Suara.com - Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat banyak tempat wisata ditutup untuk meminimalisir penularan virus tersebut. Banyak dari wisatawan yang juga masih berhati-hati untuk berlibur ke suatu destinasi.
Meski demikian, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Indonesia, ASEAN, dan Oseania) Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Vinsensius Jemadu mengatakan bahwa generasi Z dan milenial diprediksi menjadi kelompok yang lebih dulu memulai berwisata usai pandemi Covid-19 mereda.
Hal itu diungkapkan oleh Vinsensius, dalam acara “Indonesian Sellers Meeting: Australia Update - Insights To Tap The Youth FIT Segment” pada 30 Juli 2020 di platform online. Menurutnya fenomena tersebut akan menjadi tren pariwisata global.
Selain itu. lanjut Vinsensius, grup kecil juga akan menjadi tren bagi wisatawan internasional untuk bepergian di era new normal. Demikian kata dia dalam siaran pers yang diterima Suara.com, Sabtu, (1/8/2020).
Sementara itu, di sesi lainnya, Manajer Produk Asia Tenggara Intrepid, Tom McDonald juga menyampaikan bahwa baik generasi milenial maupun Z menyukai tren pariwisata petualangan. Tren ini menjadi kekuatankarena bisa melihat dunia tanpa keramaian, dan akomodasi kaya pengalaman berkelanjutan.
"Pengalaman pariwisata yang berkualitas untuk Gen Z dan millennial didefinisikan sebagai fokus pada pengalaman otentik dan dan pengalaman yang luar biasa. Jenis pariwisata seperti perjalanan yang kaya pengalaman berkelanjutan, pengalaman jalan yang jarang dilalui, dan kenyamanan menjadi pilihan" kata dia.
Pada Juni 2020, Intrepid mensurvei sejumlah besar agen perjalanan di seluruh Australia untuk mendapatkan pemahaman tentang keinginan, kebutuhan, kekhawatiran, dan pertimbangan pelanggan dalam perjalanan yang dipengaruhi Covid-19.
Tom menyampaikan, dari hasil survei tersebut terungkap bahwa untuk produk dan layanan, bisnis dan pelanggan mengharapkan standar keselamatan, penilaian risiko, standar kebersihan, kondisi pemesanan yang fleksibel, keramaian dan pariwisata, perjalanan yang responsible, lebih dekat ke rumah, dan perjalanan satu negara.
"Sellers Indonesia harus membuat memungkinkan mereka untuk menjual produk dan layanan mereka di Australia dengan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan, keberlanjutan dan perjalanan yang bertanggung jawab, dan sadar anggaran," kata dia.
Baca Juga: Banyak Orang Sakit Tetap Kerja, Kasus COVID-19 di Australia Meningkat
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Kamu Termasuk? Ini 5 Shio Paling Beruntung pada 28 Desember 2025
-
4 Pilihan Mouth Spray untuk Perokok, Murah dan Ampuh Hilangkan Bau Rokok
-
3 Rangkaian Anti-Aging Olay, Diklaim Mampu Buat Wajah 10 Tahun Lebih Muda
-
4 Paket Skincare Anti-Aging Rp 100 Ribuan, Bisa Cegah Penuaan Dini di Usia 30-an
-
Solidaritas untuk Sumatera, 14 Daerah Larang Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru 2026
-
5 Tempat Sewa Alat Grill & BBQ di Jogja, Murah Mulai Rp 100 Ribuan
-
Apa Itu Cancel Culture: Ujian Reputasi di Era Serba Viral
-
8 Rekomendasi Moisturizer Olay untuk Perawatan Anti Aging Usia 30-an
-
Belanja Sampai Tengah Malam, Jakarta Premium Outlets Gelar Midnight Sale dan Diskon Akhir Tahun
-
7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru