- Sains bukan hanya soal pengetahuan, tapi tentang keberanian memahami makna di balik setiap fenomena.
- Pendidikan sejati bukan mencetak manusia pintar, tapi manusia yang peduli dan berdaya guna.
- Dari laboratorium hingga ruang kehidupan, ilmu akan bermakna bila dijalankan dengan empati dan tanggung jawab.
Suara.com - Ada dua sejarah baru yang ditorehkan Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) pada Oktober 2025. Di satu momen yang sama, Prof. Elisabeth Rukmini, S.Si., M.Sc., Ph.D., bukan hanya dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Sains Dasar, tapi juga dilantik sebagai Rektor UPJ periode 2025–2027.
Langkah ini bukan sekadar pergantian jabatan, melainkan simbol arah baru: kampus yang berdaya saing, kolaboratif, dan berakar kuat pada nilai kemanusiaan.
Sains Dasar, Jalan Menuju Masa Depan yang Bermakna
Dalam orasi ilmiahnya bertajuk “Dari Sains Dasar Menuju Masa Depan: Menenun Makna, Meretas Kesenjangan”, Prof. Elisabeth menegaskan satu hal penting: sains dasar bukan sekadar teori, melainkan fondasi bagi inovasi dan cara berpikir kritis yang bisa mengubah dunia.
“Sains dasar memberi ruang bagi manusia untuk berpikir kritis dan memaknai realitas secara mendalam. Pendidikan tinggi harus melatih mahasiswa agar berani bertanya, bernalar, dan bertanggung jawab atas pengetahuan yang mereka hasilkan,” ujarnya penuh semangat.
Melalui kerangka Futures’ Triangle dari Dr. Sohail Inayatullah, ia menggambarkan masa depan sains di Indonesia dengan tiga kekuatan: dorongan inovasi masa kini (push), beban sosial dan struktural masa lalu (weights), serta tarikan menuju masa depan yang inklusif (pull).
Sebagai Guru Besar sekaligus Rektor, Prof. Elisabeth ingin membawa UPJ menjadi kampus yang tidak hanya mencetak cendekiawan cerdas, tapi juga berempati dan relevan dengan zaman.
“Kami ingin UPJ melahirkan insan kreatif—berpikir luas dan bertindak dengan empati,” tegasnya.
Untuk mewujudkan visi itu, ia menyiapkan empat fokus utama:
Baca Juga: Guru Besar UGM Prof Nindyo Pramono: Kerugian BUMN Bukan Korupsi, Asal Penuhi Prinsip Ini
1. Kualitas akademik yang kontekstual, dengan pembelajaran yang nyambung ke dunia kerja.
2. Internasionalisasi di rumah (Internationalization at Home) lewat kolaborasi digital dan program fast track S1–S2.
3. Riset dan inovasi terapan, mulai dari Smart Waste Sorting System berbasis AI hingga riset desain perkotaan dan green infrastructure.
4. Kemandirian finansial dan reputasi institusi, agar UPJ tumbuh berkelanjutan dan berdampak bagi pembangunan nasional.
Ilmuwan Perempuan yang Tak Pernah Berhenti Belajar
Perjalanan Prof. Elisabeth sendiri adalah cerminan dari semangat lifelong learning.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
Terkini
-
6 Sunscreen Anti Air dan Anti Lengket untuk Musim Hujan, Cocok untuk Wanita Pekerja Outdoor
-
Berapa Tarif Manggung Raisa? Diva Pop Indonesia Ceraikan Hamish Daud
-
Masih Bingung Harus Pakai Sunscreen SPF Berapa? Ini Jawaban Dokter Spesialis Kulit
-
2 Promo G-DRAGON IN CINEMA CGV, Ada Poster Eksklusif 4DX dan Paket Combo Tiket
-
Apakah Tanggal 28 Oktober Termasuk Libur Nasional? Ini Jawabannya
-
Beauty Beyond Boundaries, Ruang Baru untuk Merayakan Kecantikan
-
Sumpah Pemuda 2025 yang ke Berapa? Ini Tema Resmi dan Makna di Balik Logonya
-
7 Parfum Lokal yang Wanginya Meninggalkan Jejak untuk Pria dan Wanita
-
6 Sabun Cuci Muka untuk Mengatasi Flek Hitam Usia 40-an, Harga Mulai Rp20 Ribuan
-
Rekomendasi 5 Sepatu Lokal Harga Rp200 Ribuan: Nyaman, Nggak Bikin Pegal saat Berdiri di KRL