Suara.com - Cinlok atau cinta lokasi dengan sepupu jadi perbincangan di media sosial, berdasarkan pengakuan warganet yang mudik ke kampung halaman. Ada gak sih dampak menikah dengan sepupu atau saudara dekat?
Laman Hello Sehat menyebut salah satu risiko menikah dengan sepupu adalah memiliki anak dengan penyakit keturunan. Berdasarkan penelitian, risiko memiliki anak dengan penyakit keturunan sekitar 2-3 pada pasangan tidak sedarah namun meningkat jadi 12,5 persen pada pasangan yang memiliki garis keturunan sama.
Lalu apa saja penyakit keturunan yang dimaksud? Apakah berbahaya dan mengancam nyawa?
1. Cacat lahir
Menikah dengan sepupu dapat membuat anak cacat fisik sejak lahir. Cacat lahir yang dialaminya bisa berupa hidrosefalus, polidaktili (jari tambahan di kaki atau tangan), hingga kelainan pada jantung atau langit-langit mulut.
2. Gangguan mental
Perkawinan sedarah juga bisa meningkatkan risiko gangguan bipolar pada keturunannya. Gangguan bipolar sendiri merupakan gangguan otak serius yang dapat memengaruhi suasana hati secara ekstrem, termasuk memunculkan tindak kekerasan.
Beberapa gangguan mental lain pun cenderung dialami oleh anak dengan orang tua yang sedarah, seperti depresi, gangguan mood, gangguan kecemasan, dan kondisi mental lainnya.
3. Penyakit resesif autosomal
Baca Juga: 7 Artis yang Mudik Saat Lebaran, Ada yang Membawa Karyawannya ke Kampung Halaman
Menikah dengan sepupu akan meningkatkan risiko gangguan resesif autosomal pada anak. Kondisi ini hanya muncul saat anak mendapatkan dua salinan gen dari orang tuanya.
Oleh karena orang tua Anda mempunyai dua salinan dari gen yang abnormal, kondisi ini membuat anak berisiko mengidap gangguan resesif autosomal. Wujudnya bisa berupa penyakit anemia sel sabit, fibrosis kistik, cystinuria, thalasemia, dan fibrosis hati.
4. Penyakit menular
Risiko menikah dengan sepupu lainnya adalah semakin mudah terserang penyakit menular. Penelitian menemukan keturunan dari pasangan yang mempunyai hubungan dekat lebih rentan terhadap penyakit menular seperi TBC dan Hepatitis.
5. Kematian bayi
Dua pasangan dengan garis keturunan yang sama akan meningkatkan risiko kematian bayi. Janin bisa saja meninggal pada minggu ke-20 hingga 28 kehamilan.
Salah satu studi lama dalam American Journal of Public Health juga menjelaskan bahwa risiko kematian bayi lebih tinggi dialami oleh anak-anak yang lahir dari hubungan persepupuan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
5 Moisturizer Ringan yang Cepat Meresap di Kulit, Gak Bikin Minyakan dan Lengket
-
Pendidikan Mentereng Lita Gading, Pantas Berani Sentil Anggota DPR Lulusan Paket C
-
Magang Fresh Graduate 2025 Dibuka Kapan? Tawaran Gaji Menggiurkan
-
Terpopuler: Hakim Vonis Mati Sambo Dicoret DPR, Profil Istri Menkeu Jadi Sorotan
-
Rahasia Aroma Woody: Mengapa Wangi Kayu Tak Lekang Waktu
-
Hasil Survei Sebut Gen Z Lebih Percaya Bank Digital, Ini Alasannya!
-
Nonton Bola Lebih Seru, Pikachu Turun ke Lapangan Temani Anak-Anak di AFF U23
-
Nonton Drakor Sampai WFH, Gaya Hidup Digital Kian Butuh Internet Kencang
-
Golden Black Coffee Milik Tasya Farasya Ada Berapa Cabang? Jual Kopi Susu dengan 5 Tingkat Kafein
-
Apa Tugas Ratu Tisha Selama di PSSI? Dicopot Erick Thohir dari Jabatan Ketua Komite