Suara.com - Buruknya kualitas udara di DKI Jakarta dan Botabek membuat sejumlah pihak prihatin. Polusi udara yang disebut-sebut berasal paling banyak dari emisi gas buang kendaraan ini sudah dinilai masuk dalam fase kritis.
Hal ini dikemukakan Juru Kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Atha Rasyadi, dalam peluncuran parfum inovatif “Our Earth”, di Jakarta, Jumat (25/8/2023).
"Pencemaran udara, dalam hal ini polusi sudah bisa kita katakan dalam fase kritis. Masyarakat banyak yang menderita gangguan ISPA dan hal ini tidak bisa dibiarkan," katanya.
Menurut Greenpeace, sejak 1 bulan terakhir, Jabodetabek mengalami kualitas udara yang buruk. Bahkan dalam 2 pekan terakhir, Jakarta selalu menempati posisi teratas sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Udara yang buruk dapat mengakibatkan berbagai penyakit pernapasan serius, meningkatkan risiko lahirnya bayi prematur, hingga kematian dini. Pada Juli 2020, Greenpeace bekerjasama dengan IQ Air Visual mengeluarkan laporan yang menghitung kerugian ekonomi.
Di Jakarta saja, polusi udara telah menelan biaya ekonomi Rp 21,5 triliun, atau 1,7 kali lipat dari defisit BPJS, dan setara dengan 26% dari anggaran Jakarta pada tahun 2020.
Sementara itu, Juru Kampanye Keadilan Perkotaan Greenpeace Indonesia, Charlie Albajili mengatakan, permasalahan polusi udara tidak bisa dipandang sebelah mata.
"Solusinya harus diimplementasikan secara serius, ambisius, dan bersifat jangka panjang," ujarnya.
Peluncuran Parfum Our Earth
Sebagai sarana edukasi untuk mengingatkan masyarakat agar sadar pencemaran udara dan dampaknya, hari ini Greenpeace Indonesia meluncurkan parfum inovatif “Our Earth”, yang terinspirasi dari bau berbagai jenis pencemaran.
Baca Juga: Kendaraan Mahasiswa Baru Dikhawatirkan Turunkan Kualitas Udara di Kota Malang
Parfum Our Earth ini dibuat 100 persen dari bahan-bahan alami dan selama proses pembuatannya, tidak ada sedikit pun tindakan yang merusak lingkungan. Parfum terdiri dari tiga varian, yaitu The Peril Soil, The Smoky Air, dan The Smelly River.
Ketiganya terinsiprasi dari aroma polusi tanah, polusi udara, dan polusi air. Parfum ini dibuat dalam jumlah terbatas, tidak diperjualbelikan dan hanya digunakan sebagai media edukasi serta pengingat masyarakat, agar bersama-sama lebih peduli terhadap lingkungan.
Parfum diformulasikan oleh Dedi Mahpud, 60 tahun, seorang guru kimia senior asal Bogor, Jawa Barat.
"Setiap hari, kita dengan mudah menemukan jejak-jejak perusakan lingkungan, dan kita mengerti dampak-dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tersebut. Kita seolah-olah menganggap polusi penyebab bau tak sedap dan berdampak buruk pada kesehatan sebagai hal lumrah. Dengan meluncurkan parfum yang terinspirasi dari aroma sekitar kita, Greenpeace Indonesia ingin membuka mata siapa saja bahwa masalah polusi sudah menempel pada diri kita layaknya parfum yang kita gunakan setiap hari," ujar Charlie.
Ia menyebut, pihaknya membuka peluang diskusi dengan semua pihak terkait masalah polusi udara ini dan berharap bisa menemukan solusi yang tepat.
Berita Terkait
-
Sakit Gara-gara Polusi Udara Bisa Berobat Gratis Pakai BPJS Kesehatan?
-
Polusi Udara Jakarta Memburuk, Pakar Kesehatan Larang Balita Bermain di Taman Dekat Jalan
-
Atasi Polusi Udara, Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Penanaman Pohon
-
Ketua DPR Dorong Sekolah Antisipasi Dampak Polusi Udara Bagi Anak
-
Epidemiolog Sebut Penyemprotan Jalan Polda Metro Jaya Malah Memperburuk Kesehatan!
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
-
Menkeu Purbaya Punya Utang Rp55 Triliun, Janji Lunas Oktober
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
Terkini
-
Sunscreen Daviena Apakah Bikin Jerawatan? Intip Kandungan dan Harga Aslinya
-
Besok Hari Kesaktian Pancasila, Anak Sekolah Libur atau Tidak?
-
Media Luar Negeri Ikutan Heboh: Ini 7 Fakta Robohnya Gedung Pondok Pesantren Al Khoziny
-
6 Daftar Profesi yang Diragukan Publik, Politisi Urutan Teratas?
-
Berapa Total Uang Pensiun Sri Mulyani sebagai Mantan Menteri Keuangan?
-
Tren Jadi Konten Kreator Bikin iPhone Tak Resmi Laris, Tapi Hati-Hati Risiko di Baliknya
-
Makna Bunga Lily of The Valley yang Dipilih Selena Gomez untuk Pernikahan dengan Benny Blanco
-
Pidato Kahiyang Ayu di Mandailing Natal Viral Dapat Kritikan Pedas: Singkat, Padat, dan Melet?
-
Sociolla Award Rilis 100 Produk Kecantikan Pilihan, Teruji oleh Pengguna Asli
-
Kelebihan dan Kekurangan Sepatu Lari Desle Menurut Dokter Tirta, dari Harga hingga Kualitas