Suara.com - Arab Saudi membawa situs paling suci Islam ke metaverse, yang memungkinkan umat Islam dapat mengunjungi Ka'bah dan Masjidil Haram secara virtual.
Metaverse sendiri merupakan dunia virtual yang makin dikenal luas sejak raksasa teknologi dunia Facebook mengganti nama perusahaannya menjadi Meta pada Oktober lalu.
Sayangnya, versi Ka'Bah Metaverse kini menjadi kontroversi di kalangan Muslim di seluruh dunia setelah acara "Virtual Blackstone Initiative" di Arab Saudi pada Desember 2021.
Salah satunya datang dari Direktorat Urusan Agama Pemerintah Turki, yang menyatakan bahwa kunjungan ke Ka'bah Metaverse dapat dilakukan, tetapi tidak dianggap sebagai ibadah yang benar.
Dilansir Worldakkam, Direktur Urusan Agama Turki (Diyanet), Remzi Bircan mengatakan bahwa umat beriman hanya dapat menjalankan ibadah dengan benar-benar pergi ke Kota Suci. Ia menekankan bahwa mengunjungi Ka'bah di Metaverse tidak dianggap sebagai ziarah yang sebenarnya.
Setelah sebulan berdiskusi, kaya dia, Diyanet menyimpulkan bahwa kunjungan ke Metaverse Ka'bah dapat dilakukan, tetapi ini tidak akan dianggap sebagai ibadah yang sesungguhnya.
"Orang-orang percaya dapat mengunjungi Ka'bah di Metaverse, tetapi itu tidak pernah dianggap sebagai ibadah yang benar. Kaki orang harus menyentuh tanah," ungkap dia.
Menurut Bircam, haji harus dan akan dilakukan dengan benar-benar pergi ke Kota Suci.
Sementara, Pemerintah Arab Saudi punya pandangan sendiri dalam menghadirkan Ka'bah dan Masjidil Haram di perusahaan yang didirikan Mark Zuckerberg itu.
Baca Juga: Metaverse Lebih Cocok untuk Manasik Haji
Dilansir AlAraby, masjid Mekah dan Madinah mengandung banyak warisan bersejarah Islam, sehingga ia menilai penting untuk medigitalkan semua ini untuk umat Muslim di seluruh dunia.
Diberitakan Middle East Eye, proyek metaverse ini bernama Virtual Black Stone Initiative yang diluncurkan akhir Desember 2021. Imam Besar Masjidil Haram Sheikh Abdul Rahman Al Sudais adalah yang pertama mengunjungi Kakbah metaverse ini dengan Virtual Reality (VR).
Kakbah di metaverse ini digagas pemerintah Saudi melalui Badan Urusan Pameran dan Museum bekerja sama dengan Universitas Ummul Quro.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
40 Ucapan Selamat Natal Sopan untuk Atasan, Profesional dan Tulus Menyentuh Hati
-
Makan Anggur di Bawah Meja Saat Tahun Baru, Ritual Sejak 1882 Dipercaya Mengundang Jodoh
-
5 Sepatu Flat Shoes Wanita Branded Murah, Kualitas Premium Harga Kaki Lima
-
10 Rekomendasi Kado Natal dan Tahun Baru yang Paling Berkesan
-
Belanja Penuh Kejutan, Mystery Box Ala Gopang Kini Lagi Hits di Indonesia
-
7 Cara Mengurangi Waktu Bermain Media Sosial Tanpa Terasa Menyiksa
-
Jajan KFC Kini Makin Mudah Pakai Paylater, Cek Caranya Biar Dapat Promo!
-
Cara Menghitung Pace Lari dan Contoh, Kamu Sudah Race atau Masih Easy Pace?
-
Mengenal Dry Brushing: Tren Kecantikan yang Mengubah Kulit Anda!
-
Dokter Estetika Korea: Kulit Sehat Jadi Tren Baru Perawatan Kecantikan, Kenapa?