Suara.com - Tren Baju Digital, Beli Baju Mahal Tanpa Benar-benar Bisa Dipakai
Pada awal tahun 2019 ini, seorang pengusaha asal Francisco bernama Richard Ma, mengejutkan dunia setelah menghabiskan uang sebesar $ 10.000 atau sekitar Rp. 140 juta lebih hanya untuk membeli gaun digital yang tidak benar-benar nyata.
Gaun digital tersebut diciptakan dan dijual oleh The Fabricant, rumah mode digital pertama di dunia. Konsep yang baru dan benar-benar aneh ini membuat sebagian besar orang tidak mengerti mengapa ada yang mau membeli baju yang tidak ada.
Hanya saja, sebagian orang, terutama yang kaya raya percaya bahwa gaun digital akan menjadi industri yang berkembang di kemudian hari karena bisa dipamerkan di media sosial.
"Ini semua tentang 'realitas palsu', kita harus memahami bahwa orang membeli sesuatu untuk dipakai sekali dan dipamerkan, mereka tidak pernah memakai pakaian ini lagi," kata Ronny Mikalsen, CEO merek fashion Skandinavia Carlings kepada Evening Standard dilansir Oddity Central.
Menurutnya, media sosial telah menciptakan krisis keberlanjutan yang serius di industri fesyen lewat merek-merek populer seperti Zara yang hanya membutuhkan waktu beberapa minggu untuk memiliki desain baru dalam produksi dan mengikuti permintaan dari konsumen.
Di situlah mode digital masuk. Ketika Anda ingin memamerkan pakaian baru yang keren, yang harus Anda lakukan adalah membayar rumah mode digital untuk menciptakan sesuatu khusus untuk Anda.
Foto akan diedit, dan membuat Anda nampak benar-benar memakainya.
Iridescence, gaun seharga $ 10.000 yang dibuat The Fabricant untuk istri Richard Ma, berwarna perak dari sutera. Saat terkena cahaya, baju digital tersebut akan berkelap-kelip.
Baca Juga: Brand Modest Fashion Ini Luncurkan Koleksi Ramah Lingkungan
Hal yang menarik tentang pakaian digital adalah bahwa harga yang Anda bayar per artikel hanya mencakup biaya untuk memasangnya ke satu gambar. Jika Anda ingin "memakainya" di foto lain, Anda harus membayar biaya tambahan.
"Mode digital akan menjadi bagian penting dari model bisnis masa depan bisnis mode. Itu tidak akan menggantikan segalanya, tetapi itu akan menjadi bagian penting dari fesyen," kata Matthew Drinkwater, kepala Fashion Innovation Agency di London College of Fashion.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
Terkini
-
5 Rekomendasi Film Terbaik Karya Rob Reiner, Ada Horor Psikologis
-
Profil Rob Reiner, Sutradara Stand by Me Tewas Dibunuh Anak Sendiri
-
Merayakan Keajaiban Natal dengan Cita Rasa Istimewa di Collage Pullman Jakarta Central Park
-
5 Rekomendasi Moisturizer Ceramide untuk Wanita Usia 50-an, Ampuh Perbaiki Skin Barrier
-
Dari Safari ke Laut: Nikmati Dua Wajah Indah Bali dalam Satu Perjalanan
-
6 Rekomendasi Moisturizer Gel untuk Ibu-Ibu Sibuk: Cepat Meresap, Skincare-an Jadi Sat Set!
-
Ramalan Shio 16 Desember 2025, Siapa yang Paling Beruntung Hari Ini?
-
7 Rekomendasi Sabun Muka Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga, Mulai Rp30 Ribuan
-
8 Pilihan Merek Sepatu Lokal yang Murah dan Awet untuk Berbagai Aktivitas
-
7 Sabun Cuci Muka pH Rendah yang Tak Bikin Kulit Ketarik dan Terasa Kering