Suara.com - Perubahan gaya hidup ramah lingkungan di masyarakat kerap dimulai dari lingkup keluarga. Dalam hal ini, perempuan memegang peranan besar dalam pengambilan keputusan untuk mengadopsi teknologi rendah karbon.
National Project Manager ENTREV, Nasrullah Salim, menilai upaya mendorong gaya hidup ramah lingkungan harus menempatkan perempuan sebagai figur penting. Keterlibatan perempuan, menurutnya, perlu diperkuat mulai dari level keluarga, komunitas, hingga industri.
“Ibu seringkali menjadi pengambil keputusan dalam hal aspek-aspek yang berkaitan dengan keamanan, kenyamanan, dan gaya hidup keluarga. Termasuk beralih ke kendaraan listrik yang tidak hanya ramah lingkungan, namun biaya hariannya jauh lebih hemat,” jelasnya.
Dari sisi industri, partisipasi perempuan dalam ekosistem hijau masih rendah. Data ENTREV mencatat, baru sekitar 25% perempuan yang masuk ke industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Kondisi ini sejalan dengan lapora WRI terkait data global yang menunjukkan keterlibatan perempuan di sektor energi baru terbarukan (EBT) masih berada di kisaran 32 persen.
“Kita perlu terus mendorong keterlibatan perempuan dalam upaya-upaya transisi energi. Ekosistem yang inklusif adalah fondasi agar transisi ini adil dan berkelanjutan,” imbuh sosok yang akrab disapa Eriell Salim itu.
Sebagai bentuk dukungan, ENTREV bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta United Nations Development Programme (UNDP) menyelenggarakan lokakarya di berbagai daerah dengan melibatkan komunitas perempuan lokal. Hingga kini, kegiatan tersebut telah digelar di Jakarta, Jawa Barat, dan Bali, dengan dukungan pemerintah daerah setempat. Agenda serupa rencananya akan diperluas ke daerah lain dan melibatkan lebih banyak komunitas perempuan.
ENTREV juga menyiapkan program sosialisasi mobil listrik yang akan menggandeng sejumlah organisasi perempuan, seperti Dharma Wanita Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Ikatan Wanita Pengusaha Perempuan (IWAPI), Aisyiah Muhammadiyah, Muslimat NU, pelaku UMKM perempuan, serta komunitas perempuan lainnya.
“Kami melihat keterlibatan perempuan mampu mendorong perubahan gaya hidup rendah karbon di masyarakat. Khususnya dalam adopsi KBLBB di lingkup keluarga dan lingkungan sekitar,” pungkas Eriell.
Baca Juga: Futsal Perempuan: Ruang Kebebasan, Ruang Perjuangan
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Terbaik untuk Lansia: Fitur Canggih, Keamanan dan Kenyamanan Optimal
- 10 Mobil Mini Bekas 50 Jutaan untuk Anak Muda, Sporty dan Mudah Dikendarai
- 5 Tablet RAM 8 GB Paling Murah yang Cocok untuk Multitasking dan Berbagai Kebutuhan
- 6 Motor Paling Nyaman untuk Boncengan, Cocok buat Jalan Jauh Maupun Harian
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
Pilihan
-
OJK Lapor Bunga Kredit Perbankan Sudah Turun, Cek Rinciannya
-
Profil PT Abadi Lestari Indonesia (RLCO): Saham IPO, Keuangan, dan Prospek Bisnis
-
Profil Hans Patuwo, CEO Baru GOTO Pengganti Patrick Walujo
-
Potret Victor Hartono Bos Como 1907 Bawa 52 Orang ke Italia Nonton Juventus
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
Terkini
-
Panduan Excel yang Perlu Anda Ketahui: Bulatkan Angka dengan Sempurna
-
5 Shio Paling Beruntung Besok 25 November 2025, Cuan Mengalir Deras
-
4 Zodiak Ini Bakal Dapat Bisikan Penting dari Langit 25 November 2025, Cek Peruntunganmu!
-
5 Rekomendasi Robot Vacuum Cleaner Mulai Rp500 Ribuan, Bye Bye Sapu dan Kain Pel!
-
Doa Hari Guru Nasional 2025 PDF Resmi dari Kementerian Agama
-
4 Tips Menurunkan Berat Badan untuk Ibu Menyusui yang Efektif
-
Destinasi Wisata Garut, Hotel ini Tawarkan Pemandangan 3 Gunung hingga Aktivitas Menarik Nataru
-
5 Rekomendasi Serum Azelaic Acid untuk Kulit Berjerawat dan Sensitif, Mulai Rp75 Ribu
-
7 Rekomendasi Skincare Whitening BPOM yang Aman Mencerahkan Kulit
-
Apakah Hari Guru Nasional 25 November Siswa Sekolah Libur? Ini Aturan SKB 3 Menteri