Suara.com - Dunia kerja yang terus berubah menuntut keterampilan baru secara berkala. Teknologi yang berkembang pesat membuat pengetahuan cepat usang. Pendidikan berkelanjutan membantu individu tetap relevan dan kompetitif.
Pendidikan berkelanjutan adalah konsep pembelajaran yang tidak terbatas waktu dan terus berlangsung sepanjang hidup seseorang. Berbeda dengan pendidikan formal yang memiliki jenjang dan waktu tertentu, pendidikan berkelanjutan mengakui bahwa belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti.
Karakteristik Pendidikan Berkelanjutan
- Pembelajaran Seumur Hidup: Dimulai dari lahir hingga akhir hayat, mencakup pembelajaran formal, non-formal, dan informal.
- Fleksibel dan Adaptif: Menyesuaikan dengan kebutuhan, perkembangan teknologi, dan perubahan zaman.
- Holistik: Tidak hanya fokus pada keterampilan teknis, tetapi juga pengembangan karakter, nilai-nilai, dan kemampuan beradaptasi.
- Berkelanjutan: Mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan.
Selain itu, tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan ketimpangan sosial memerlukan pemahaman yang terus diperbarui dan solusi inovatif.
Inisiatif STEM Indonesia Cerdas
Pentingnya hal ini menjadi alasan Riady Foundation secara resmi meluncurkan inisiatif nasional bertajuk STEM Indonesia Cerdas, dengan semangat memperkuat fondasi pendidikan berkelanjutan di Tanah Air.
Berangkat dari kebutuhan mendesak akan akses yang merata dan berkualitas terhadap ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), inisiatif ini ditujukan untuk membangun ekosistem pembelajaran yang kolaboratif, berkelanjutan, dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat.
Didukung oleh alokasi dana sebesar Rp500 miliar dan mulai diimplementasikan pada kuartal ketiga 2025, program ini melibatkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Agama, serta Kementerian Komunikasi dan Digital.
Lebih dari 500 satuan pendidikan, termasuk sekolah negeri, swasta, madrasah, dan pesantren, turut dilibatkan sebagai pelaksana tahap awal.
Baca Juga: Sekolah Swasta Tetap Bisa Pungut Biaya, Ini Pasal yang Diubah MK Terkait Putusan Pendidikan Gratis
Fokus utama inisiatif ini adalah penguatan kapasitas siswa dan pengajar dalam bidang AI dan STEM melalui pendekatan berkelanjutan. Modul pembelajaran yang inklusif, pelatihan guru, platform digital terbuka, hingga sistem pemantauan dan evaluasi berbasis data disiapkan sebagai pilar utama transformasi. Target ambisiusnya adalah menjangkau 10 juta siswa di seluruh Indonesia.
Menurut Dr. Stephanie Riady, Direktur Eksekutif Riady Foundation dan inisiator gerakan ini, pendekatan pendidikan yang diusung bukan sekadar soal teknologi atau kurikulum canggih, tetapi perubahan cara pandang terhadap STEM itu sendiri.
“STEM Indonesia Cerdas adalah gerakan kolaboratif yang hadir untuk menjawab tantangan nyata: kesenjangan akses, kualitas, dan sumber daya dalam pendidikan STEM di Indonesia—terutama di daerah tertinggal dan pada madrasah yang selama ini belum banyak tersentuh. Kami ingin mengubah cara pandang terhadap sainstek dan matematika,” jelas Dr. Stephanie, dalam keterangan yang diterima Suara.com, Jumat (30/5/2025).
Inisiatif ini menjadi cerminan nyata prinsip education for sustainable development (ESD), di mana pendidikan tidak hanya dilihat sebagai sarana transfer ilmu, tapi juga sebagai kendaraan perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan secara berkelanjutan.
Dr. Mochtar Riady, pendiri Riady Foundation, turut hadir dalam peluncuran ini dan menegaskan pentingnya investasi jangka panjang dalam pendidikan.
“Ini adalah panggilan bagi bangsa. Sepanjang hidup saya, saya telah terus berusaha bekerja dan mengabdi untuk Indonesia. Inisiatif ini mungkin menjadi dedikasi terakhir saya bagi bangsa yang saya cintai,” ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
No Kusam, Ini 5 Warna Lipstik yang Bikin Wajah Auto Cerah dan Awet Berjam-jam
-
Mengenal Apa Itu Beras Kernel yang Viral di TikTok, Apakah Aman Dikonsumsi?
-
Pakai Sunscreen Malah Bikin Wajah Jadi Abu-Abu, Apa yang Salah? Ini Kata Dokter
-
Ciri-Ciri Sepatu Nyaman untuk Lansia, Intip 4 Rekomendasinya yang Terbaik
-
15 Negara dengan Gaji Anggota DPR Tertinggi, Indonesia Termasuk?
-
Skincare Apa yang Bagus untuk Usia 40 Tahun ke Atas? Simak Tips Anti Aging yang Efektif
-
Profil Arindi Putry, Persit yang Viral Mainkan Keyboard Remix Koplo
-
12 Rekomendasi Sunscreen Anti Aging untuk Usia 40 Tahun ke Atas: Pilihan Terbaik, Harga Terjangkau
-
Profil Nono Anwar Makarim, Ayah Nadiem yang Pernah Jadi Garda Depan KPK
-
Perjalanan Karier Nadiem Makarim: dari Zalora, Bos Gojek, hingga Mendikbudristek yang Kontroversial