Suara.com - Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) V Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tahun 2014 yang berlangsung di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (21/5/2014), Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan terjadinya masalah di bidang ketahanan pangan nasional lantaran kurangnya koordinasi antara pusat dan daerah.
"Pengalaman saya di lapangan, menurut saya, ini masalah komunikasi pusat dengan gubernur, bupati, dan walikota di daerah. Mestinya memang ada komunikasi, mungkin dibuat poros, mungkin bisa presiden lewat menko (menteri koordinator), gubernur nggak setahun sekali, kalau bisa setiap bulan," kata Jokowi.
Jokowi menyontohkan saat ini Jakarta mengalami kekurangan persediaan beras. Ternyata, ketika Jokowi pergi ke Sulawesi Selatan, di provinsi itu terjadi surplus beras hingga 2,6 juta ton.
Contoh lainnya, Jakarta harus impor sayur mayur dari luar negeri, padahal ketika ia berkunjung ke Lampung, sayur mayur yang tersedia di provinsi ini melimpah ruah.
Persoalan lain lagi yang ditemukan Jokowi dalam kaitan dengan ketahanan pangan adalah infrastruktur jalur distribusi pangan yang kurang mendukung, terutama laut. Menurut dia, infrastruktur perlu diperbaiki agar proses distribusi berjalan lancar dan murah.
"Saya lihat infrastruktur laut, ini nggak diperhatikan. Mestinya laut dikoneksikan, Sumatera-Jawa-Sulawesi-Papua, ada. Tol laut itu mestinya dibangun sehingga biayanya akan sangat murah. Jangan sampai kita lihat sekarang, saya kirim dari Jawa ke Eropa, sama Jawa ke Papua, lebih murah Jawa ke Eropa. Ini hal yang harus diperbaiki," tuturnya.
Dengan peningkatan infrastruktur laut yang tepat guna, Jokowi optimistis biaya distribusi menjadi lebih rendah.
"Kalau begitu, saya yakin semen di Jawa 50 ribu, di Papua tidak akan sejuta. Dan kiriman sapi dari NTT ke Jakarta dan dibanding dari Australia ke Jakarta cost-nya hanya sepertiganya. Karena tidak ada kapal laut besar (untuk angkutan). Yang saya liat dari Australia ke Jakarta, satu kapal bisa angkut 30 ribu sampai 40 ribu sapi, kalau kita bisa angkut paling 300 sapi," tuturnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Warga Susah Tidur Gegara Suara Musik, Satpol PP Angkut Belasan Speaker Milik PKL di Danau Sunter
-
Makin Ngeri! Terbongkar Modus Baru Peredaran Miras COD: Diantar Pengedar ke Pemesannya
-
Bus Rombongan FKK Terguling di Tol Pemalang, 4 Orang Tewas!
-
3 Fakta Kereta Purwojaya Anjlok di Bekasi, Jalur Terblokir Sejumlah KA Terdampak
-
Bukan Cuma Mesin EDC, KPK Kini Juga Bidik Korupsi Alat Pengukur Stok BBM di Kasus Digitalisasi SPBU
-
Kerajaan Thailand Berduka: Ratu Sirikit Meninggal Dunia di Usia 93 Tahun karena Komplikasi Penyakit
-
Tragis! Mulut Asem Mau Nyebat, Pegawai Warkop di Kebon Jeruk Tewas Tersetrum Listrik
-
PDIP Gaungkan Amanat Bung Karno Jelang Sumpah Pemuda: Indonesia Lahir dari Lautan, Bukan Tembok Baja
-
Heboh Polisi di Bali Terlibat Perdagangan Orang Modus Rekrut Calon ABK, Begini Perannya!
-
Umrah Mandiri: Kabar Baik atau Ancaman? Ini Kata Wamenhaj Soal Regulasi Baru