Suara.com - Ajaran mengerikan dibagikan pemuka agama yang mengajak pengikutnya untuk mati kelaparan demi bertemu Tuhan. Belakangan baru ditemukan pemimpin sekte terlibat perdagangan organ manusia.
Ia adalah Paul Mackenzie NThenge, mantan sopir taksi dituduh meyakinkan ratusan pengikut sekte agar tetap setia dan ikut mati kelaparan di Kenya demi cepat masuk surga. Apakah aliran sesat?
Mackenzie NThenge diduga mendalangi kematian 240 pengikut ajaran agama di desa terpencil Shakahola. Mirisnya, bukan hanya orang dewasa yang mengikuti ajaran ini, ada juga anak kecil.
Ajaran agama yang disebarkan Mackenzie NThenge ini menerapkan cara cepat masuk surga demi bertemu Sang Juru Selamat, Yesus Kristus dengan cara mati kelaparan.
Fakta ini terkuak saat pihak berwenang mulai menyelidiki aktivitas di desa yang dilanda kekeringan itu, usai mendapat petunjuk anonim tentang keberadaan dua anak mati kelaparan yang disebabkan orangtuanya sendiri.
Dua anak ini ditemukan terkubur di tanah lapang luas milik Mackenzie NThenge di hutan Shakahola. Tapi nyatanya di tanah itu telah dijadikan kuburan massal tempat para pengikut sekte.
Pada Maret 2023, akhirnya Mackenzie NThenge bersama kedua orangtua si anak ditangkap. Hingga berhasil terungkap total ada 241 mayat kurus kering di tanah milik pemimpin agama naif itu.
"Saat kami belum menggali permukaan tanah, tapi ada indikasi pasti kami kemungkinan akan menemukan banyak mayat," ujar salah seorang penyelidik, mengutip Odditycentral, Kamis (1/6/2023).
Setelah Mackenzie NThenge berhasil ditangkap, mengerikannya lelaki tersebut masih saja bersikukuh memiliki kekuatan kenabian bahkan mengaku sudah bertemu Yesus.
Baca Juga: Tips Agar terhindar dari Aliran Sesat, Buya Yahya: Jangan Malas Belajar Aqidah
Melalui klaim ini penyidik meyakini pengikutnya mudah tertipu hingga rela membuat dirinya sendiri dan orang tersayang mati kelaparan.
Selanjutnya, saat penyidik mencari tahu lebih lanjut sebagian besar mayat bertubuh kurus kering, mati kelaparan tapi beberapa juga menderita trauma massal di kepala dan lehernya.
Belakangan baru terungkap juga bahwa beberapa korban kehilangan organ, sehingga penyidik meyakini Mackenzie NThenge dan kroninya terlibat perdagangan organ manusia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Elegansi Waktu: Jam Tangan Perhiasan 2025 dengan Horologi Tinggi dan Seni
-
5 Pilihan Merek Bedak Padat yang Tahan Lama untuk Guru Usia 40 Tahun ke Atas
-
4 Jam dari Jakarta, Pesona Air Terjun Citambur Setinggi 100 Meter yang Bikin Terpana
-
5 Serum Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun, Kulit Jadi Kencang dan Awet Muda
-
4 Zodiak Paling Beruntung Besok 22 November 2025: Dompet Tebal, Asmara Anti Gagal
-
5 Contoh Amanat Pembina Upacara Hari Guru Nasional 2025, Sarat Makna dan Menggugah Jiwa
-
5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
-
7 Rekomendasi Parfum Wangi Ringan yang Fresh di Indomaret untuk Guru
-
5 Serum Vitamin C untuk Ibu Rumah Tangga, Bye-bye Kusam dan Tanda Penuaan Kulit
-
Lompatan Baru Wisata Jakarta: Destinasi Terintegrasi dari Pantai, Mangrove, hingga Outbound