Suara.com - Reurbanisasi menjadi dampak pandemi Covid-19 yang jarang dibicarakan. Apa pengaruh fenomena ini bagi pedesaan?
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan pandemi membuat penduduk desa yang pergi ke kota datang kembali ke desa.
“Ini adalah sebuah fenomena, tapi kalau kita lihat kemarin, kita bicara COVID-19 ya, ada yang jelek dan ada yang bagus. Yang bagus adalah karena tidak ada pekerjaan di kota, mereka kembali ke desa dan ternyata di desa itu peluangnya lebih banyak,” kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto.
Ia mengatakan terjadinya fenomena reurbanisasi disebabkan karena tidak banyak pekerjaan yang bisa dilakukan oleh penduduk di kota sejak terjadinya pandemi COVID-19. Begitu kembali ke desa, mereka justru menyadari lebih banyak potensi yang dapat dikembangkan dan berpeluang menciptakan lowongan kerja yang baru.
Seperti adanya desa wisata misalnya, penduduk yang kembali ke desa mengembangkan wisata itu hingga mampu mendapatkan gaji yang dapat dikatakan hampir sama dengan pekerjaan yang mereka lakukan di kota.
Menurut dia pada mulanya para pemuda desa pergi ke kota hanya untuk mengasah bakatnya dan mencari pengalaman baru untuk belajar. Namun, adanya bantuan pemerintah seperti dibukanya SMK atau pelatihan kerja melalui balai-balai di desa mengubah persepsi mereka untuk melihat peluang desa lebih luas.
Ia menambahkan fenomena tersebut harus dimanfaatkan agar pergerakan penduduk berkualitas dapat merata sampai ke tingkat desa. Apalagi dengan adanya prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di mana dunia akan memiliki delapan miliar penduduk pada bulan November 2022 mendatang.
Setiap individu yang dimiliki oleh negara harus disiapkan tidak hanya dalam aspek kesehatan sejak masa kanak-kanak melainkan kemampuannya sehingga bisa mengisi setiap kekosongan dalam pemetaan demografi sesuai dengan karakternya masing-masing.
“Makanya harus ada semacam rekayasa teknologi kependudukan, melalui keluarga berkualitas tadi bukan melulu keluarga berencana tapi juga berkualitas,” katanya.
Baca Juga: Cegah Stunting, Obat Modern Asli Indonesia Dexa Group Menjadi Mitra BKKBN
Selain mengembangkan daerah asal, penduduk yang berdaya saing dan berkualitas, penduduk yang produktif dapat mendorong pembangunan bangsa, sehingga beban negara dapat berkurang. Utamanya dalam menghadapi jumlah lansia yang terus meningkat dari 7,59 persen pada tahun 2010 menjadi 9,78 persen pada tahun 2020.
Di sisi lain, negara juga harus membangun kehidupan lansia yang tangguh, mandiri dan bahagia. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah peningkatan status kesehatan penduduk lansia penyediaan infrastruktur yang memadai sesuai kebutuhan lansia, keterampilan penduduk lansia, dan keterbukaan lapangan kerja yang sesuai dengan kondisi lansia.
Ia menekankan setiap peluang yang ada baik dalam memetik bonus demografi ataupun pengembangan penduduk berkualitas harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Pembangunan kualitas tidak boleh hanya terpaku pada satu kelompok dalam masyarakat, tapi harus secara menyeluruh.
“Kalau prioritas harus ada yang diperhatikan, seperti sekarang ini kan soal stunting, karena itu masa depan anak ke depan. Jadi memang fokus kami ada di situ, tapi jangan lupakan selain usia produktif harus ditingkatkan kualitasnya, yang menuju lansia juga harus disiapkan, supaya mereka menjadi lansia tangguh,” demikian Bonivasius Prasetya Ichtiarto. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Bappenas Soroti Urbanisasi Indonesia: Kota Tumbuh Tak Terkendali, Produktivitas Rendah
-
Fatherless: Saat Ayah Ada tapi Tak Hadir
-
AHY Ungkap Fakta Pahit: Gen Z dan Milenial Ogah Nikah Gegara Ini...
-
Bertengkar Jadi Pemicu Utama Perceraian, BKKBN Ingatkan Generasi Muda Siap Mental Dulu Sebelum Nikah
-
Mendagri Dukung Penuh Peran Kemendukbangga/BKKBN Jaga Stabilitas Jumlah Penduduk
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
5 Body Lotion SPF Tinggi untuk Pria: Tidak Lengket, Cocok Buat Aktivitas Outdoor
-
5 Bedak Padat untuk Kulit Berminyak Usia 40 Tahun ke Atas, Ampuh Samarkan Garis Halus
-
7 Rekomendasi Sepatu Running Anak Lokal: Murah Kualitas Juara, Harga Mulai Rp100 Ribuan
-
5 Bedak Padat Wardah untuk Usia 30 Tahun ke Atas, Kulit Flawless Bebas Cakey
-
5 Cushion untuk Usia 50 Tahun yang Ramah Garis Penuaan
-
Anak Muda Indonesia Ini Tawarkan Model Bisnis Berbasis Kepercayaan dan Data
-
5 Shio Paling Beruntung dan Berlimpah Rezeki Besok 18 November 2025, Termasuk Kamu?
-
10 Bedak Padat untuk Tutupi Garis Penuaan Usia 50 Tahun ke Atas
-
Daftar Universitas dengan Jurusan IT Terbaik di Indonesia, PTN dan PTS
-
Dorongan Implementasi Bangunan Hijau untuk Infrastruktur Berkelanjutan di Indonesia