Suara.com - Hari ini, 78 tahun yang lalu, Bacharuddin Jusuf Habibie (B.J. Habibie) lahir di Parepare, Sulawesi Selatan. Habibie adalah presiden ketiga Republik Indonesia. Namun, reputasi sebagai begawan teknologi lebih melekat pada dirinya.
Habibie merupakan putra pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie, seorang ahli pertanian, dengan R.A. Tuti Marini Puspowardojo, seorang bangsawan asal Yogyakarta. Setelah kematian ayahnya pada tahun 1950, Habibie hijrah ke Jakarta, lalu melanjutkan pendidikan ke negeri Jerman pada tahun 1955.
Di Jerman, Habibie meraih gelar diploma pertamanya pada tahun 1960 dan bekerja sebagai asisten riset di Universitas RWTH Aachen. Dua tahun kemudian, Habibie cuti sakit dan pulang ke Indonesia. Saat pulang itulah, Habibie bertemu dengan Hasri Ainun Besari, bekas kawan perempuannya di SMA. Cinta pun bersemi dan mereka menikah. Tak lama setelah dinikai, Ainun diboyong Habibie ke Jerman. Saat itulah Habibie benar-benar berjuang untuk menafkahi keluarga kecilnya, apalagi setelah Ainun melahirkan anak pertama mereka. Habibie pun mencari kerja sampingan.
Saat bekerja di sebuah perusahaan pembuatan kereta api, Habibie menunjukkan prestasi yang baik bahkan ditawari menggantikan posisi CEO, namun dirinya menolak. Di tahun 1965, Habibie berhasil meraih gelar doktor atas disertasinya dalam bidang rekayasa kedirgantaraan. Berkat disertasinya itu, Habibie mendapat tawaran bekerja dari perusahaan pesawat besar seperti Boeing dan Airbus. Namun, Habibie juga menolak.
Tahun 1974, Indonesia memanggil Habibie. Kala itu, Presiden Soeharto sendiri yang merekrut Habibie untuk mengembangkan industri dalam negeri. Habibie mengawali karier dalam negerinya sebagai asisten khusus bos Pertamina. Dua tahun berselang, Habibie menjadi Kepala Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Di IPTN-lah, yang kemudian berubah nama menjadi PT. Dirgantara Indonesia, Habibie membidani pesawat pertama buatan Indonesia, N-250 Gatotkaca pada tahun 1995. Sayang, proyek tersebut mangkrak lantaran tidak mendapat pembiayaan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Padahal, pesawat itu hanya butuh sertifikasi terbang saja, lalu bisa diproduksi secara massal.
Habibie diangkat sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998 setelah mundurnya Soeharto, orang yang berkuasa selama lebih dari 30 tahun di Indonesia. Di era pemerintahannya yang terbilang sangat singkat, yakni 517 hari, Habibie membuat sejumlah kebijakan yang dinilai penting untuk mencegah disintegrasi bangsa. Meski patut diakui, keputusannya mengadakan referendum atas Timor Timur, tak disangka-sangka justru membuat provinsi itu terlepas dari pangkuan ibu pertiwi.
Terlepas dari itu semua, Habibie masih menjadi tokoh yang dibanggakan dan patut dijadikan contoh bagi anak bangsa. Perjuangan dan ketulusannya berbakti bagi kemajuan negeri sungguh layak diapresiasi.
Habibie menulis kisah perjalanan hidupnya bersama Ainun, yang kini sudah almarhum, dalam sebuah buku berjudul Habibie & Ainun. Sebuah film romantis berjudul sama yang diadopsi dari buku tersebut diputar di layar lebar pada akhir tahun 2012 lalu.
Di usia yang terus bertambah, Habibie masih menjadi sosok yang menginspirasi. Kali ini dalam hal percintaan. Kicauan-kicauannya di Twitter menggugah sisi lembut manusia. Tampak sekali, usia tidak menggerus sisi romantis dari seorang Habibie.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
Terkini
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
PAN Setuju Pilkada Lewat DPRD, Tapi Ada Syaratnya
-
Mendagri Serukan Percepatan Pembersihan Sisa Banjir dan Pembangunan Hunian Tetap di Aceh Tamiang
-
Pakar: PP Terbit Perkuat Perpol 10/2025, Jamin Kepastian Hukum
-
Jadi Pemasok MBG, Omzet Petani Hidroponik di Madiun Naik 100 Persen
-
Reformasi Polri Tanpa Tenggat? KPRP Bentukan Presiden Akui Masih Meraba Masalah
-
KPK Amankan Uang Rp 400 Juta saat Geledah Rumah Dinas Bupati Indragiri Hulu Ade Agus Hartanto
-
Kejagung Tetapkan Kajari Bangka Tengah Tersangka Korupsi Dana Umat Baznas