Suara.com - Sekolah secara online atau daring membuat anak-anak makin masif menggunakan internet. Kondisi itu membuat anak juga rentan mengalami kekerasan seksual secara daring.
Penelitian dari Down to Zero Indonesia dan ECPAT Indonesia menyebutkan ada 24 persen dari sekitar 1200-an anak mengalami kekerasan seksual secara daring. Kebanyakan anak-anak yang tanya merupakan perempuan berusia 16-17 tahun.
"Penelitian difokuskan di empat kota, Batam, Surabaya, Lombok, dan Jakarta yang dilakukan pada Juli-Agustus 2020," kata peneliti dari ECPAT Indonesia Deden Rahmadani dalam webinar, Selasa (10/11/2020).
Ia menambahkan, ECPAT Indonesia mengidentifikasi enam bentuk ketidaknyamanan penggunaan internet kepada anak.
"Dari enam itu kita menemukan ada tiga hal yang cukup banyak dialami anak. Tiga dari sepuluh responden anak mengaku dikirimi gambar atau video yang tidak nyaman, dikirim video atau gambar yang berupa tautan dan dikirim gambar atau video yang membuat dirinya atau temannya tidak nyaman," tuturnya.
Pengalaman buruk banyak terjadi di Jakarta dan Lombok, lanjutnya. Sementara di Surabaya, kerentanan seksual terhadap anak lebih rendah. Sedangkan dari jenis kelamin, anak perempuan memiliki kerentanan lebih besar, hampir 77 persen.
Sayangnya kebanyakan dari mereka mengatakan tidak pernah menceritakan kekerasan seksual yang dialaminya.
"Hanya 45 persen anak perempuan yang memilih bercerita saat mendapat aktivitas kekerasan seksual online. Responden anak laki-laki cenderung menjadikan orangtua sebagai tempat cerita. Sebaliknya anak perempuan cenderung ke teman sebaya daripada orangtua," tutur Deden.
Menurut anggota Yayasan Embun Pelangi Batam Retno Eka Permatasari, faktor ekonomi mempengaruhi anak-anak enggan bercerita kepada orangtua. Akibat kondisi pandemi Covid-19, bapak kehilangan pekerjaan. Membuat ibu memaksa harus mencari pekerjaan untuk menambah penghasilan keluarga.
Baca Juga: Tak Tau Siapa Bapaknya, Siswi SLB Disetubuhi Hingga Hamil 5,5 Bulan
"Anak perempuan akan lebih nyaman bercerita kepada orangtua perempuan terkait pelecehan seksual. Tapi itu tidak memungkinkan karena situasi covid. Sehingga pilih cerita ke teman sebaya," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
-
7 Rekomendasi Sunscreen yang Kaya Antioksidan, Bikin Kulit Glowing dan Awet Muda
-
Segini Besaran Gaji Pensiunan PNS, Bakal Naik Tahun 2025?
-
Sunscreen Facetology Cocok untuk Jenis Kulit Apa? Ini Jawaban dan Penjelasan Lengkapnya!
-
7 Rekomendasi Parfum Evangline Paling Wangi dan Tahan Lama, Harga Cuma Rp30 Ribuan!
-
5 Rekomendasi Water Heater Gas yang Bagus dan Aman dari Risiko Keracunan
-
Dari Mana Sumber Penghasilan Denada? Kondisi Rumah yang Dijual Jadi Sorotan
-
Profil dan Karier Justin Kluivert, Anak Patrick Kluivert Tutup Kolom Komentar Usai Diserbu Netizen?
-
Nadya Almira Sekarang Kerja Apa? Kasus Kecelakaan 12 Tahun Lalu Kembali Jadi Perbincangan
-
Tsubaki Blooming Gallery: Bukan Sekadar Pameran, Ini Cara Perempuan Indonesia Mencintai Diri