Suara.com - Sekretaris Kabinet Dipo Alam membantah pemberitaan yang menyebutkan bahwa dirinya telah mememerintahkan para menteri untuk menolak kedatangan tim transisi bentukan Joko Widodo - Jusuf Kalla.
Dipo Alam mengatakan media telah memainkan judul yang sama sekali berbeda dengan wawancaranya.
"Memang ada satu media yang menginterview saya dengan mengatakan judulnya Dipo Alam Perintahkan Tolak Kedatangan Tim Transisi. Itu tidak benar. Di dalam surat edaran saya tidak ada kata menolak," kata Dipo Alam, seperti dilansir dari laman Setkab.go.id, Sabtu (6/9/2014).
Surat Edaran Seskab tanggal 1 September 2014 berbunyi:
Menindaklanjuti hasil pertemuan antara Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Terpilih Periode 2014 - 2019 Bapak Joko Widodo pada tanggal 27 Agustus 2014 di Bali, bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Permohonan koordinasi dan komunikasi dari Tim Transisi kepada Menteri dan Pimpinan Lembaga anggota Kabinet Indonesia Bersatu IIagar dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Menteri Koordinator (Menko) dan Menteri Sekretaris Negara.
2. Sehubungan dengan hal tersebut, permohonan koordinasi dan komunikasi transisi kebijakan di bidang ekonomi agar dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Menko Bidang Perekonomian, sedangkan transisi kebijakan di bidang politik , hukum, pertahanan dan keamanan serta Hak Asasi Manusia (HAM) agar dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Menko Bidang Politik, Hukum dan HAM.
3. Permohonan transisi kebijakan bidang lainnya, termasuk kesejahteraan rakyat agar dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Menteri Sekretaris Negara.
Menurut Dipo Alam, beberapa menteri telah menerima laporan dari direksi BUMN, bahwa ada pihak-pihak yang mengatas-namakan tim transisi.
Dipo Alam kemudian menjelaskan latar belakang terbitnya surat edaran itu.
“Mereka kan belum kenal anggota-anggota tim transisi ini siapa orangnya. Mereka terkaget-kaget dilayani apa nggak. Jadi dikoordinasikan dulu, bukan saya menolak. Sekali lagi sesuai surat edaran saya, tidak ada kata menolak," kata Dipo Alam.
Berita Terkait
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
Terkini
-
Menhut Raja Juli Rahasiakan 12 Perusahaan 'Biang Kerok' Banjir Sumatra, Alasannya?
-
ICW Soroti Pemulihan Korupsi yang Seret: Rp 330 Triliun Bocor, Hanya 4,84 Persen yang Kembali
-
Boni Hargens Kritik Keras Komite Reformasi Polri, Terjebak dalam Paralisis Analisis
-
Heboh 250 Warga Satu Desa Tewas Saat Banjir Aceh, Bupati Armia: Itu Informasi Sesat!
-
SLHS Belum Beres, BGN Ancam Suspend Dapur MBG di Banyumas
-
DPR Sentil Pejabat Panggul Beras Bantuan: Gak Perlu Pencitraan, Serahkan Langsung!
-
Investigasi Banjir Sumatra: Bahlil Fokus Telusuri Tambang di Aceh dan Sumut
-
Catatan AJI: Masih Banyak Jurnalis Digaji Pas-pasan, Tanpa Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara