Suara.com - Kesadaran dan kebutuhan masyarakat Indonesia untuk berasuransi, khususnya asuransi jiwa semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari Laporan AAJI Q4 2021, di mana Produk Asuransi Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI) atsu unit link memberikan kontribusi sebesar 62,9% dari total pendapatan premi industri asuransi jiwa di Indonesia.
Pendapatan premi dari PAYDI ini bertumbuh sebesar 6,4% secara YoY. Sedangkan di Allianz Life Indonesia, PAYDI memberikan kontribusi sebesar 93,1% dari total pendapatan premi perusahaan. Angka ini bertumbuh sebesar 12,7% secara YoY.
Melihat kebutuhan dan minat masyarakat terhadap asuransi jiwa unit link cukup tinggi, Allianz Indonesia pun secara berkelanjutan memberikan edukasi mengenai produk asuransi, baik produk asuransi tradisional maupun PAYDI agar masyarakat semakin memahami solusi asuransi yang sesuai dengan kebutuhan.
"Edukasi dan informasi mengenai asuransi ini tidak hanya perlu dipahami oleh masyarakat yang belum memiliki asuransi, tetapi juga yang sudah menjadi nasabah asuransi, untuk mengkaji kembali apakah perlindungan asuransinya masih relevan seiring dengan berjalannya waktu atau tidak," ujar Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia pada media briefing Selasa (15/3/2022).
Mengingat, kebutuhan seseorang mungkin berubah mengikuti perubahan situasi dan kebutuhan keluarga seiring berjalannya waktu. Sehingga, nasabah dan calon nasabah dapat memilih produk asuransi yang tepat, yang akan memberikan manfaat yang optimal dan mendukung tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Allianz Life Indonesia secara aktif memberikan informasi dan edukasi mengenai PAYDI atau yang lebih dikenal sebagai asuransi jiwa unit link, terutama karena produk ini memiliki manfaat yang terdiri dari proteksi dan investasi.
Tujuannya agar lebih banyak masyarakat memahami kebutuhan perlindungan asuransi dan profil risiko diri, sehingga dapat menentukan produk dan manfaat yang sesuai.
Meta Lakhsmi Permata Dewi, Head of Investment Communication & Fund Development Allianz Life Indonesia mengatakan bahwa, tujuan utama dari asuransi jiwa unit link adalah perlindungan asuransinya, kemudian ada porsi investasi yang harus dipahami oleh nasabah.
Ia pun menyampaikan, sejumlah tips memilih pendanaan unit link. Ini jadi hal penting yang perlu diperhatikan oleh pemegang polis saat memilih asuransi.
Baca Juga: Bermobil di Tengah Cuaca Ekstrem, Persiapkan Kendaraan dan Asuransi dengan Seksama
"Yang wajib diketahui oleh nasabah adalah apa saja kebutuhan mereka untuk menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai, lalu berapa lama jangka waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya, dan seperti apa profil risiko yang dimiliki," tambah Meta.
Setelah itu nasabah juga dapat memilih instrument fund yang sesuai dengan hasil analisa tersebut. Dengan memahami kebutuhan proteksi dan preferensi investasi, nasabah dapat mengetahui karakter produk asuransi jiwa unit link dan dapat memonitor langsung perkembangan dana investasi yang ada pada polis asuransinya.
Lainnya adalah profil risiko untuk menentukan bagaimana kenyamanan yang akan didapatkan. Profil risiko terbagi menjadi tiga jenis, yakni konservatif dengan risiko kecil dan cenderung aman. Kemudian kategori moderat dengan ada sedikit risiko yang lebih tinggi meski bisa ditoleransi dan imbal hasil yang lebih tinggi.
Atau yang merupakan kategori agresif dengan risiko yang lebih tinggi, tapi juga akan mendapat imbal hasil yang lebih tinggi.
"Ini penting pada saat kita memilih unit link bukan hanya coverage tentang perlindungan dari asuransi, tapi profil risiko apa yang akan kita pilih, dan di Allianz Life Indonesia sudah dilakukan sejak awal nasabah memilih produk asuransi," tutup dia.
Berita Terkait
-
OJK: Asuransi yang Bermasalah Bisa Diselamatkan, Asal Ada Ini
-
OJK Ungkap 7 Perusahaan Asuransi Terancam Bangkrut, Potensi Rugi Hingga Rp19 Triliun!
-
Aib dan Borok Asuransi BUMN Dibongkar OJK di Depan DPR, Taspen dan Asabri Disebut Paling Buruk!
-
OJK Turun Tangan: Klaim Asuransi Kesehatan Dipangkas Jadi 5 Persen, Ini Aturannya
-
Terima Aduan Ojol, Pimpinan BAM DPR Minta Aplikator Hapus Asuransi yang Merugikan
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
7 Ciri Sepatu Ortuseight Hyperblast Ori, Apa Bedanya dari yang Palsu?
-
Arti Mimpi Menunaikan Salat Menurut Islam, Pertanda Baik atau Buruk?
-
5 Rekomendasi Parfum Alfamart yang Tahan Lama: Harga Murah di Bawah Rp50 Ribu
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Nineten Terbaik: Dompet Aman, Lari Makin Nyaman
-
Gelar S1 Gibran Jadi Sorotan, Ini Daftar Jurusan Kuliah di MDIS Singapura
-
Ini 4 Beda Thrifting dan Preloved, Jual-Beli Barang Bekas yang Jadi Tren
-
10 Tren Makanan yang Diprediksi Bakal Booming di Tahun 2025, Ada Favoritmu?
-
4 Cara Membedakan Sepatu Adidas Samba Ori dan KW, Cek di Sini!
-
Cara Ubah Foto Estetik Jadi Video di Google AI Studio, Lengkap dengan Contoh Prompt
-
5 Urutan Skincare Malam untuk Kulit Berjerawat, Utamakan Double Cleansing