Suara.com - Fabien Cousteau, cucu pakar kelautan ternama Jacques-Yves Cousteau mulai Minggu (1/6/2014) akan memulai aksinya tinggal sebulan dalam laboratorium bawah laut di Florida Keys. Fabien tengah berusaha untuk memecahkan rekor, yang dicetak mendiang kakeknya setengah abad lalu. Aksi ini sebenarnya sudah disiapkan bertahun-tahun lalu dan beberapa kali ditunda.
Fabien akan menyelam sedalam 19,3 meter dan menghabiskan 31 hari di laboratorium, yang dikenal dengan nama Aquarius, mengamati perilaku ikan, mempelajari pengaruh polusi dan penghangatan lautan terhadap terumbu karang, serta melihat dampak tinggal di bawah laut dalam tempo lama terhadap badan manusia.
"Ada banyak tantangan fisik dan psikologi. Keuntungannya adalah latar belakang yang tak terbatas," kata Cousteau (46) yang dilahirkan di Paris dan dibesarkan dalam kapal milik kakeknya Calypso dan Alcyone.
Cousteau akan tinggal dan bekerja di bawah laut bersama sebuah tim peneliti dan pembuat film dokumenter.
Jika berhasil meluangkan seluruh masanya di bawah laut, Cousteau akan memecahkan rekor tinggal selama 30 hari di bawah laut yang diukir kakeknya 50 tahun lalu di Laut Merah. Pada 1963 Jacques-Yves Cousteau bersama beberapa penyelam yang dijuluki "oceanaut" tinggal selama 30 hari di dalam laboratorium bawah laut bernama Conshelf II di dekat pelabuhan Sudan.
Aquarius yang berbentuk silindris sepanjang 13 meter merupakan laboratorium bawah laut terakhir yang masih beroperasi. Laboratorium ini terletak pada urukan pasir dekat terumbu karang dalam sekitar 14,5 kilometer selatan Key Largo, Florida.
Laboratorium ini merupakan "rahasia dalam lautan yang paling terjaga," kata Cousteau kepada Reuters pada 2013.
Aquarius dilengkapi dengan pengatur suhu udara, akses internet nirkabel, kamar mandi, enam tempat tidur dan jendela yang memungkinkan penghuninya mengamati kehidupan laut di sekelilingnya selama 24 jam. Tinggal dalam laut sangat membantu peneliti dengan riset harian dan pengumpulan data.
Para peneliti yang mempelajari efek pemutihan terumbu karang - ketika air laut yang menghangat memicu karang hidup mengeluarkan alga warna-warni yang hidup di dalamnya - akan keluar dari Aquarius setiap dinihari untuk mempelajari produksi energi terumbu karang sebelum pagi menjelang.
"Masuk, keluar, jadual peneliti kami terus berulang. Saya rasa kru dokumenter akan sedikit merasa bosan," kata Andrew Shantz, kandidat PhD sains kelautan pada Universitas Internasional Florida, yang akan tinggal selama 17 hari dalam laboratorium itu.
Setelah penyelaman pada pagi hari itu, tim akan kembali ke stasiun untuk berkomunikasi melalui Sykpe dengan kelas-kelas di seluruh dunia dan menguji bagaimana tinggal lama di bawah laut mempengaruhi tubuh mereka.
Tim akan keluar dari Aquarius dengan perlengkapan selam pada siang dan malam hari untuk mengumpulkan data tambahan, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan tanpa laboratorium bawah laut.
"Anda akan mndapatkan pengamatan yang terstruktur dan teratur seperti ini, yang tidak akan didapatkan dengan sekali penyelaman," kata Shantz. (Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Calon Pelatih Timnas Indonesia: Kelebihan Heimir Hallgrimsson yang Tak Dimiliki Timur Kapadze
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Cara Mematikan Autocorrect di iPhone dengan Mudah
-
Survei: BI Bakal Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Siapkan Kejutan di Desember
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 5 Pilihan HP Snapdragon Murah RAM Besar, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Misteri Kematian Brigadir Esco: Istri Jadi Tersangka, Benarkah Ada Perwira 'W' Terlibat?
-
Semangat Hari Pahlawan, PLN Hadirkan Cahaya Bagi Masyarakat di Konawe Sulawesi Tenggara
-
Diduga Rusak Segel KPK, 3 Pramusaji Rumah Dinas Gubernur Riau Diperiksa
-
Stafsus BGN Tak Khawatir Anaknya Keracunan karena Ikut Dapat MBG: Alhamdulillah Aman
-
Heboh Tuduhan Ijazah Palsu Hakim MK Arsul Sani, MKD DPR Disebut Bakal Turun Tangan
-
Pemkab Jember Kebut Perbaikan Jalan di Ratusan Titik, Target Rampung Akhir 2025
-
Kejagung Geledah Sejumlah Rumah Petinggi Ditjen Pajak, Usut Dugaan Suap Tax Amnesty
-
Kepala BGN Soal Pernyataan Waka DPR: Program MBG Haram Tanpa Tenaga Paham Gizi
-
Muhammad Rullyandi Sebut Polri Harus Lepas dari Politik Praktis, Menuju Paradigma Baru!
-
Hari Pertama Operasi Zebra 2025, Akal-akalan Tutup Plat Pakai Tisu Demi Hindari ETLE