"Ada peluang riset banyak dari industri, tapi semua ini belum terintegrasi. Oleh karena itu, kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta dunia pendidikan untuk terlibat dalam program vokasi," kata Hadi.
Agus Edy Pramono, pengajar dari Politeknik Negeri Jakarta, mengatakan SDM di Indonesia pada dasarnya mampu meriset, baik untuk riset dasar maupun riset terapan. Mahasiswa pendidikan vokasi atau politeknik sesuai dengan kebutuhan industri, namun demand dan supply ini belum saling terkoneksi.
"Baik industri, periset, maupun pemerintah saling bingung mengenai kebutuhan masing-masing. Ini perlu diperbaiki dengan cara komunikasi," jelasnya.
Ia menambahkan riset terapan sulit dilakukan di lingkungan politeknik tanpa adanya kerjasama dengan kalangan industri. Pihaknya mengharapkan peluang dan kerjasama baru antarpemangku kepentingan.
Adil B. Ahza, tim Program Riset Keilmuan Terapan, menjelaskan upaya tersebut akan dapat berjalan dengan baik apabila dapat membangun kemitraan yang harmonis antara pemerintah, industri, periset, dan masyarakat luas. Ia juga berharap tim periset bersama mitra bekerja sama menyelesaikan berbagai permasalahan yang riil berbasis pemecahan masalah yang bersinergi.
"Harus ada kemitraan yang selaras. Masing-masing pihak tidak bisa bekerja sendiri," kata Adil
Menurutnya riset keperluan industri memiliki sifat mengejar keuntungan atau profit oriented, sedangkan kebutuhan masyarakat memiliki sifat yang lebih social enterprises. Untuk itu upaya menyelaraskan dua sifat tersebut harus dilakukan secara tersruktur sehingga dapat menangkap maksud dan tujuan masing-masing.
“Dan bagi politeknik, ini adalah hajatan institusi. Satu organsiasi harus memberikan impact. Ini harus cross discipline, jangan hanya satu orang, tetapi institutional driven,” tutupnya.
Program Riset Keilmuan Terapan
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) baru saja meluncurkan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri-Dosen Perguruan Tinggi Vokasi bagi seluruh insan vokasi di Tanah Air.
Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri-Dosen Perguruan Tinggi Vokasi akan memfasilitasi 51 proposal yang lolos serangkaian proses seleksi dengan masing-masing pendanaan yang dapat diusulkan senilai Rp 500 juta.
Baca Juga: Asesmen Nasional, Perbaikan Kualitas Pembelajaran Jadi Tujuan
Program ini memiliki dua skema, pertama adalah skema A, yaitu pengembangan riset terapan dari permasalahan nyata di DUDI dan masyarakat. Kedua adalah skema B, yaitu pengembangan riset terapan lanjutan/riset pengembangan yang dikembangkan dari perolehan Kekayaan Intelektual (KI) sebelumnya oleh PTPPV dan/atau DUDI dengan mengacu pada kebutuhan industri dan masyarakat yang memiliki nilai ekonomi dan sosial.
Setiap pengusul harus memiliki tim periset yang anggotanya terdiri dari dosen atau kelompok dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa (minimal semester V), atau yang sedang melaksanakan tugas akhir/proyek akhir/skripsi.
Adapun tema riset bisa dieksplorasi, meliputi bidang pariwisata, ekonomi kreatif, transportasi, energi baru dan terbarukan, kesehatan, konstruksi, pertanian, kemaritiman, kehutanan, sosial humaniora, atau bidang lainnya, serta pengembangan atau penerapan karya kekayaan intelektual yang dimiliki DUDI atau PTPPV.
Informasi program riset keilmuan terapan dapat diakses melalui laman https://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id/. Sementara pendaftaran dibuka mulai tanggal 23 Juni sampai 6 Agustus 2021. Pada tahap ini, para pendaftar tidak perlu langsung mengirim proposal lengkap karena penilaian pertama adalah pada Expression of Interest (EoI). Perlu diketahui pula bahwa proposal riset terapan wajib melampirkan bukti kerja sama dengan mitra DUDI atau organisasi masyarakat sipil terkait pelaksanaan program yang sesuai dengan tema riset.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Prabowo Disebut Reshuffle Kabinet Sore Ini! Ganti 4 Menteri, Menhan Rangkap Menkopolhukam
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Nilainya Tembus Rp20 Juta per Bulan, Apa Fungsi Tunjangan Komunikasi DPR?
-
Rahasia Kulit Putih Alami, Ini 5 Rekomendasi Tabir Surya Mengandung Bahan Pencerah
-
Yudo Anak Purbaya Yudhi Sadewa Kerja Apa? Pernah Pamer Untung Rp13 M di Usia Muda
-
Cari Sunscreen Murah Mengandung Ceramide? Cek Pilihan Terbaik Mulai Rp20 Ribuan
-
Cari Lipstik yang Tahan Lama? Ini 5 Rekomendasinya yang Transferproof hingga 16 Jam
-
Mengungkap Motif di Balik Aksi Keji Mutilasi, Begini Kata Psikolog Forensik
-
Cuma Rp30 Ribuan, 5 Rekomendasi Lipstik OMG di Alfamart Paling Best Seller
-
Ayah Nadiem Makarim Kerja Apa? Dikenal Antikorupsi, Pendidikannya Mentereng
-
Raffi Ahmad Diisukan Gantikan Dito Ariotedjo, Berapa Beda Gaji Utusan Khusus dan Menteri?
-
Koleksi Kendaraan Pribadi Dahnil Anzar Wamen Haji, Disorot Usai Desak-desakan Naik KRL