Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terbuka untuk mengembangkan penanganan hasil inspeksi secara mendadak di Bandara Soekarno-Hatta terkait dengan pelayanan tenaga kerja Indonesia, untuk menjadi kasus dugaan tindak pidana korupsi.
"Bareskrim dan KPK mensinyalir sangat mungkin terjadinya 'fraud' (penipuan) dan bukan tidak mungkin ada korupsi. Kalau mengenai tindak pidana umum kami serahkan ke polisi tapi bila ada dugaan korupsi maka akan kami lakukan langkah-langkah lebih konkret," kata Ketua KPK Abraham Samad usai inspeksi di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Sabtu dini hari.
Pada inspeksi tersebut, diamankan 18 laki-laki yang terdiri atas satu orang Polri dan dua orang TNI Angkatan Darat yang diduga melakukan pemerasan kepada para TKI maupun warga negara asing yang baru tiba di Bandara Soekarno-Hatta dari luar negeri.
Namun dalam inspeksi tersebut belum ada oknum dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) sebagai otoritas yang bertanggung jawab dalam pelayanan kepada TKI, termasuk di bandara.
"Sementara belum ada (dari BNP2TKI, red.) tapi kita akan gali lebih jauh pihak-pihak lain yang diduga terlibat ada mata rantai mafia jaringan TKI maka pada waktunya kita akan periksa sejauh mana BNP2TKI dan tidak menutup perluasan penyelidikan," katanya.
KPK, menurut Abraham, telah melakukan kajian mengenai sistem pelayanan kepada TKI di bandara sejak 2006 dengan menemukan banyak pelanggaran dalam praktik pelayanan itu.
"Jadi kami ajak kepolisian, pihak Angkasa Pura II secara konkret. Ini sebenarnya adalah uji 'compliance' (ketaatan) tapi dalam sidak kita mendapatkan dan tidak menutup kemungkinan ada tindak pidana korupsi di sana, ada sistem yang berpotensi korupsi jadi kita 'concern' melakukan ini," katanya.
Hadir dalam inspeksi tersebut, empat pimpinan KPK, yaitu Abraham Samad, Bambang Widjojanto, Zulkarnain, dan Adnan Pandu Praja, Kabareskrim Komjen Irjen Pol Suhardi Alius, Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) yang diwakili oleh Mas Achmad Santosa dan Yunus Husein, serta pihak Angkasa Pura II, yaitu Direktur Angkasa Pura II Tri S. Sunoko dan Kepala Bandara Soekarno-Hatta, serta sejumlah pejabat terkait lain.
Abraham tidak merinci berapa jumlah uang didapat dari 18 orang yang diamankan KPK tersebut.
"Uangnya masih berkembang, masih dihitung, tapi disinyalir ini sudah lama karena kalau dihitung jumlah (pemerasannya, red.) signifikan bagi TKI," katanya.
Kabareskim Irjen Pol Suhardi Alius menjelaskan bahwa beberapa orang yang diamankan tersebut pernah bertugas di bandara.
"Dari beberapa oknum yang diamankan pernah dinas di sini. Mereka bukan petugas sini tapi ada akses ke bandara. Jadi perlu ditertibkan mana orang yang bener-benar dinas di sini dan mana yang di luar itu artinya preman," katanya.
Direktur Angkasa Pura II Tri S. Sunoko mengakui bahwa pemerasan terhadap TKI sudah berlangsung lama, tapi pihaknya tidak dapat melakukan apa-apa.
"Ini sudah berlangsung selama 10 tahun, kita pernah beberapa kali tangkap oknum tapi kami bukan aparat penegak hukum, jadi terjadi berkali-kali tapi dengan dukungan KPK kali ini kami lakukan perbaikan," kata Tri. [Antara]
Berita Terkait
-
KPK Sidak Bandara Soekarno-Hatta, Addie MS: Jahat Banget TKI Diperas
-
KPK Jelaskan Alasan Sidak Tengah Malam ke Bandara Soekarno-Hatta
-
KPK Sidak Bandara Soekarno-Hatta karena Banyak TKI Diperas!
-
KPK Sidak Terminal II Bandara Soekarno-Hatta, Anggota TNI dan Polri Diamankan
-
KPK Sidak Terminal II Bandara Soekarno-Hatta, Belasan Orang Diamankan
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung
-
Prabowo Perbarui Aturan Seleksi Pemimpin TNI, Utamakan Kompetensi Ketimbang Senioritas
-
Update Tragedi Ponpes Al Khoziny: 23 Jasad Ditemukan dalam 24 Jam, Total Korban Tewas Jadi 39 Orang
-
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, Prabowo Minta Cek Semua Infrastruktur Pesantren!