Suara.com - Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi mengatakan lembaga survei yang merangkap menjadi konsultan dan tim pemenangan pemilu malah akan menjadi benalu demokrasi.
Dalam diskusi bertema "Menyoal Quick Count sebagai Kejahatan Demokrasi" di Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Rabu (16/7/2014), dia menganalogikan, lembaga survei seperti itu seperti itu sebagai benalu yang menghisap di pohon demokrasi.
"Lembaga survei yang merangkap menjadi konsultan dan tim pemenangan menjadi benalu demokrasi, menghisap sumber daya bagi munculnya buah demokrasi. Sehingga demokrasi kita meranggas dan tak kunjung berbuah," kata Adhie.
Awalnya, cerita Adhie, lembaga survei muncul sejak era Pemilu Reformasi (1999), yang dimotori kalangan intelektual. Karena, sambungnya, Pemilu bukan hanya domain politisi, tapi juga kalangan akademisi dan analis intelektual yang bisa jadi pencerahan bagi masyarakat.
Tapi kini, katanya, kalangan intelektual/akademisi yang menelola lembaga survei melihat demokrasi sebagai lahan bisnis untuk meraup laba.
"Tapi, kalangan intelektual yang mengelola lembaga survei menjadi serupa partai politik, melihat demokrasi sebagai pohon bisnis. Sehingga, siapa saja atau partai apapun, kalau ingin sukses dalam berpolitik harus melalui sentuhan mereka," tutur Adhie.
Pada 2014 ini, Adhie menerangkan, lembaga survei ini tidak memiliki standar integritas dan menjadi partisan. Mereka, sambungnya, merilis hasil quick count dengan semangat tidak netral dan digunakan sebagai alat propaganda guna membentuk opini publik sepihak.
"Sehingga quick count yang merupakan instrumen pemantau penghitungan hasil pemilu diubah menjadi alat klaim kemenangan para kontestan," tegasnya.
Berita Terkait
-
Adhie Massardi: Lembaga Survei Bisa Dipidanakan
-
Polemik "Quick Count," JSI dan Puskaptis Menolak Diaudit
-
Fraksi Demokrat Usul Usai Pilpres Bahas Sepak Terjang Lembaga Survei
-
Ada Anggota Koalisi Permanen Dekati Jokowi, Gerindra Tak Ambil Pusing
-
Rob Allyn Diminta Tidak Remehkan Lembaga Survei Indonesia
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Ngeri! Jakarta Masuk 5 Besar Kota dengan Udara Terburuk di Dunia
-
Buka Suara soal Kasus Puluhan Siswa SD Keracunan MBG di Jaktim, DKPKP DKI Bilang Begini
-
Cuaca Hari Ini: Waspada Badai, Sebagian Besar Wilayah Indonesia Diprediksi Hujan
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 4 Oktober 2025: Waspada Hujan Lebat dan Gelombang Tinggi
-
Terkuak! Kasus Keracunan Siswa di Jakarta Akibat Dapur MBG Tak Jalani SOP BGN
-
Prabowo Blusukan ke Monas, Cek Persiapan HUT ke-80 TNI
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk Tewaskan 13 Orang, FKBI Desak Investigasi dan Soroti Kelalaian Fatal
-
Prakiraan Cuaca 4 Oktober 2025 di Berbagai Kota Wisata dari Bogor, Bali hingga Yogyakarta
-
Dolar Diramal Tembus Rp20.000, Ekonom Blak-blakan Kritik Kebijakan 'Bakar Uang' Menkeu
-
'Spill' Sikap NasDem: Swasembada Pangan Harga Mati, Siap Kawal dari Parlemen