Suara.com - Kosmetik lokal sering dianggap sebelah mata. Tapi tidak dengan yang satu ini. Martha Tilaar Group yang telah hampir 50 tahun mempercantik Indonesia dengan berbagai brand kosmetik di bawahnya, di antaranya Sariayu, PAC, Biokos, Dewi Sri Spa, Solusi, dan lainnya, kini telah diakui secara scientific manfaatnya.
Hal ini tak lepas dari peran Martha Tilaar Innovation Center (MTIC) yang terdiri dari para scientist dan inovator yang mengembangkan produk dengan riset dan teknologi.
Latar Belakang MTIC
Latar belakang yang mendasari dibangunnya MTIC adalah karena kegelisahan dan idealisme Dr. (H.C) Martha Tilaar melihat bagaimana produk lokal selalu dipandang sebelah mata dan dianggap tidak berkualitas karena tidak ada riset yang mendukung.
Beliau juga melihat banyak sekali bahan bahan eksotis Indonesia yang tidak dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal, baik oleh masyarakat Indonesia maupun pemerintah, tapi justru malah dimanfaatkan dan diklaim oleh negara lain.
Untuk pengembangannya, MTIC yang dilengkapi laboratorium dan peralatan berteknologi canggih, tidak hanya aktif dalam memproduksi produk-produk kecantikan atau kesehatan, penelitian tanaman Indonesia, tapi juga aktif berkolaborasi dengan berbagai pihak baik di dalam ataupun di luar negeri. Sustainable innovation melalui kolaborasi menjadi salah satu motivasi dan mimpi besar dari MTIC.
Di bawah tim riset dan pengembangan yang berkompetensi tinggi, produk-produk kecantikan diciptakan dengan menggabungkan antara ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang berbasis ramah lingkungan.
MTIC Menjaring Inovator Muda
MTIC bekerja sama dengan Kemenristekdikti untuk menyelenggarakan Kemenristekdikti-MTIC Award yang dimulai pada tahun 2007 untuk membantu innovator muda berkontribusi dan juga menjembatani dengan dunia usaha. Award ini berusaha menjaring inovator yang memiliki ide, riset, dan penemuan bahan bahan alami Indonesia untuk bisa dikembangkan dan berguna bagi dunia industri.
Salah satu contohnya adalah inovasi dari pemenang yaitu makroalgae spirullina yang telah dikembangkan dan digunakan dalam salah satu produk dari Martha Tilaar Group.
Platform inovasi MTIC juga menjadi benchmark dalam product innovation untuk berbagai brand indie yang diproduksi oleh PT Cedefindo, salah satu unit usaha dari Martha Tilaar Group yang membuat produk kosmetik untuk para entrepreneur baru.
Baca Juga: Yasmine Wildblood Akui Kerap Over Budget Gara-Gara Belanja Kosmetik
Pionir Clean Beauty di Indonesia
Kilala Tilaar, Corporate Creative and Innovative Director PT Martina Berto Tbk, menjelaskan, “Produk-produk dari Martha Tilaar Group adalah brand kecantikan Indonesia pertama yang mampu mengalahkan dominasi produk internasional di Indonesia."
"Untuk semakin memperkuat market Indonesia dan juga luar indonesia, kami menjadi pionir dalam mengampanyekan konsep clean beauty dengan 3 filosofi, yaitu clean ingredients (no toxic dan tanpa bahan bahan kontroversial yang berbahaya), clean environment (prosesnya ramah lingkungan), dan no animal testing, bahkan jelas sumber ingredients-nya, serta 100% halal karena prosesnya terjaga," demikian disampaikan Kilala dalam acara Martha Tilaar Innovation Center : Bikin Indonesia Bangga, Kamis (29/8/2019) di Jakarta.
Dalam perjalanannya, MTIC tidak hanya aktif dalam memproduksi produk-produk kecantikan atau kesehatan, pengembangan tanaman untuk lokal, tapi juga telah memperkuat peran Martha Tilaar Innovation Center sampai ke tingkat internasional.
“Indonesia harus bangkit lewat inovasi, paling tidak salah satu bahan alam asli Indonesia bisa mendunia,” begitu pesan yang berulang kali disampaikan Dr. (H.C) Martha Tilaar.
Hasil kerja keras MTIC untuk menghasilkan ekstrak ingredient asli Indonesia menghasilkan kepercayaan dari Clariant sebagai perusahaan kimia 3 terbesar di dunia untuk memproduksi ekstrak bahan alami yang dianggap “eksotis” dari indonesia untuk dipasarkan di dunia.
Berbagai penghargaan pun saat ini sudah diterima oleh MTIC, antara lain Penghargaan Rintisan Teknologi
(RINTEK) dari Kementerian Perindustrian, Penghargaan Abyudaya dari Kemen ristekdikti, Gelar Perekayasa Utama Kehormatan (Honorary Principal Engineer Award) dari BPPT dan masih banyak lagi.
Penentu Tren Warna Dunia
Pencapaian berkelas global yang diraih oleh MTIC adalah menjadi bagian dari otoritas penentu tren warna dunia (Intercolor) mulai tahun 2018 setelah melalui seleksi yang cukup ketat dengan negara-negara lain seperti USA, Perancis, Jepang, Korea, China, Swiss, Inggris, Finlandia, Spanyol, Portugal, Italia, Hungaria, Thailand, Jerman, Turki, Denmark.
Yang menarik juga dalam proyek tren warna dunia ini adalah kolaborasi tim MTIC dengan ITB, khususnya dari fakultas design komunikasi dan juga kriya bersama anak-anak muda yang sangat kreatif dan terpilih untuk bekerja sama membawa inspirasi Indonesia ke dunia internasional.
“Setiap inovasi yang lahir dari MTIC akan selalu membawa nama harum bagi Indonesia, karena ini murni hasil karya anak bangsa. MTIC akan terus membuka pintu kolaborasi kepada semua pihak bersama pemerintah, perguruan tinggi, peneliti baik lokal atau internasional yang ingin sama-sama menciptakan kebaikan baru melalui inovasi,” tutup Kilala Tilaar.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
Terkini
-
Inikah Gaya Anti Flexing Menkeu Purbaya? Tak Sungkan Pakai Baju Sama di Acara Berbeda
-
Berapa Limit Pinjaman Koperasi Merah Putih? Segini Bunga dan Tenornya
-
Siapa Nama Asli Tasya Farasya? Ternyata Pernah Perbaiki Nama di KTP
-
Kontras! Saat Pejabat Bergaya Ratusan Juta, Rakyat Hidup Pas-pasan Rp49 Ribu Sehari
-
Skill Bahasa Inggris Menteri Pariwisata Dikritik, Eks Menteri Susi Pudjiastuti Justru Dipuji
-
Pendidikan Yuda Purboyo Sunu, Ikuti Jejak sang Ayah Purbaya Yudhi Sadewa
-
Ogah Ribet, Belanja Cepat Jadi Habit Baru Masyarakat Urban
-
Arti Mimpi Naik Gunung Menurut Ajaran Islam dan Primbon Jawa, Rezeki Nomplok atau Musibah?
-
Apa Itu Sleep Therapy yang Dijalani Tasya Farasya? Insomnia Akut Sebelum Gugat Cerai Suami
-
Bukan Cuma Soal Juara: Ini Alasan Bakat Penting Buat Tumbuh Kembang Anak