Suara.com - Hilangnya pesawat Malaysia Airlines (MAS) dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing hari Sabtu (8/3/2014) masih menjadi misteri. Kabar soal dua penumpang yang diduga menggunakan paspor curian mencuatkan dugaan adanya sabotase dalam peristiwa tersebut.
Kemungkinan itu diungkapkan John Goglia, seorang mantan anggota Badan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat. Badan ini bertugas menyelidiki berbagai kecelakaan pesawat. Menurut Goglia, tidak adanya sinyal darurat menandakan bahwa kemungkinan pesawat meledak akibat mengalami dekompresi atau hancur akibat bahan peledak.
"Kejadiannya pasti cepat karena tidak ada komunikasi," kata Goglia seperti dikutip Reuters.
Goglia juga menyinggung soal dugaan adanya penumpang yang menggunakan identitas palsu untuk naik ke pesawat tersebut. Menurut dia, kemungkinan besar ada bom dalam pesawat.
"Itu indikasi kuat," kata dia.
Jika memang benar ada penumpang yang naik ke pesawat dengan paspor curian, maka tidak bisa dipastikan apakah mereka masuk melalui pemeriksaan keamanan atau tidak.
Seperti diberitakan sebelumnya, pemerintah Austria dan Italia membantah dua warganya ikut dalam penerbangan pesawat Malaysia Airlines yang hilang. Nama kedua warga Austria dan Italia tersebut sebelumnya tercatat dalam manifes penumpang yang dikeluarkan MAS. Namun, nyatanya, keduanya berada di negaranya masing-masing dalam keadaan selamat. Paspor mereka dicuri saat sedang berkunjung ke Thailand di waktu yang berlainan.
Menurut keterangan CEO MAS, Ahmad Jauhari Yahya, pesawat dengan nomor penerbangan MH370 itu melakukan kontak terakhir dengan pengendali lalu lintas udara ketika sedang terbang di 120 mil laut dari pesisir timur Kota Bharu, Malaysia.
Flightware.com, sebuah situs pelacak penerbangan menunjukkan bahwa pesawat tersebut terbang ke arah timur laut setelah lepas landas dari Malaysia. Menurut situs tersebut, pesawat tercatat berada dalam ketinggian 35.000 kaki dan terus menambah ketinggian, sampai akhirnya hilang dari pantauan beberapa menit kemudian. (Reuters)
Berita Terkait
-
Pesawat Hilang di Alaska Ditemukan: 3 Tewas, 7 Terjebak
-
Broken Ridge Dimana? Diduga Kuat Jadi Lokasi Jatuhnya Pesawat MH370
-
10 Tahun Tragedi MH17, Luka Lama Belum Sembuh, Keadilan Masih Dicari
-
Gunung Ruang Meletus, Puluhan Penerbangan di Malaysia dan Singapura Dibatalkan
-
Misteri Pesawat Hilang di Kaltara: Tim Gabungan TNI-Polri Lakukan Pencarian Jalur Udara dan Darat
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional