Suara.com - Saat ini, PDI Perjuangan tengah mengkaji kemungkinan Presiden terpilih Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak demi menekan beban APBN akibat subsidi. Di berbagai kesempatan, Jokowi mengatakan kalau nanti subsidi dikurangi sehingga harga BBM naik, masyarakat diminta pengertiannya.
Bagi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Achmad Mubarok hal itu memberikan pelajaran kepada partai politik di DPR RI.
"Waktu Pak SBY dulu mau naikkan harga BBM, diprotes partai, termasuk PDI Perjuangan. Bahkan anggota koalisi pemerintah waktu itu, Golkar dan PKS sampai kayak jadi partai oposisi. Waktu itu, PDI Perjuangan alasannya (memprotes) untuk membela rakyat," kata Mubarok kepada suara.com, Kamis (28/8/2014).
Dan sekarang, kata Mubarok, partai-partai, terutama PDI Perjuangan menyadari bahwasannya sekarang menaikkan harga BBM merupakan tuntutan dan tak tidak bisa ditolak.
"Ini pelajaran bagi PDI Perjuangan, dia butuh dukungan dari Parlemen," kata Mubarok.
Dalam posisi sekarang, kata Mubarok, Partai Demokrat akan berperan netral atau sebagai penyeimbang di Parlemen.
"Kalau nanti Pak Jokowi dijegal oleh Parlemen, seperti dulu Pak SBY dijegal Parlemen, maka Demokrat akan berpihak pada pemerintah sepanjang tujuan kebijakan itu baik untuk rakyat," kata Mubarok.
Sebaliknya, bila nanti pemerintah mengeluarkan kebijakan yang keliru, Demokrat bisa saja bergabung dengan Koalisi Merah Putih untuk mengkritisi kebijakan tersebut.
"Jadi, itu makna netral dan penyeimbang. Bebas aktif. Demokrat tidak masuk pemerintah, tapi tidak juga masuk oposisi," kata Mubarok.
Isu rencana kenaikan BBM merupakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan empat mata antara Presiden SBY dan Presiden terpilih untuk periode 2014-2019 di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014) malam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
-
Emil Audero Jadi Kunci! Cremonese Bidik Jungkalkan Parma di Kandang
-
DPR Usul Ada Tax Amnesty Lagi, Menkeu Purbaya Tolak Mentah-mentah: Insentif Orang Ngibul!
Terkini
-
Cinta Segitiga Berujung Maut: Pemuda Cilincing Tewas Ditikam Pisau 30 Cm oleh Rival Asmara
-
Narasi Prabowo - Gibran Dua Periode Disorot: Orientasi Kekuasaan Jauh Lebih Dominan?
-
Imbas Pasutri di Cakung Ribut: Rumah Ludes Dibakar, Suami Dipenjara, Istri-Mertua Luka-luka!
-
Rocky Gerung Bongkar Borok Sistem Politik!
-
Wahyudin Moridu Ternyata Mabuk saat Ucap 'Mau Rampok Uang Negara', BK DPRD Gorontalo: Langgar Etik!
-
Indonesia di Ambang Amarah: Belajar dari Ledakan di Nepal, Rocky Gerung dan Bivitri Beri Peringatan!
-
Ganggu Masyarakat, Kakorlantas Bekukan Penggunaan Sirene "Tot-tot Wuk-wuk"
-
Angin Segar APBN 2026, Apkasi Lega TKD Bertambah Meski Belum Ideal
-
Digerebek Satpol PP Diduga Sarang Prostitusi, Indekos di Jakbar Bak Hotel: 3 Lantai Diisi 20 Kamar!
-
Usai Siswa Keracunan Massal, DPR Temukan Ribuan SPPG Fiktif: Program MBG Prabowo Memang Bermasalah?