Lifestyle / Food & Travel
Senin, 13 Oktober 2025 | 17:41 WIB
Kawah Ijen [suara.com/ eliza gusmeri]

Suara.com - Kawah Ijen, salah satu destinasi wisata terkenal di Indonesia, bersiap menyambut tahun 2025 dengan sejumlah inovasi dan peningkatan yang menarik.

Tempat ini dikenal dengan keindahan api birunya dan panorama alam yang menakjubkan, kini menawarkan pengalaman yang lebih baik bagi para pengunjung.

Dilansir dari Ijen Expedition Tour, berikut ulasan pembaruan terkini mengenai Kawah Ijen pada tahun 2025, mencakup perubahan lingkungan, peningkatan infrastruktur, serta tips perjalanan penting untuk para pengunjung. 

Apakah Anda seorang pelancong baru atau petualang yang kembali, informasi terbaru ini akan memandu Anda dalam merencanakan perjalanan yang aman dan berkesan.

Lokasi dan Signifikansi

Kawah Ijen adalah bagian dari kompleks gunung berapi Ijen yang terletak di Jawa Timur. Kawah ini terkenal tidak hanya karena keindahan alamnya yang menakjubkan, tetapi juga karena pentingnya nilai budaya dan ekonominya bagi masyarakat setempat. 

Salah satu daya tarik utamanya adalah api biru yang terlihat di malam hari sebuah fenomena langka yang disebabkan oleh pembakaran gas sulfur.

Keajaiban Alam

Dengan ketinggian 2.386 meter di atas permukaan laut, danau kawah Kawah Ijen adalah danau dengan tingkat keasaman tertinggi di dunia.

Baca Juga: Minim Penerangan, Ragunan Janji Evaluasi Wisata Malam Tanpa Ganggu Satwa

Air danau yang berwarna biru kehijauan sangat menakjubkan, namun juga sangat korosif akibat tingginya konsentrasi asam sulfat. 

Para pengunjung sering kali terpesona oleh perpaduan unik antara keindahan alam dan kekuatan vulkanik yang mengesankan.

Kawah Ijen dari Bondowoso Jawa Timur [Foto: Instagram]

Pembaruan Lingkungan dan Keselamatan

Pada tahun 2025, pemantauan lingkungan di Kawah Ijen akan ditingkatkan seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik dalam beberapa tahun terakhir. 

Meskipun kawasan ini tetap dibuka untuk pengunjung, protokol keselamatan baru telah diterapkan untuk memastikan bahwa wisatawan dapat menikmati pengalaman dengan aman. 

Penggunaan masker gas kini diwajibkan bagi semua pengunjung karena emisi gas sulfur yang lebih tinggi, terutama saat mendaki untuk melihat api biru di malam hari.

Peraturan dan Persyaratan Masuk

Mulai Februari 2025, kunjungan ke Kawah Ijen harus mengikuti peraturan khusus untuk menjamin keselamatan dan pelestarian lingkungan. Berikut adalah persyaratan dan panduan utama untuk masuk:

1. Pemesanan Tiket Online: Semua pengunjung harus membeli tiket terlebih dahulu melalui portal resmi di tiket.bbksdajatim.org.

2. Surat Keterangan Sehat: Pengunjung diwajibkan memiliki surat keterangan sehat yang sah dari fasilitas medis yang diakui, yang menyatakan bahwa mereka dalam kondisi fisik dan mental yang baik untuk mendaki.

Disarankan agar surat ini diperoleh sehari sebelum kunjungan, karena beberapa sumber menyebutkan bahwa berlaku hanya selama satu hari.

3. Senter: Pengunjung disarankan untuk membawa senter.

4. Masker: Disarankan untuk digunakan sebagai pelindung dari gas sulfur.

5. Pakaian Hangat: Pengunjung harus mengenakan pakaian hangat yang sesuai untuk menghadapi suhu dingin.

6. Peralatan Keselamatan: Pengunjung diharuskan membawa perlengkapan keselamatan yang penting.

Dengan mematuhi aturan ini, diharapkan pengalaman di Kawah Ijen dapat berlangsung dengan aman dan nyaman.

Barang-barang ini penting mengingat medan yang menantang dan banyaknya gas sulfur di daerah tersebut

Pengunjung Kawah Ijen harus memperhatikan beberapa peringatan kesehatan. Individu dengan masalah pernapasan, kondisi jantung, atau tekanan darah tinggi disarankan untuk tidak mengunjungi kawah, mengingat pendakian yang berat dan paparan gas vulkanik.

Ibu hamil, terutama yang berusia antara 6 hingga 9 bulan, juga perlu berhati-hati. Selain itu, disarankan untuk memiliki asuransi perjalanan pribadi, karena tiket masuk tidak mencakup bentuk asuransi apa pun. 

Kawah Ijen dapat diakses mulai pukul 02.00 hingga 12.00, dan bagi mereka yang ingin menyaksikan api biru yang terkenal, sebaiknya mulai mendaki di pagi hari.

Semua pengunjung diwajibkan untuk mengikuti Prosedur Operasi Standar (SOP) dan protokol kesehatan yang ditetapkan demi keselamatan dan pelestarian lingkungan.

Pengembangan Budaya dan Komunitas Lokal

Kawah Ijen Banyuwangi. (Red Doorz)

Para penambang belerang di Kawah Ijen tetap menjadi bagian penting dari pengalaman tersebut. Berbagai inisiatif baru telah diperkenalkan untuk mendukung pekerja ini dengan cara meningkatkan kondisi kerja mereka dan mempromosikan sumber pendapatan alternatif melalui kegiatan pariwisata, seperti memandu dan menjual kerajinan lokal.

Panduan Perjalanan untuk Pengunjung Tahun 2025

1. Waktu Terbaik untuk Berkunjung

Waktu terbaik untuk mengunjungi Kawah Ijen adalah selama musim kemarau, antara bulan April hingga Oktober, ketika cuaca lebih mendukung.

Pendakian malam hari yang dimulai sekitar pukul 1 dini hari adalah cara terbaik untuk melihat api biru sebelum matahari terbit.

2. Apa yang Harus Dibawa dan Dikenakan

Untuk memaksimalkan petualangan Anda di Kawah Ijen, pastikan untuk membawa perlengkapan penting berikut: masker gas (yang sering disediakan oleh pemandu) untuk melindungi dari asap belerang; pakaian hangat, karena suhu dapat menurun drastis di malam hari; sepatu trekking dengan cengkeraman yang baik untuk menghadapi medan berbatu; serta lampu kepala untuk penerangan saat perjalanan malam hari.

3. Tips Perjalanan Ramah Lingkungan

Lestarikan keindahan Kawah Ijen dengan menerapkan praktik ramah lingkungan. Pastikan untuk tidak meninggalkan jejak, yaitu dengan menghindari membuang sampah sembarangan dan selalu membawa pulang sampah Anda. 

Hormati juga adat istiadat dan peraturan yang berlaku di daerah tersebut. Selain itu, dukung masyarakat setempat dengan mempekerjakan pemandu lokal dan membeli produk-produk buatan mereka.

Dengan berbagai inovasi dan peningkatan yang direncanakan, Kawah Ijen siap menyambut para pengunjung dengan pengalaman yang lebih menarik dan berkesan. Destinasi ini tetap menjadi salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi para pecinta alam dan petualangan.

Kontributor : Laili Nur Fajar Firdayanti

Load More