mengenai manfaat belajar bahasa untuk otak. Ternyata, belajar dua bahasa bisa melindungi otak dari penyakit Alzheimer dan demensia.
Bukti ini didapat dari penelitian yang melibatkan para pengidap Alzheimer, demensia vaskular, atau demensia frontotemporal.
Mereka yang memelajari dua bahasa ternyata mengalami perlambatan demensia selama kurang lebih 4,5 tahun dibandingkan dengan yang lain.
Bahkan, belajar dua bahasa ternyata memiliki manfaat dan pengaruh yang lebih kuat untuk otak. Yaitu mampu memperlambat demensia dibandingkan obat.
Sebuah studi ulasanmenyimpulkan kemampuan bilingual dapat membantu meningkatkan reservasi kognitif, yaitu kemampuan otak untuk melawan kerusakan saraf akibat perubahan saraf terkait gaya hidup yang menstimulasi secara fisik atau mental. Inilah yang diduga dapat menunda munculnya demensia.
3. Memproses informasi secara efisien
Belajar bahasa terutama bilingual juga ternyata bisa melatih fungsi otak untuk memproses informasi secara efisien. Otak akan terlatih untuk mengeluarkan informasi yang sesuai dan dibutuhkan.
Artinya, otak bisa memilih informasi relevan yang akan disampaikan sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan ini sangat dibutuhkan karena jika tidak, semua informasi yang bahkan tak berhubungan akan memenuhi pikiran Anda. Akibatnya, proses kerja dan berpikir pun akan terhambat.
Jadi jangan pernah ragu untuk belajar bahasa, selain baik untuk kehidupan bersosialisasi dan karir, belajar bahasa juga baik untuk meningkatkan fungsi otak yang maksimal.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite
-
5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung Glycolic Acid, Bikin Wajah Cerah dan Halus Mulai Rp25 Ribu
-
Hubungan Darah Dony Oskaria dengan Nagita Slavina, Baru Ditunjuk Jadi Plt Menteri BUMN
-
Viral Gadis Unboxing Upah Motol Bawang, Dibayar Rp12 Ribu untuk 16 Kg, Tetap Bahagia dan Bersyukur
-
Furnitur Kayu Naik Kelas: Estetik, Berbudaya, dan Ramah Lingkungan
-
Apakah Yurike Sanger dan Soekarno Punya Anak? Ini Fakta Lengkap Hubungan Mereka