Suara.com - Presiden Amerika Barack Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih, Senin (17/3/2014), pagi waktu setempat menyatakakan telah menyetujui untuk menjatuhkan sanksi buat pejabat Rusia dan Ukraina pasca referendum di Krimea.
“Saya menyetujui pemberian sanksi bagi orang-orang yang bertanggung jawab dalam jajak pendapat,” tegas Obama.
Setidaknya ada 11 pejabat Rusia dan Ukraina yang dipandang bertanggung jawab menyusul hasil jajak pendapat warga Krimea yang diklaim lebih dari 90 persen pemberi suara menyetujui bergabung dengan Rusia. Uni Eropa (UE) menyebutnya sebagai upaya aneksasi Rusia atas Krimea agar lepas dari Ukraina.
Sanksi lainnya yakni membekukkan aset-aset milik Rusia di Amerika.
Seentara negara negara Uni Eropa juga melakukan hal serupa merujuk hasil pertemuan Menteri Luar Negeri di kawasan itu pada hari yang sama atau beberapa jam setelah hasil jajak pendapat keluar. Namun UE menambah jumlah pejabat yang masuk daftar hitam, yakni 21 orang.
Ancaman Sansksi ini sebetulnya lebih ringan dari ancaman sebelumnya yang sempat digembar gemborkan Amerika dan UE untuk menjatuhkan sanksi ekonomi.
Meski demikian, penerapan sanksi juga berisiko dibalas oleh pemutusan pasokan energi dari Rusia. Sebagian besar negara Eropa sangat bergantung pada pasokan gas Rusia.
Seperti yang dikatakan Menteri Luar Negeri Belanda, “Saya akan melakukan apa saja untuk menghindari sanksi (terhadap Rusia), karena saya yakin semua pihak akan menderita jika kita menjatuhkan sanksi.” (Reuters/BBC)
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Profil Glory Lamria: Diaspora Viral Usai Kunjungan Presiden di Amerika Serikat
-
Analisis IHSG Hari Ini Usai Wall Street Cetak Rekor Didorong Harga Saham Nvidia
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
Terkini
-
Harta Wahyudin Moridu Minus Rp 2 Juta, KPK Ingatkan Pejabat Jujur LHKPN
-
"Negeri Ini Disandera!": Erros Djarot Bongkar Dominasi Ketua Umum Partai dan Oligarki di Indonesia
-
9 Bulan Berjalan, Kepala Badan Gizi Nasional Sebut Sudah 4700 Siswa Keracunan MBG
-
BPOM dan PSI Perangi Obat Palsu, Libatkan Marketplace hingga Interpol
-
Rezim Jokowi Rusak Peradaban? Erros Djarot Bongkar Borok Nepotisme dan Buzzer di Lingkar Kekuasaan
-
Mahfud MD Buka Suara Soal Reshuffle dan Menko Polkam Baru: Reformasi Polri Jangan Mandek
-
Prabowo: Indonesia Mengakui dan Jamin Keamanan Israel Jika Palestina Merdeka
-
Golkar Soroti Kesiapan IKN Sebagai Ibu Kota Politik pada 2028, Perencanaan Spesifik Jadi Sorotan
-
Dorong Gig Economy, Pramono Anung Janji Siapkan Fasilitas Publik Terintegrasi Co-Working Space
-
Negara Siap Biayai Kuliah Lulusan Sekolah Garuda di Kampus Top Global, Asal Penuhi Syarat Ini!