Suara.com - Seorang perempuan tega menyewa seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa orang tuanya sendiri. Perbuatan nekat itu tega ia lakukan lantaran kedua orang tua memintanya mengakhiri hubungan dengan pacarnya.
Kasus ini berawal saat orang tua Jennifer, Hann Pan dan Bich Ha Pan membongkar kebohongan anak mereka. Jennifer, yang mengaku kuliah sambil kerja di kota lain. Ternyata, Jennifer berbohong. Kenyataannya, dia tinggal bersama sang kekasih, Daniel Wong dan tidak kuliah, apalagi kerja.
Orang tuanya pun marah. Mereka meminta Jennifer memutuskan hubungan dengan Daniel dan kembali kuliah. Sang ayah, Hann Pan sempat mengatakan tidak akan merestui hubungan mereka, sampai mereka mati sekalipun.
Jennifer Pan kemudian menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa kedua orang tuanya. Tak tanggung-tanggung, Jennifer membayar hingga 10.000 dolar Amerika atau senilai 113 juta rupiah kepada 3 pembunuh bayaran.
Pada tanggal 8 November 2010, tiga pembunuh tersebut menyantroni rumah orang tua Jennifer. Setelah dibawa ke ruang bawah tanah, keduanya ditembak beberapa kali. Sebelum ditembak, Bich Ha Pan, ibu Jennifer yang tidak tahu bahwa semuanya direncanakan oleh anaknya, sempat memohon kepada si pembunuh.
"Kalian boleh menyakiti kami, tapi tolong jangan sakiti putri kami," kata Hann Pan, menceritakan kembali apa yang diucapkan sang istri Bich Ha Pan sebelum ia ditembak.
Salah satu penembak menjawab, "Jangan khawatir, putri anda sangat baik sehingga saya tidak akan menyakitinya," kisah Hann Pan saat bersaksi dalam pengadilan hari Rabu (26/3/2014)
Beruntung, meski dua peluru menembus tubuhnya, Hann Pan masih hidup. Saat sadar ia menemukan tubuh sang istri terbujur kaku tidak lagi bernyawa. Dia berlari keluar untuk meminta bantuan.
Dalam kasus tersebut, Jennifer bersama Daniel Wong dan tiga orang lainnya dijerat pasal berlapis. Masing-masing didakwa melakukan pembunuhan tingkat satu, percobaan pembunuhan dan konspirasi untuk membuat pembunuhan itu seolah-olah tindak perampokan. (The Star)
Tag
Berita Terkait
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
KSPI Desak RUU PPRT Disahkan: Pekerja yang Menopang Ekonomi Justru Paling Diabaikan
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Jangan Takut Lapor! KemenPPPA Tegaskan Saksi dan Korban KBGO Tak Bisa Dituntut Balik
-
Misteri Dosen Untag Tewas di Hotel: Autopsi Ungkap Aktivitas Berlebih, Mahasiswa Soroti Kejanggalan
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional