Suara.com - Institusi keagamaan Mesir, D?r al-Ift?' meminta agar acara tari perut yang ditayangkan sebuah stasiun televisi Mesir dihentikan. Acara itu dituding memicu "kemerosotan moral" dan dinilai dapat membuat masyarakat Mesir dipandang sebagai masyarakat yang anti-Islam.
"Acara itu dapat dipahami sebagai bagian dari kampanye yang ditujukan menghancurkan struktur moral masyarakat religius Mesir dan itu dipakai oleh kelompok ekstrimis yang memanfaatkan masalah itu sebagai pembenaran untuk menampilkan ide bahwa masyarakat (Mesir) menentang agama," bunyi pernyataan yang dikeluarkan oleh D?r al-Ift?'.
D?r al-Ift?' merupakan institusi Islam milik negara Mesir yang memberikan panduan dan petunjuk bagi umat Muslim terkait berbagai isu keagamaan dan kehidupan.
Pernyataan itu dikeluarkan dua hari setelah episode perdana dari acara "The Belly Dancer" ditayangkan di saluran televisi swasta Mesir, al-Qahera wal Nass. Pada episode perdana tersebut, seorang penari perut ternama bernama Dina menjadi satu dari tiga anggota dewan juri yang berhak memilih penari terbaik.
Kecaman juga datang dari kaum cendekiawan Islam. Ahmed Karima misalnya. Profesor Syariah Islam di Universitas al-Azhar mengatakan,"Pertunjukan semacam ini... haram dalam Syariah Islam".
"Ini (tontonan jenis ini) tidak cocok untuk di Mesir, sebuah negara Islam," kata seorang lelaki yang diwawancarai oleh Al Arabiya.
"Bagi saya, ini tidak bisa diterima," kata seorang lainnya.
Namun, tak sedikit pula yang tidak mempermasalahkan tontonan tersebut.
"Ini adalah pertunjukan yang bagus. Tarian oriental adalah sesuatu yang memang sudah ada sejak kita muda," sebut seorang lelaki yang mendukung acara itu.
Pada hari selasa, televisi tersebut mengumumkan akan menghentikan acara tersebut untuk sementara. Namun, alasannya bukan lantaran mendapat hujan kritik, melainkan untuk menghormati sebelas polisi Mesir yang terbunuh dalam sebuah serangan di Sinai.
Tari perut memang tarian yang sudah populer di kawasan Timur Tengah sejak berabad-abad lalu. Tetapi, tarian tersebut dinilai bertentangan dengan moral oleh kaum konservatif Mesir. (Al Arabiya)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
Terkini
-
Penjualan Terompet Tahun Baru di Asemka Sepi, Pedagang Keluhkan Larangan Kembang Api
-
Prediksi Cuaca Malam Tahun Baru untuk Semua Wilayah di Indonesia
-
Dua Kunci Syahganda Nainggolan Agar Rakyat Kaya dalam 5 Tahun: Upah dan Redistribusi Tanah
-
Diteror Bom Molotov usai Kritik Pemerintah, Ini 7 Fakta Serangan di Rumah DJ Donny
-
Kenapa Penerima Bansos di Kantor Pos Harus Foto Diri dengan KTP dan KK? Ini Penjelasan Dirut PT Pos
-
Figur Publik Kritis Diteror, Koalisi Masyarakat Sipil Serukan Soliditas: Warga Jaga Warga!
-
Malam Tahun Baru, KAI Commuter Tambah 26 Perjalanan KRL Jabodetabek hingga Dini Hari
-
TNI Harus Swadaya Tangani Bencana, Ketua Banggar DPR Desak BNPB Lebih Gesit Koordinasi Anggaran
-
Kortas Tipikor Tetapkan 3 Tersangka Korupsi PJUTS ESDM, Negara Rugi Rp19,5 Miliar!
-
BLTS Rp 900 Ribu di Aceh Tamiang Disalurkan Manual, Kantor Pos Masih Rusak Pascabencana