Suara.com - Plastik kresek kerap dianggap sampah tak bernilai saat sudah tidak digunakan lagi. Namun bila diproses dengan benar, sampah plastik kresek tersebut rupanya bisa kembali berguna hingga berubah bentuk menjadi aspal jalan.
Balai Pusat Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR telah melakukan penelitian pada 2017 dan menemukan bahwa campuran plastik dengan proporsi 4-6 persen dapat meningkatkan stabilitas jalan hingga 40 persen dibandingkan dengan aspal konvensional. Artinya, jalanan aspal bisa lebih tahan lama untuk digunakan serta minim perawatan.
Menurut PUPR, aspal plastik juga lebih unggul terhadap ketahanan air, pelepasan butir, beban berat, dan ketahanan deformasi serta retak yang lebih baik dari aspal biasa.
Setahun pasca penelitian, perusahaan solusi kimia dan infrastruktur, PT Candra Asri membuktikan temuan itu dengan memulai proyek pengaspalan jalan menggunakan campuran sampah plastik kresek pada 2018 di Cilegon, Banten.
"2018 kami coba langsung pengaspalan jalan dengan campuran sampah plastik di Cilegon. Dan sampai saat ini aspal campuran sampah plastik itu masih sangat baik," kata Circular Economy & Social Engineering Practitioner PT Chandra Asri Pacific Nicko Setyabudi ditemui usai peresmian jalan aspal plastik di Garut pada Kamis (7/3/2024).
Kabupaten Garut menjadi daerah dengan jalan aspal plastik terpanjang yang dikerjakan oleh Candra Asri bersama mitranya. Total jalan aspal plastik di Garus sepanjang 50,2 km yang dikerjakan sejak 2022 hingga 2023 dengan mengelola hingga 431,5 ton sampah plastik dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Tidak hanya lebih baik secara kualitas jalan, Nicko mengatakan kalau berkat inovasi itu juga bisa mengurangi sampah hingga 30 persen dan mereduksi jumlah sampah di lautan hingga 70 persen pada tahun 2025.
"Hingga akhir tahun 2023, Chandra Asri Group bersama mitra telah menggelar 120,8 km jalan dengan campuran sampah plastik, melampaui target awal yang semula dicanangkan sepanjang 100 km. Akumulasi total capaian jalan ini menciptakan fungsi baru dan menambah nilai ekonomi bagi 1.086 ton sampah kantong kresek," imbuh Nicko.
Lebih lanjut, setiap kilometer jalan aspal plastik setidaknya menyerap sekitar 1,6 ton sampah kresek dan memberikan imbalan peningkatan durabilitas jalan hingga 40 persen. Pengolahan sampah plastik sehingga bisa menjadi campuran aspal perlu dilakukan beberapa tahap, yaitu penyaringan, pencacahan, dan pengeringan.
Baca Juga: Tarif Tol Jakarta-Cikampek Bakal Naik, Ini Daftarnya
Proses tersebut dilakukan oleh Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) dalam mengumpulkan dan memproses sampah plastik kresek agar layak digunakan lagi.
Nicko menjelaskan, sampah plastik kresek yang sudah dibersihkan kemudian dihancurkan menjadi cacahan kecil. Langkah selanjutnya dengan melakukan pencampuran aspal dan plastik yang dilakukan melalui proses pencampuran kering atau dry mixing. Tahapan tersebur diawali dengan memanaskan agregat atau batuan pada suhu sekitar 160 derajat Celsius.
Kemudian cacahan plastik dimasukkan terlebih dahulu ke dalam campuran. Tujuannya adalah agar plastik dapat melapisi agregat yang panas. Setelah tahap tersebut, baru dicampurkan aspal dan bahan lainnya untuk menciptakan campuran yang siap untuk digunakan dalam konstruksi jalan.
Suara.com berkesemoatan melihat langsung hasil aspal campuran plastik tersebut yang ada di Garut. Secara bentuk, aspal dengan campuran sampah plastik memang tidak ada bedanya dengan aspal konvensional tanpa campuran plastik.
Hal tersebut juga diakui oleh Nicko. Hanya saja dia menekankan kalau aspal campuran sampah plastik bisa lebih tahan lama dan kualitasnya lebih baik, berdasarkan hasil riset dari Kementerian PUPR tersebut.
Pj Bupati Garut Barnas Adjidin juga mengatakan kalau penerapan aspal plastik di daerahnya itu dilakukan secara dua tahap mulai dari 2022. Pada 2022 itu dikerjakan pada enam ruas jalan dengan panjang mencapai 16,56 km dengan memanfaatkan sebanyak 30,96 ton sampah plastik cacah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 10 Rekomendasi Skincare Wardah untuk Atasi Flek Hitam Usia 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
9 Rekomendasi Cushion untuk Kulit Sawo Matang, Hasil Flawless dan Tahan Lama
-
7 Sepatu Running Plat Carbon Terbaik, Lari Makin Kencang Modal Rp500 Ribuan
-
Viral! Ibu di Lampung Amuk Siswi yang Diduga Bully Anaknya yang Yatim, Tegaskan Tak Mau Memaafkan
-
7 Rekomendasi Outfit Pilates Hijab yang Nyaman dan Stylish, Harga Terjangkau
-
Gebrakan Fashion Indonesia: Purana dan Fuguku Pukau Panggung Internasional di Kuala Lumpur
-
4 Rekomendasi Face Wash Non SLS yang Aman untuk Kulit Sensitif
-
6 Rekomendasi Sepatu Lari Terbaik untuk Pace 6, Nyaman dan Cegah Risiko Cedera
-
Fosil Reptil Laut Berleher Panjang dari Zaman Purba Ditemukan di China
-
7 Pilihan Lip Tint Warna Natural untuk Remaja, Glow Up Alami Modal Rp15 Ribuan
-
5 Sunscreen Mengandung Ceramide untuk Melindungi Skin Barrier, Ramah Kulit Sensitif