Suara.com - Pakar Kesehatan larang anak balita atau bayi di bawah 5 tahun pergi ke taman bermain dekat rumah karena polusi udara Jakarta yang memburuk dan masuk kategori darurat. Apa bahayanya?
Fakta ini disampaikan Peneliti Utama Health Collaborative Center (HCC) Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK yang mengatakan polusi udara di Jakarta bisa membuat anak punya alergi seumur hidup.
Kondisi ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh anak belum berfungsi maksimal untuk melawan polutan dari polusi udara, sehingga beban kerja tubuh bisa sangat berat, terutama paru-paru anak belum berkembang maksimal.
"Genetik di usia anak itu kalau udah rusak susah balik lagi. 68 persen penyakit alergi saat dewasa ditentukan pada usia balita. Penyakit alergi itu rekam genetiknya nempel terus di kromosom. Contoh alergi intoleransi laktosa, ada dermatitis alergi di kulit, itu alergi sampai tua akan kumat terus," ujar Dr. Ray di Kebayoran, Jakarta Selatan (25/8/2023).
Temuan penyakit yang paling banyak diderita anak akibat polusi udara yaitu infeksi saluran napas akut (ISPA). Kondisi ini terjadi karena tubuh anak merespon peradangan secara berlebihan, akibat sistem imunnya yang masih lemah.
"Sistem daya tahan tubuh anak belum terbentuk sempurna, sistemnya belum matang ini kena reaksi berlebihan, sel daya tahan tubuh mengerahkan kekuatan maksimal. Hasilnya reaksi radang berlebih, dampak terbesarnya bisa mempengaruhi kualitas hidup anak, bisa alergi, demam, tidak bisa beraktivitas seperti biasa," papar Dr. Ray.
Dokter yang juga aktif mengajar di Program Magister Kedokteran Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini memperingatkan jika anak sudah tidak beraktivitas normal, tumbuh kembangnya terganggu karena tidak mendapatkan stimulasi dari bermain.
Padahal stimulasi dari bermain sangat penting untuk merangsang kemampuan kognitif atau berpikirnya. Termasuk juga kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.
Jadi dalam situasi saat ini, Dr. Ray lebih menyarankan orangtua tidak membawa anak balita pergi ke taman bermain karena bisa terpapar polusi udara, yang dampaknya bisa sangat buruk untuk masa depan anak tersebut.
Sehingga alih-alih mengajak anak berteman dengan kawan lainnya, Dr. Ray lebih menyarankan balita untuk fokus mendapat stimulasi dan bermain dengan orangtuanya.
"Anak di bawah 5 tahun stimulasi akan jauh lebih efektif main dengan orangtua, jangan bawa RPTRA (taman bermain) akan terdampak polusi. Balita lebih kuat stimulasinya dengan ibu dan ayah, jauh lebih efektif," tutup Dr. Ray.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
-
Danantara 'Wajibkan' Menkeu Purbaya Ikut Rapat Masalah Utang Whoosh
-
Viral Biaya Tambahan QRIS Rp500: BI Melarang, Pelaku Bisa Di-Blacklist
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025