Suara.com - Politisi muda dari Fraksi Golkar, Agus Gumiwang, bercerita kalau dirinya dijauhi alias tidak pernah lagi diajak berbicara oleh para petinggi fraksinya sejak menyatakan sikap berbeda soal RUU Pilkada. Agus lebih mendukung Pilkada langsung ketimbang Pilkada lewat DPRD seperti arahan DPP Golkar.
“Saya sudah tak pernah diajak ‘ngobrol’ teman-teman fraksi mas,” ujar Agus kepada suara.com melalui sambungan telepon, Kamis (24/9/2014).
Bukan sekali ini saja Agus berbeda dengan sikap partai berlambang beringin itu. Agus bersama politisi muda lainnya cukup vokal menyuarakan sikap partai yang salah karena memilih Prabowo. Agus sendiri saat ini memilih pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Dia bahkan ikut dipecat bersama dua kader Golkar lainnya yakni Nusron Wahid dan Poempida Hidayatullah.
Seperti perlawanan sebelumnya, Agus juga kini tak mau diam melainkan melobi sejumlah teman fraksinya untuk menyokong Pilkada langsung.
“Kita akan terus berjuang dan mengajak teman-teman,” katanya pada Selasa (23/9/2014) kemarin.
Dia bahkan mengklaim berhasil mengajak koleganya beralih, tapi cara yang bakal diambil mereka untuk melawan partai yakni dengan tidak hadir saat pengesahan RUU Pilkada nanti.
“Sesungguhnya mereka tahu kekeliruan partai, tapi tidak semua orang berani,” kata Agus.
Dia mengklaim sudah berbicara dengan beberapa anggota yang menyatakan sejalan dengan Poros Muda Partai Golkar untuk mendukung Pilkada langsung ketimbang Pilkada lewat mekanisme DPRD.
“Kalau bicara one on one, mereka sudah sepakat, tapi sekali lagi tidak semua orang berani,” terangnya lagi.
Agus sendiri tidak bisa memastikan berapa jumlah anggota Fraksi Golkar yang tidak sepakat dan diperkirakan tidak hadir di Paripurna ke 7 untuk mengesahkan RUU Pilkada, namun dia memastikan kalau Poros Muda Partai Golkar yang juga berisi Anggota Fraksi sudah siap menyatakan penolakan secara terbuka.
Selain Agus, Yorrys Raweyai dan Poempida Hidayatullah juga menyatakan menolak Pilkada lewat DPRD.
Sejumlah alasan yang menjadi penolakan yakni Pilkada DPRD mencederai dan merampas hak rakyat, serta dugaan akan terjadinya kartel politik yang dikuasi segelintir politisi di DPRD.
“Karena ini bagian dari perjuangan hati nurani,” tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Rais Aam PBNU Kembali Mangkir, Para Kiai Sepuh Khawatir NU Terancam Pecah
-
Puasa Rajab Berapa Hari yang Dianjurkan? Catat Jadwal Berpuasa Lengkap Ayyamul Bidh dan Senin Kamis
-
Doa Buka Puasa Rajab Lengkap dengan Artinya, Jangan Sampai Terlewat!
-
Pedagang Korban Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Mulai Tempati Kios Sementara
-
Buku "Jokowi's White Paper" Ditelanjangi Polisi: Cuma Asumsi, Bukan Karya Ilmiah
-
Gibran Turun Gunung ke Nias, Minta Jembatan 'Penyelamat' Siswa Segera Dibangun
-
Mensos Salurkan Santunan Rp15 Juta bagi Ahli Waris Korban Bencana di Sibolga
-
Pengamat: Sikap Terbuka Mendagri Tito Tunjukkan Kepedulian di Masa Bencana
-
Anjing Pelacak K-9 Dikerahkan Cari Korban Tertimbun Longsor di Sibolga-Padangsidimpuan
-
Ibu-Ibu Korban Bencana Sumatra Masih Syok Tak Percaya Rumah Hilang, Apa Langkah Mendesak Pemerintah?