Suara.com - Politisi PDI Perjuangan Rahadi Zakaria berpendapat, biaya besar yang dihabiskan untuk pelaksanaan Pilkada langsung, jangan dijadikan alasan untuk mengembalikan Pilkada ke tangan DPRD.
Dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (13/9/2014), Rahadi menyatakan demokrasi adalah kedaulatan rakyat yang harus dibayar negara tanpa merampas hak politik rakyat.
"Pilkada untuk siapa? Ya untuk rakyat. Kalau untuk rakyat siapa yang harus memilih, tentunya rakyat. Undang Undang telah memberi kewenangan yang sifatnya sangat melekat kepada rakyat, ya harus rakyat yang melaksanakan," jelas Rahardi di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/9/2014).
Kubu yang anti-Pilkada langsung, dalam forum yang sama sempat mengatakan Pilkada langsung sudah memiliki banyak cacat dan harus dievaluasi.
Menurut Anggota Panja RUU Pilkada dari Fraksi PDIP ini, apa yang disampaikan kubu penolak Pilkada langsung dari Koalisi Merah Putih, hanya bentuk ketakutan atas kekuatan pemerintahan Jokowi. Ketakutan seperti itu dinilainya berlebihan.
“Mereka, KMP (Koalisi Merah Putih) ini sebenarnya takut kehilangan kekuasaan, dan mereka melakukan ini semata-mata demi kekuasaan. Ini tergantung niat kita kok, Pilkada langsung mau biaya berapa, penghematan berapa, tergantung nanti diatur dalam Undang-Undang berikutnya," imbuhnya.
Hal lain yang dikomentarinya terkait kekurangan Pilkada langsung adalah banyaknya Kepala daerah yang terlibat korupsi. Menurutnya hal tersebut sangat bergantung kepada pribadi setiap orang dan tentunya pada niat seseorang serta peluangnya.
"Tergantung mentalnya. Saya kira itu alasan yang dicari-cari. Rakyat harus diberikan haknya menentukan pilihannya, kalau kembali ke DPRD itu adalah suatu langkah mundur," tegasnya lagi..
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Snapdragon Paling Murah untuk Kebutuhan Sehari-hari, Mulai dari Rp 1 Jutaan
-
7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
Terkini
-
MKD Gelar Sidang Putusan Anggota DPR Nonaktif Hari Ini, Uya Kuya Hingga Ahmad Sahroni Hadir
-
Identitas 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Diumumkan Besok, Polda Undang Keluarga Reno, Ada Apa?
-
Berdayakan UMKM dan Keuangan Inklusif Desa, BNI Raih Outstanding Contribution to Empowering MSMEs
-
Heboh Pria Cepak di Tanah Abang Tabrakan Diri ke Mobil, Aksinya Diolok-olok: Akting Kurang Natural
-
Dibiayai Rakyat Sampai Masuk Lubang Kubur, Menhan Minta Prajurit TNI Hormati dan Lindungi Rakyat
-
Prabowo 'Gebrak Meja', Utang Whoosh Rp1,2 T per Tahun Dibayar Pakai Duit Rampasan Koruptor
-
Terkuak! Alasan Bripda W Habisi Dosen di Jambi, Skenario Licik Gagal Total Gara-gara Wig
-
Cekik hingga Tinju Korbannya, 2 Cewek Kasus Penganiayaan di Sulsel Cuma Dihukum Bersihkan Posyandu
-
Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh
-
Detik-detik Mengerikan Banjir Bandang Seret Mahasiswa KKN UIN Walisongo di Kendal, 3 Tewas 3 Hilang