Suara.com - Terduga pelaku bullying dan pelecehan seksual pegawai Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI berinisial RD dan EO membantah tudingan dan menganggap bahwa dirinya hanya melakukan candaan terhadap korban MS.
Melalui kuasa hukumnya, Tegar Putuhena, RD dan EO mengaku melemparkan candaan karena MS selalu memakai baju rapi saat bekerja.
Lantas dari pernyataan tersebut timbul pertanyaan, apa sih bedanya candaan dengan bullying? Kerap kali karena dianggap lucu, dan membuat banyak orang tertawa, bisakah dianggap sebagai candaan semata?
Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Jiemi Ardian,Sp.KJ, tertarik membedah pernyataan terduga pelaku RD dan EO tersebut, karena banyak orang yang tidak bisa membedakan candaan dengan perilaku bullying.
"Tapi ini menarik, karena banyak pelaku perundungan menganggap yang mereka lakukan memang cuma bercanda," ujar dr. Jiemi melalui Instagram Story miliknya, dikutip suara.com, Selasa (7/9/2021).
Dr. Jiemi lantas membuat pertanyaan singkat yang meminta pendapat netizen, yakni perbedaan bullying dengan candaan.
Hasilnya, tidak sedikit netizen yang menyampaikan, bahwa candaan yang sudah menyinggung perasaan orang yang jadi bahan candaan masuk kategori bullying. Sang dokter pun sedikit sepakat pada pendapat netizen tersebut.
"Salah satu cara tahunya, tanyakan ke orang yang diajak bercanda. Dia ngerasa tersakiti atau nggak? Waspada, jangan-jangan kita menyinggung," kata dr. Jiemi.
Selanjutnya, dokter yang berpraktik di RS Siloam Bogor itu meminta masyarakat mewaspadai, apabila objek yang dijadikan candaan cenderung tidak berganti, maka kemungkinan besar, itu adalah perilaku bullying.
Baca Juga: Beredar Isu Mau Tuntut Balik Korban Pelecehan, Begini Reaksi KPI
"Kalau bercanda mungkin bergantian juga orangnya, saling bercanda sama-sama. Tapi kalau objek yang bercanda itu-itu aja, dan giliran kita dibercandain marah, maka barusan itu bukan bercanda," papar dr. Jiemi.
Selanjutnya, dokter yang juga aktif di media sosial sebagai konten kreator masalah kesehatan mental itu mengungkap, bahwa tidak sedikit pelaku bullying yang tidak sadar bahwa mereka melakukan aksi perundungan karena menganggap hanya sebuah candaan.
"Namun jika sebuah perilaku ada untuk melukai atau menyakiti secara berkelanjutan, atau mengintimidasi orang yang lebih rentan atau lebih lemah, ya ini sebenarnya adalah perundungan. Terlepas dari apa yang diakui sebagai niat pelakunya," pungkas dr. Jiemi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Apa Itu Magang Nasional 2025? Ini Syarat, Cara Daftar SIAPKerja, Jadwal dan Gajinya
-
Syifa Hadju Keturunan Mana? Dilamar El Rumi, Kisah Ayah Kandungnya Jadi Misteri
-
Yai Mim yang Konflik dengan Sahara Punya Bisnis Apa? Baju Branded, Ngaku Haji Lebih dari 9 Kali
-
Cara Membuat Masker Beras agar Wajah Glowing, Mudah dan Murah Meriah
-
Korean Thanksgiving? Ada Chuseok Fair Unik di Sini, Makan Enak Sambil Beramal!
-
WITF 2025: Indonesia Unjuk Gigi Pariwisata Berkelanjutan di Mata Dunia
-
Terpopuler: Ramalan Shio Paling Hoki, Tepuk Sakinah Diyakini Tekan Angka Perceraian
-
Cara Buat Akun SIAPKerja untuk Magang Nasional 2025, Simak Syarat dan Ketentuannya
-
Satu Kain, Sejuta Kisah: Intip Perayaan Hari Batik Nasional di Thamrin City!
-
3 Rekomendasi Krim Malam Wardah untuk Hilangkan Flek Hitam, Bangun Tidur Auto Glowing