Suara.com - Kebaya dikenal menjadi pakaian tradisional yang telah dipakai oleh masyarakat Indonesia sejak puluhan atau mungkin juga ratusan tahun lalu.
Sempat jadi perbincangan ramai benerapa tahun lalu saat empat negara Asia Tenggara, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand, mendaftarkan kebaya ke UNESCO sebagai warisan dunia. Namun Indonesia sendiri tidak ikut serta.
Ketua Kebaya Foundation DKI Jakarta Happy Farida Djarot mengatakan bahwa saat ini memang masih dalam pembahasan tentang seperti apa ciri khas kebaya asal Indonesia.
Walau begitu, ia menegaskan bahwa kebaya sebenarnya bisa dilihat dari potongan baju tersebut.
"Dari potongan. Ada kutubaru, ada kebaya kerancang biasanya dibordir. Kebaya encim identik dengan Jakarta. Kalau kebaya modern biasnaya sudah dimodifikasi. Jadi dari potongan sudah ada pakemnya," jelas Happy saat acara konferensi pers pelantikan anggota Kebaya Foundation DKI Jakarta di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Happy sendiri mengaku sering menggunakan kebaya encim, terutama selama suaminya, Djarot Saiful Hidayat, masih menjadi wakil maupun Gubernur DKI Jakarta.
Mengenai kebaya modern dengan berbagai modifikasi yang dilakukan, menurutnya, itu sah saja dilakukan asalkan potongan baju tersebut tetap pada pakem kebaya. Ia mencontohkan, seperti pada kebaya Bali yang banyak digunakan oleh para penari saat sedang berlatih.
"Sekarang kebaya bisa dipakai secara simpel. Bisa dipalai dalam kegiatan sehari-hari, bisa buat olahraga, pakai jeans bisa. Kalau kita lihat penari dari Bali, mereka kalau latihan pakai kebaya brukat tapi bahan kaos. Itu artinya berkembang sesuai zamannya," jelasnya.
Meski begitu, diakui oleh Kepala bbidang Pendidikan Kebaya Foundation Wenny M. Susanto bahwa perjalanan memperjuangkan kebaya sebagai warisan dunia dari Indonesia masih sangat panjang.
Baca Juga: Link Download Video Mesum Kebaya Merah, Hijau dan Ungu Full Durasi Versi Zip Diburu
"Kebaya masih banyak diklaim oleh negara lain. Bagaimana Indosia berjuang supaya kebaya diakui sebagai warisan atau benda tak terwujud itu kami banyak melakukan atau coba menginterverifikasi karena proses di UNESCO berdasarkan data, bukti bahwa betul itu dari indonesia. Kebaya Foundation ingin buktikan itu memang benar ada sangkut paut kebaya Indonesia," tuturnya.
Di dalam negeri sendiri, Kebaya Foundation itu juga berupaya agar kebaya selalu jadi kebanggaan bagi masyarakat, terutama anak-anak muda, agar tetap bisa dilestarikan. Untuk itu, mereka mencanangkan kepada pemerintah agar bisa ditetapkan pula adanya Hari Kebaya Nasional.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
6 Fakta Demo Madagaskar: Bawa Bendera One Piece, Terinspirasi dari Indonesia?
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
Terkini
-
Kenali Ciri-Ciri Adidas Samba KW, Jangan Tergiur Harga Bersahabat!
-
Keajaiban Musim Gugur Colorado: Petualangan Kereta Api yang Memukau Hati!
-
Decluttering Mission 2025, Astra Motor Yogyakarta Ajak Anak SMK 'Beresin' Lemari Jadi Cuan
-
Inovasi Dunia Skincare: Tren Riasan dan Fokus pada Perawatan Pria
-
8 Cara Jitu Bedakan Sepatu Vans Asli dan KW, Jangan Sampai Ketipu!
-
Zulhas Sebut Udang Terpapar Radioaktif Masih Aman Dikonsumsi, Padahal Ini Bahayanya...
-
Onitsuka Tiger Made in Indonesia Apakah Ori? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Tepuk Sakinah Wajib atau Tidak? Simak Penjelasan Pihak KUA
-
Apa Itu Cesium-137? Zat Radioaktif yang Ditemukan di Udang Cikande
-
Intip Jumlah Kekayaan Dedi Mulyadi, Dapat Peringatan dari Prabowo saat Akad Massal KPR