Suara.com - Wali Kota Cirebon Effendi Edo kini dibanjiri oleh tudingan dan protes terhadap isu bahwa Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Cirebon akan naik hingga 1.000 persen.
Berkat tudingan PBB naik 1.000 persen, publik sontak menggali informasi terkait kekayaan Effendi Edo.
Gelombang protes akhirnya dialamatkan ke Effendi Edo usai isu kenaikan PBB mencuat. Terlebih, masyarakat baru saja dibuat gaduh dengan wacana PBB naik 250 persen oleh Bupati Pati.
Effendi Edo akhirnya turun gunung dan menjawab soal asumsi kenaikan PBB di kota yang ia pimpin.
Sang Walkot Cirebon dengan tegas menyatakan bahwa kenaikan tak akan mencapai 1.000 persen, tak seperti asumsi liar yang mencuat.
Effendi tahu betul bahwa masyarakat mulai jeli terhadap wacana kenaikan yang sempat muncul.
Namun, Effendi menegaskan kenaikan tak akan mencapai 1.000 persen. Ia berjanji akan mengkaji ulang kebijakan yang ada agar masyarakat tak lagi mengalami simpang siur.
"Dari (kenaikan pajak) tidak seribu persen itu saya kaji ulang, ya maklum saya kan baru lima bulan bekerja, jadi saya akan melakukan proses yang cepat. Sehingga InsyaAllah mudah-mudahan ada formulasi yang bagus menurunkan PBB tersebut," tegas Effendi Edo kepada awak media, dikutip Kamis (14/8/2025).
Lantas, kembali ke pertanyaan terkait berapa kekayaan Effendi Edo di tengah badai informasi kenaikan PBB tersebut.
Baca Juga: Beda Nasib! Warga Pati dan Cirebon Dihajar Pajak Gila-gilaan, Jakarta Malah Obral Diskon PBB
Effendi Edo pimpin kota terkecil di Jawa Barat namun hartanya melimpah
Effendi Edo mempimpin Cirebon yang menjadi salah satu kota terkecil di Provinsi Jawa Barat.
Kendati daerah pimpinan yang ia pegang relatif kecil, hartanya tak kalah dengan pejabat-pejabat lain yang memimpin kota-kota besar.
Adapun sebagai perbandingan, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melaporkan harta kekayaannya sekitar Rp12 miliar.
Harta kekayaan Effendi Edo tak kalah jauh lantaran ia melaporkan punya harta kekayaan di nominal Rp8,4 miliar atau lebih tepatnya Rp8.463.275.511.
Informasi harta kekayaan tersebut terbuka secara luas ke publik dan dapat diakses melalui laman elektronik Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK.
Berita Terkait
-
Beda Nasib! Warga Pati dan Cirebon Dihajar Pajak Gila-gilaan, Jakarta Malah Obral Diskon PBB
-
Profil Wali Kota Cirebon, Sosoknya Viral di Tengah Kenaikan Pajak 1.000 Persen
-
Efisiensi Anggaran jadi Bumerang, Kenaikan PBB Bikin Warga Pati Hingga Cirebon Berang
-
Soal PBB 1.000 Persen, Mendagri Tito Wanti-wanti Cirebon Tak Memanas Seperti Pati: Jangan Anarkis!
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
Terkini
-
5 Sepatu Mirip Adidas Samba Harga Rp100 Ribuan untuk Jalan Kaki Santai
-
Gus Elham Yahya Keturunan Mana? Dikecam Usai Viral Cium Anak Kecil di Acara Dakwah
-
6 Zodiak Paling Beruntung Hari Ini 13 November 2025: Siap-siap Panen Cinta dan Rezeki!
-
7 Rekomendasi Bedak Padat untuk Kulit Kering dan Kusam agar Melembapkan
-
5 Rekomendasi Sepatu Lari Lokal Desle, dari yang 'Kalcer' sampai Maraton Semua Ada
-
Summer Sound Bali, Ruang Santai di Tengah Padatnya Rutinitas
-
5 Rekomendasi Sunscreen Spray untuk Re-Apply, Cocok Bagi Anak Kantoran
-
Biodata dan Pendidikan Gus Elham Yahya yang Viral Cium Anak Kecil
-
Siapa Jawara Hoki Hari Ini? Intip Ramalan 9 Shio Paling Beruntung
-
Biodata dan Pendidikan Ribka Tjiptaning yang Sebut 'Soeharto Bunuh Jutaan Rakyat'