Suara.com - Setelah anaknya terseret dalam kasus perundungan atau bullying yang terjadi di Binus School Serpong, nama Vincent Rompies hingga kini masih menjadi sorotan. Tampak akun media sosial Vincent Rompies dibanjiri komentar-komentar dari warganet akan aksi anaknya itu.
Sebagian warganet tampak membela Vincent Rompies. Hal ini karena perilaku anaknya itu terjadi karena faktor lingkungan dan pertemanan. Oleh karena itu, menurut warganet, Vincent Rompies tidak bisa disalahkan. Tidak sedikit juga, beberapa warganet justru menyalahkan pengasuhan Vincent Rompies yang dinilai kurang baik. Warganet menyebut, pengasuhan Vincent Rompies itu membuat anaknya menjadi pelaku bully.
Apalagi, orang tua dinilai memiliki peran penting dalam membentuk anak itu sendiri. Oleh sebab itu, menurut warganet pengasuhan yang dilakukan seharusnya bisa menjadi antisipasi agar anak tidak melakukan tindakan bullying kepada orang lain.
Namun, sebenarnya apa yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah anaknya menjadi pelaku ataupun korban bullying?
Menjawab hal tersebut, Psikolog Klinis & Co-Founder Ohana Space, Veronica Adesla, M.Psi. mengatakan, orang tua sebenarnya dapat memiliki peran penting memantau kehidupan anak. Hal ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu bersama dengannya. Di saat tersebut, orang tua dapat mengetahui berbagai kegiatan anak tanpa turun langsung memantaunya.
“Memiliki waktu berkualitas dengan anak untuk beraktifitas sambil juga mengobrol bersama, mengetahui apa yang sedang dialami, seperti apa pertemanannya, dan bagaimana perkembangan jalan atau cara pikirnya saat ini terhadap isu-isu yang terjadi di sekitar dapat menjadi jendela orangtua untuk mengenal lebih dekat tentang anak,” kata Veronica saat dihubungi Suara.com, Selasa (20/2/2024).
Dengan hal ini, orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya saat ini baik dari emosi, sikap, dan lain-lain. Kondisi ini juga membantu orang tua menentukan langkah untuk pertumbuhan anak yang optimal dengan sehat, cerdas emosional, dan bertanggung jawab.
Jika anak menjadi pelaku bully
Jika anak menjadi pelaku bully, para orang tua harus meluangkan waktu pendampingan kepada anak. Orang tua dapat mengajarkan anak terhadap nilai-nilai dan sikap baik kepada anak dalam ucapan maupun perilaku.
Baca Juga: Usai Dibully Anak Vincent Rompies cs, Korban Disebut Nongkrong di Bar
Orang tua bisa memfokuskan agar anak mengetahui hal benar atau salah, hukum, norma, etika, serta menghargai hak asasi manusia lainnya. Tegaskan juga kalau harus bisa memiliki empati dan menghargai satu sama lain kepada anak.
Di sisi lain, jika anak menjadi pelaku bully, orang tua harus menerapkan aksi-konsekuensi. Ajarkan kepada mereka kalau hal yang dilakukannya akan menimbulkan konsekuensi yang harus diterimanya.
“Selain itu juga menerapkan aksi - konsekuensi secara konsisten dan konsekuen juga dapat mengajarkan pada anak untuk bertanggung jawab atas keputusan, sikap dan perilaku yang dipilihnya,” jelas Veronica.
Jika anak menjadi korban
Jika anak menjadi korban orang tua harus bisa melakukan pendampingan untuk anak melakukan pemeriksaan kesehatan, tidak hanya fisik, tetapi juga mental. Anak biasanya perlu penanganan psikologis untuk atasi trauma buruk dari bullying yang dirasakannya,
“Memberikan pendampingan untuk anak serta ada dan hadir meluangkan waktu berkualitas untuk anak. membawa anak untuk mendapatkan pendampingan, pemeriksaan, dan penanganan psikologis yang tepat ke psikolog klinis,” pungkas Veronica.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Tidur Malam yang Cukup Berapa Jam? Ini Kata Sleep Coach Vishal Dashan
-
Menurut Penelitian, Ini 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Merusak Otak
-
Umur 15 Tahun Sebaiknya Pakai Sunscreen SPF Berapa? Ini 5 Pilihan Aman Mulai Rp12 Ribuan
-
5 Moisturizer Ringan untuk Menenangkan Kulit Kemerahan, Sensitive Skin Friendly
-
Rahasia 26 Tahun Kino: Filosofi 'Synergy in Diversity' yang Mengubah Perbedaan Jadi Kekuatan Bisnis
-
5 Body Lotion di Alfamart untuk Kulit Kering, Murah Mulai Rp9 Ribuan
-
3 Toner AHA BHA untuk Menghilangkan Bekas Jerawat bagi Pemilik Kulit Kombinasi, Eksfoliasi Aman
-
Pet Kingdom & Paw Friends Berhasil Kumpulkan 13 Ton Makanan untuk 17 Shelter di Indonesia
-
3 Shio Paling Beruntung Selama Akhir Pekan 15-16 November 2025, Kamu Termasuk?
-
Kesenjangan Pendidikan di Desa Masih Lebar, Kolaborasi Program Beasiswa Ini Jadi Harapan Baru