Suara.com - Pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai telah diberlakukan di banyak kota. Namun, kebijakan tersebut baru berlaku di pusat belanja modern. Sedangkan pasar tradisional belum ada regulasi terkait hal yang sama.
Padahal, peniadaan penggunaan kantong plastik di pasar tradisional menguntungkan bagi pedagang itu sendiri. Temuan dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik, pedagang bisa hemat hingga Rp 500 ribu per bulan bila tidak menyediakan kantong plastik kepada pembeli.
"Setelah pengurangan kantong plastik jadi ada penghematan, karena pedagang biasanya memberi kantong plastik yang gratis untuk pembeli. Mereka (pedagang) jadi hemat Rp 500 ribu sebulan dan menyadari ada manfaatnya dalam mengurangi kantong plastik," kata Ditektur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Tiza Mafira dalam konferensi pers kampanye Pasar Bebas Plastik, Selasa (26/4/2022).
Tiza menjelaskan, melalui program Pasar Bebas Plastik, gerakannya mengajak para pedagang di pasar untuk mulai tidak menyediakan kantong plastik kepada pembeli. Sehingga konsumen harus membawa kantong belanja atau wadah sendiri.
Sudah melakukan gerakan tersebut sejak 2019 di berbagai pasar tradisional di lima kota, Tiza mengaku masih kesulitan dalam berkampanye bebas kantong plastik kepada para pedagang. Kebanyakan pedagang merasa perlu memberikan wadah atau kantong kepada pembeli.
Selama ini, pedagang belum menyadari kalau tindakan diet kantong plastik juga menguntungkan bagi mereka.
"Selama ini mereka mengeluarkan uang operasional kantong plastik sudah dianggap wajar saja, belum melihat ada potensi penghematan. Setelah dijalankan baru menyadarinya," ujarnya.
Gerakan pasar bebas plastik itu telah dilakukan di Bogor, Bali, Surabaya, dan terbaru Banjarmasin serta Bandung.
Empat pasar di Bandung dan Banjarmasin telah merampungkan program uji coba pasar percontohan bebas plastik yang dimulai pada Februari 2021. Hasilnya, Pasar Kosambi dan Cihapit di Bandung mampu mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai masing-masing 11 persen dan 19 persen.
Baca Juga: Pendekatan Holistik Jadi Cara Novo Nordisk untuk Mencapai Zero Environmental Impact
Selain itu, terjadi juga penurunan di Pasar Pekauman dan Pandu di Banjarmasin masing-masing 18 persen dan 27 persen.
Perubahan perilaku dari konsumen juga mulai terlihat. Pembeli yang membawa kantong belanja ramah lingkungan di empat pasar tersebut meningkat sebanyak 21 persen.
Menurut Tiza, ada tiga hal yang perlu diperkuat untuk bisa kampanyekan pasar bebas plastik. Pertama, dukungan pemerintah, baik Dinas Lingkungan Hidup maupun Kepala Daerah.
"Faktanya saat kita launching, kepala daerah datang itu jadi perhatian juga bagi pedagang karena mereka jadi dianggap penting," ujarnya.
Kemudian faktor kedua, perlu pendekatan internal ke pedagang. Dalam melakukan oendampingan dan edukasi kepada di pasar, Tiza dan timnya mendatangi pedagang satu per satu. Untuk itu diperlukan cara komunisasi menyesuaikan para pedagang, bahkan tak jarang menggunakan bajasa daerah setempat.
Ketiga, memberikan pemahaman juga kepada konsumen maupun pedagang. Paling tidak salah satu pihak tersebut harus ada yang sadar akan pentingnya diet kantong plastik. Sehingga lambat laun kebiasaan tidak menggunakan kantong plastik bisa dikurangi.
Berita Terkait
-
BRIN dan IOCAS Mulai Riset Laut Jangka Panjang, Soroti Polusi Plastik dan Arus Global
-
Bumi Belum Merdeka: Dijajah Sampah Plastik yang Kita Biarkan
-
Negosiasi Global Atasi Polusi Plastik Gagal Capai Kesepakatan di Jenewa, Mengapa Demikian?
-
Merdeka Bukan Soal Berburu Diskon, Tapi Bebas dari Sampah dan Polusi
-
Patung Sampah Hadang Delegasi PBB, Ingatkan Krisis Plastik
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs Redmi 14C, Bagus Mana?
-
E-Commerce RI Dikuasai 4 Raksasa, Menko Airlangga Minta Mendag Perhatikan Platform Kecil
-
Kim Jong Kook Menikah Diam-Diam! Netizen Cari Identitas Istrinya yang Masih Misterius
-
Usai Habiskan Rp13 T Demi Bangun Bandara Dhoho Kediri, Kini Gudang Garam PHK Massal Buruh Pabriknya
Terkini
-
Berapa Honor Pemain Lapor Pak? Andhika Pratama Ungkap Banyak Artis Ogah Jadi Bintang Tamu
-
Akhir Drama Satu Dekade: Reuni Louis Tomlinson dan Zayn Malik Tandai Babak Baru Persahabatan Lama
-
Gaji PPPK Naik Tahun 2025? Simak Perbandingan Paruh Waktu vs Penuh Waktu
-
International Youth Day 2025: Pemuda Jadi Obor Harapan untuk Manusia dan Bumi yang Lebih Sejahtera
-
Profil SMA Gonzaga yang Dukung Tuntutan 17+8, Berapa Biaya Sekolahnya?
-
Cara Cek Penerima Bansos PKH dan BPNT 2025, Ini Panduan Lengkapnya
-
Besaran Gaji Anggota DPRD Jabar, Tunjangan Rumah Lebih Besar dari DPR RI?
-
Sosok Saryono, Guru Honorer 33 Tahun dengan Gaji Rp350 Ribu Tiap 3 Bulan
-
Apa Itu Kakan no Gi? Makna Upacara Pangeran Hisahito Putra Mahkota Jepang yang Penuh Tradisi
-
Siapa Nenek Asal Palembang yang Tagih Rp 200 Juta ke Ivan Gunawan? Ini Sosoknya