Suara.com - Direktur Eksekutif Political Communication Institute (Polcomm) Heri Budiyanto menyarankan Partai Golkar perlu realistis mengusung cawapres saja dalam Pemilu Presiden dan Wapres 9 Juli 2014.
"Lebih baik Golkar mendukung capres dari koalisi partai dan mengambil posisi cawapres saja," katanya pada diskusi "Dinamika Internal Partai Jelang Pilpres" di Jakarta, Minggu (20/4/2014).
Heri Budiyanto menyebutkan terdapat empat nama yang layak dimajukan sebagai cawapres Partai Golkar yakni Priyo Budi Santoso, Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, dan Luhut Panjaitan.
Ia menegaskan sebaiknya Golkar belajar dari Pemilu Presiden pada 2004 dan 2009 yang mengajukan calon presiden tetapi kalah telak dibandingkan calon dari partai lain.
"Mereka adalah partai yang pertama kali mengusung konvensi tetapi hasil konvensi tidak menang dalam Pilpres 2004. Pada 2009, Ketua Umum yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla juga kalah. Sekarang Ketua Umum Aburizal Bakrie, elektabilitasnya pun tak tinggi," katanya.
Ia menunjukkan hasil survei Polcomm per 3 April, bakal capres PDIP Joko Widodo masih tertinggi dengan elektabilitasnya 31 persen dan Prabowo dengan elektabilitas 19 persen sedangkan Aburizal Bakrie hanya enam persen.
Jika Golkar tetap mengajukan Aburizal Bakrie, sangat sulit mengalahkan Joko Widodo maupun Prabowo.
"Namun kalau akan tetap mau ngotot mencalonkan Ical tentunya yang tahu kader Golkar sendiri,'' katanya.
Ia menegaskan Golkar harus cermat berhitung dengan memunculkan kader-kader internal sebagai cawapres resmi yang diusung oleh partai berlambang beringin itu. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Survei: Mayoritas Ojol di Jabodetabek Pilih Potongan 20 Persen Asal Orderan Banyak!
-
Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
-
Tak Ada Tawar Menawar! Analis Sebut Reformasi Polri Mustahil Tanpa Ganti Kapolri
-
Menjelajahi Jantung Maluku: "Buru Expedition" Wanadri Ungkap Kekayaan Tersembunyi Pulau Buru
-
Polemik Ijazah Gibran Tak Substansial tapi Jadi Gaduh Politik
-
Klarifikasi Ijazah Gibran Penting agar Tidak Ulangi Kasus Jokowi
-
Menkeu Purbaya Ultimatum ke Pengelolaan Program Makan Gratis: Nggak Jalan, Kita Ambil Duitnya!
-
Eks Kapolri Tegaskan Polri di Bawah Presiden: Perspektif Historis dan Konstitusional
-
J Trust Bank Desak Crowde Lebih Kooperatif dan Selesaikan Kewajiban
-
KPK: Penyidikan Korupsi Haji Tidak Mengarah ke PBNU