Suara.com - Akun X atau Twitter dengan username @/harairankara menyebut bahwa saat ini seruan boikot untuk Raffi Ahmad sudah termasuk sebagai gentrifikasi.
Semua bermula lantaran ramainya ajakan boikot Raffi Ahmad karena dianggap tone deaf alias tidak peduli dengan keadaan Indonesia akhir-akhir ini. Sebab, saat kelas menengah ke bawah sedang berusaha mengupayakan haknya, Raffi Ahmad justru terlihat semakin lengket dengan pemegang kuasa.
Apa Itu Gentrifikasi?
Merangkum berbagai sumber, istilah gentrifikasi dimaknai sebagai proses perubahan sebuah kawasan kota yang awalnya padat penduduk dengan ekonomi rendah menjadi lebih mewah dan lebih mahal. Kondisi ini, tak jarang menyebabkan penduduk asli yang kurang mampu terpaksa pindah.
Proses gentrifikasi biasanya terjadi ketika orang-orang dengan pendapatan lebih tinggi mulai pindah ke area tersebut, memperbaiki dan merestorasi bangunan, serta meningkatkan kualitas fasilitas yang kemudian meningkatkan harga sewa dan properti.
Akibatnya, penduduk lama yang tidak mampu mengikuti perubahan biaya hidup bisa kehilangan tempat tinggal mereka.
Jika dirangkum dalam kalimat sederhana, gentrifikasi bisa disebut sebagai rezeki kaum kecil yang dicaplok kaum besar. Contoh yang paling mudah dilihat akhir-akhir ini mungkin adalah bagaimana kreator TikTok, YouTube yang diisi orang-orang biasa, kini juga dipenuhi oleh artis besar, seperti Raffi Ahmad.
Supaya lebih mudah dipahami, berikut adalah beberapa contoh gentrifikasi lainnya:
- Williamsburg, Brooklyn di New York, yang dulu merupakan kawasan industri dan penduduk kelas pekerja, kini menjadi salah satu area paling trendi dan mahal di kota.
Baca Juga: Kini Terancam Diboikot, Ulasan Warung Rojo Sambel Raffi Ahmad Disorot Lagi: Kurang Menggugah...
- Shibuya di Tokyo, Jepang, mengalami transformasi dari kawasan industri menjadi pusat komersial dan gaya hidup yang mewah.
- Kuta di Bali, yang awalnya adalah area pedesaan dan perkampungan sederhana, sekarang menjadi salah satu pusat wisata dan belanja yang sangat mahal.
- Semanggi di Jakarta, yang sebelumnya merupakan kawasan dengan banyak pemukiman sederhana, kini telah berkembang dengan adanya pusat perbelanjaan dan apartemen mewah.
- Mission District di San Francisco, yang dulu merupakan komunitas yang terjangkau dan beragam, kini menjadi area yang sangat mahal dengan banyak restoran dan butik mewah.
Kontributor : Hillary Sekar Pawestri
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
7 Sepatu Trail Running Indonesia Ini Punya Bantalan Nyaman Mirip Hoka Ori Versi Low Budget
-
Wajib Coba! Rekomendasi Moisturizer Viva untuk Kulit Berminyak Usia 30 Tahun ke Atas
-
5 Sabun Cuci Muka untuk Jerawat di Apotek K24, Mulai Rp 16 Ribuan
-
Misteri Micellar Water: Kenali Kandungan, Manfaat, dan Cara Pemakaiannya
-
5 Moisturizer Anti Aging Ibu Rumah Tangga, Kulit Kencang Kerutan Hilang
-
6 Shio Paling Beruntung 17 Desember 2025, Waktunya Panen Hasil Kerja Keras
-
Berapa Harga Saham GOTO? Komika Yudha Keling Pakai 1.412.025 Lembar sebagai Mahar
-
Skor Bahasa Inggris Indonesia Masih Rendah, Pembelajaran Humanis Jadi Kunci di Era AI
-
6 Jam Tangan dengan GPS dan Pemantau Jantung untuk Aktivitas Olahraga
-
8 Hewan Paling Mematikan yang Bisa Membunuh dalam Hitungan Menit